Sharing ❘ Jaepil

63 10 0
                                        

Wonpil melihat Jae yang bekerja semalaman menjadi iba. Dia berinisiatif untuk melakukan sesuatu yang dapat mencerahkan kembali hari suaminya tersebut.

Jadinya dia bangun pagi untuk belanja ke pasar membeli bahan-bahan yang akan diperlukan ketika memasak makanan untuk Jae. Dia ingin memasak nasi goreng kali ini, dia tahu itu adalah favorit Jae.

Jae yang melihat Wonpil sudah memasak di dapur saat matahari bahkan belum memunculkan cahaya sedikitpun itu bingung, biasanya jika tidak dibangunkan Wonpil akan ketiduran. Ia tersenyum, mungkin dia ada acara penting membuatnya harus masak lebih awal. Dia pun membenarkan posisi kacamatanya dan kembali mengetik di layar laptopnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya nasi goreng buatan Wonpil sudah siap untuk dihidangkan. Dengan menambahkan sedikit bawang goreng sebagai pemanis dan membuatkan segelas teh hangat, dia membawa makanan tersebut ke hadapan Jae.

"Mas, makan ya? Dari semalem gak makan-makan. Liat itu pipi kamu udah gak berisi lagi, jadi tirus lagi," ujarnya sambil memainkan pipi Jae.

Jae terkekeh pelan, "kamu duluan aja, ini mas tinggal 3 paragraf lagi selesai kok."

Wonpil dengan ide gilanya mulai menarik sepiring nasi goreng tersebut dan menyuapi dirinya sendiri sesendok nasi tersebut, sedikit mengunyahnya lalu, tiba-tiba saja mengejutkan Jae yang melihat Wonpil sudah berada di pangkuannya.

"Wonpil! Jangan bikin kaget, nanti laptopnya rusak!!" Seru Jae sambil masih menetralisirkan suara jantungnya yang berdetak dengan cepat.

Wonpil tak merespon. Dia lebih memilih untuk menarik wajah suaminya sehingga bertatapan dengannya untuk beberapa menit sebelum menciumi bibir Jae dengan mulutnya yang masih berisikan nasi goreng.

Belum merasa tenang dengan kejadian sebelumnya, Jae dibuat terkejut lagi dengan ciuman kekasihnya yang sangat mendadak, ditambah lagi ia bisa merasakan adanya rasa asin dan pedas nasi goreng di dalam mulut Wonpil.

Dengan reflek, Jae menarik pinggang Wonpil agar lebih mendekat padanya dan mulai memperdalam ciuman mereka.

Nasi yang perlahan mulai habis itulah yang menjadi pemberhentian sesi ciuman kedua pasangan ini. Wonpil seakan tidak merasa bosan mulai menyuapi dirinya lagi dengan nasi goreng tersebut dan mencium kembali suaminya itu.

"Pil, haus.." keluh Jae.

Wonpil mengambil secangkir teh hangat yang berada di meja bekerja Jae dan langsung meminum teh tersebut dan menyalurkan kembali rasa manis dari teh itu melalui mulutnya yang dengan senang hati diterima oleh Jae.

Walau dalam keadaan terkejut, Jae tidak bisa menolak bila Wonpil mengajaknya untuk melakukan hal ekstrim satu ini. Nasi dan minumannya terasa lebih lezat dibanding dia yang harus mengunyahnya sendiri.

Terus menerus dilakukan sampai akhirnya makanan dan minumannya habis tak tersisa di piring dan gelas yang sudah disajikan. Jae tersenyum lembut setelah melihat Wonpil sedikit kelelahan karena harus melakukan semuanya, untuk Jae.

"Terima kasih, Wonpil," ucap Jae sambil mengibasi wajah dan leher Wonpil dengan tangannya guna untuk membuat pasangannya merasa dingin untuk sementara waktu.

"Jangan lembur terus, di kamar gak ada yang meluk," pinta Wonpil setelah memeluk Jae dengan kelelahan yang dirasa, dia pun perlahan menutup matanya untuk tertidur di dekapan sang suami.

"You could hang on like that, and we'll get ice cream after this," Jae berkata dengan mengelus-elus surai berwarna cokelat terang milik Wonpil yang sudah tertidur.

Jae tersenyum kembali melihat pemandangan seperti ini di pagi hari dengan angin-angin yang masuk dari jendela ruang tamu sedikit terbuka berhembusan menyejukkan mereka. He loves that.

 He loves that

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Jaepil's StoryWo Geschichten leben. Entdecke jetzt