Lakukanlah ❘ Jaepil

112 8 2
                                        

Wonpil mengangkat badan Jae kedalam rumahnya, menyapa orang tuanya, lalu langsung mengarah ke kamar Jae untuk membaringkan tubuh Jae yang tertidur pulas.

Bukan mabuk atau bagaimana, Jae ketiduran saat mereka makan di restoran setelah pulang dari kampusnya. Wonpil mau tak mau harus menyetir mobil dan mengangkatnya ke dalam kamarnya.

Lagipula Wonpil tak keberatan.
Jika aktivitas tersebut terlibat nama Jae, ia pasti akan melakukannya dengan senang hati.
Karena dia akan mepakukan apapun untuk orang yang ia cintai yang sekarang tengah tertidur sambil masih memakai kacamatanya.

Wonpil terkekeh pelan melihat pemandangan tersebut, ia menggerakkan tangannya untuk melepas kacamata bulat yang membantu Jae melihat itu.
Tak lama kemudian, Wonpil masih berada di samping Jae yang tertidur, diam dan hanya memperhatikan wajah indah yang Jae miliki. Sungguh diluar dugaan bahwa ada seseorang sesempurna ini hidup dan bernafas bersama Wonpil, dan mengenalnya.

Wonpil tahu status mereka hanya sekedar teman tahu dari teman lain, tapi Wonpil memiliki harapan lebih sampai memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya dengan orang yang kini membuat Wonpil tergila-gila.

Lalu, perasaan itu kembali dirasakannya.
Perasaan negatif yang memberitahu jika Jae tidak akan menerimanya sebagai lebih dari teman.

Dengan berat hati, Wonpil memundurkan wajahnya kembali dan pelan-pelan bangkit dari tempat tidur Jae. Ia mengambil tas selempangannya hendak ingin pulang dan berpamitan dengan keluarga Jae.

Namun, tangan dingin tiba-tiba mengenggam pergelangan tangannya. Siapa lagi kalo bukan Jae yang sudah membuka matanya walau hanya sebelah.

"Lakukan."

"Hah?"

"Kau ingin menciumku kan? Ayo."

Wonpil tertawa garing, "Jae jangan bercanda"

─cup.

Hati Wonpil serasa ingin memuntahkan berbagai jenis bunga sangking bahagianya perasaannya yang bercampur dengan kesedihan mengetahui jika dia hanyalah teman.

"Menginaplah."

"Jae?"

"Shh"

Posisinya sekarang Jae memeluk dari belakang Wonpil yang sudah kelihatan patung yang dibaringkan di kasur empuk kamar Jae, sangat kaku, berbicara saja tidak sanggup rasanya Wonpil.

Menit berganti jam, Wonpil perlahan mulai pasrah dan menenangkan tubuhnya yang sedaritadi menegang. Dan Jae yang semakin mendekat kepada Wonpil, menciumi bau madu dari badan Wonpil, ia jadi semakin mengantuk dibuatnya.

Jae terkekeh, "Will you be mine?"

"I'm already yours."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jaepil's StoryWhere stories live. Discover now