> CINCO <

423 86 9
                                    

Votement = Update

.

.

.

~Happy Reading~

.

.

.

Saat sampai di rumah, Jefan menarik rambut Juna kasar. Dia membawa sang adik masuk ke kamarnya. Sesekali Juna meringis pelan karena rambutnya seakan ingin lepas dari kulit kepalanya. Setelah sampai di kamar, Jefan mendorong Juna lalu menamparnya.

"Gue pernah bilang apa sama lo?" Jefan menatap tajam Juna yang tersungkur di depannya.

"'Jangan dekati teman teman kakak!'"

"Kenapa masih deketin juga?"

"Bukan aku yang dekati mereka, tapi mereka yang dekati aku."

"Mau ngelawan lo? Berani sama gue?" Jefan menaikkan nada suaranya.

Plakkk

Yang pertama tadi pipi kanan, yang sekarang pipi kiri. Tamparan nya lebih kuat dari yang sebelumnya. Juna tersenyum kecil setelah mendapat tamparan yang kedua. Dia memberanikan diri menatap sang kakak yang berdiri di depannya.

"Pukul aku kak! Pukul sepuas kakak, kalo itu bisa buat kakak bahagia lakukan lah!" kata Juna dengan senyum yang masih dia pertahankan.

Jefan mencengkeram kerah baju Juna, memaksa yang lebih muda untuk berdiri.

"Lo yakin?"

"Aku yak..." belum sempat Juna menyelesaikan kalimatnya, sebuah pukulan mendarat di pipi kirinya. Disusul dengan tamparan tamparan berikutnya.

Juna terlihat lemas setelah mendapat tamparan yang dia sendiri tidak tau ke berapa. Namun dia tetap mempertahankan senyum manisnya. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan kakaknya.

"Kenapa gue belum puas lihat lo kaya gini?" Jefan mengambil cutter yang ada di meja belajar Juna.

"Kalo gue main pakek ini gimana?" Juna menatap Jefan yang berjalan kearahnya dengan cutter di tangannya. Ada sedikit perasaan takut dalam diri Juna.

Jefan kembali menarik Juna untuk berdiri, membawa tubuh lemas itu ke almari yang ada di sebelahnya.

"Kalo gue bunuh lo sekarang gimana?" Juna kembali tersenyum.

"Lakukan lah! Apapun yang membuat kakak bahagia, aku akan menerimanya." Jefan mengeram, dia benci adiknya terlihat sok kuat seperti ini.

"Jangan menunjukkan senyum itu dihadapan gue! Gue benci itu." Jefan berteriak di depan wajah Juna.

"Kenapa kak? Bukankah senyum menandakan kita bahagia? Maka aku sedang bahagia saat ini."

"Lo gila? Didepan lo ada orang yang ingin membunuh lo, tapi lo bahagia?"

"Selama kak Jeje bahagia, aku akan bahagia." Jefan menatap lekat manik Indah Juna, mencari kebohongan dari dalamnya. Namun tangannya tidak tinggal diam, dia menggoreskan cutter itu di telapak tangan Juna.

Juna berusaha menahan rasa sakitnya, namun itu tidak bertahan lama setelah Jefan dengan sengaja memperdalam tusukkannya.

"Akh..." Juna merintih pelan. Jefan mengangkat cutter nya, membawanya ke leher yang lebih muda.

Eternal Smile || Sunhak ft. HyunjaeWhere stories live. Discover now