─Tok! Tok!
"Pil?!" Teriak Jae dari rumah Wonpil.
"Tunggu!!!" Teriak Wonpil dari dalam rumah.
Jae menunggu sambil memainkan gelang berwarna hitam yang bertuliskan nama temannya; Wonpil disitu. Ia tersenyum miris, hanya teman.
Saat pintu terbuka. Wonpil muncul dengan polosnya sambil menyikat giginya, "Jae?"
Sebelum menjawab Jae menyentuh bibir Wonpil yang dipenuhi dengan pasta gigi, bahkan ada yang sampai terjatuh. Oleh sebab itu, Jae membersihkannya.
"Ah maaf, aku tidak tau kalo Jae mau datang." Ucap lelaki bersurai coklat gelap tersebut sembari menggaruk-garuk lehernya.
Jae tersenyum, "tidak apa. Wanna eat together?" Tanyanya.
Wonpil membelalakan matanya, serius? Ini sudah jam 10 malam?? Dan Jae baru ingin mengajaknya makan?
"Uh- ini sudah telat. Sebaiknya Jae tidur saja, besok janji kita makan bersama."
"Di rumah tidak enak makanannya."
Wonpil memiringkan kepalanya, "Jae belum makan malam?"
"Sarapan saja tidak."
Disaat itu Wonpil hanya menatap rambut hitam Jae sembari memproses kalimat apa saja yang barusan Jae katakan dengan mudahnya.
"EHHHH??!!!! DARI PAGI BELUM MAKAN?!!"
Jae terkejut dengan teriakan Wonpil yang histeris. Memang kenapa? Di rumah tidak ada yang peduli bahkan untuk membuatkanku omelet.
"Tu-tunggu sebentar! Aku akan memasakkanmu sesuatu!!" Sahut Wonpil sebelum kembali untuk ke kamar mandi menyelesaikan skincare malamnya, lalu segera memasak.
Jae hanya dipersilahkan Wonpil duduk di meja makan rumahnya itu, sambil melihat-lihat keseluruh isi rumah orang yang ia cintai. Disana banyak sekali foto-foto masa kecil Wonpil yang diabadikan oleh kedua orangtuanya. Sangat harmonis dan berbeda dari punya Jae.
"Uh anu, Jae punya penyakit maag tidak?"
Jae mengangguk,"tapi tidak terasa."
"Eh? Memangnya tidak sakit perutmu??"
"Yaah, aku sudah terbiasa."
Alis kanan Wonpil otomatis naik keatas memberi kode kepada Jae untuk dijelaskan lebih teliti lagi apa yang dimaksudnya dengan 'sudah terbiasa.'
"Begini, aku pernah tidak makan selama 10 hari penuh."
Wonpil tidak bisa berkata apapun saat itu juga. Bagaimana dia bisa tidak tahu kalo temannya sedang maag dan tidak makan selama 10 hari padahal dia temannya?..
Wonpil merasa seperti teman yang tidak berguna.
"Kalo Jae butuh makan, datang ke rumah aku saja. Ohya! Aku masih ada daging dari ibu bekas kami merayakan masuknya aku kampus ternama, eh sebentar Jae!" Serunya sambil kembali membuka kulkas.
Manis sekali, pikir Jae.
Bukan hanya kelakuan dan juga wajahnya. Tetapi, dari latar belakang saja Wonpil memiliki keluarga dan kerabat yang peduli dengannya. Membuat Jae makin jatuh cinta pada anak itu.
─beberapa menit kemudian.
"Tadaaa! Omelet daging sudah siapp!!" Teriak Wonpil.
Jae tersenyum, "terima kasih Pil."
"Tak perlu hehe, aku memang tidak sanggup menghabiskan dagingnya sendirian.. jadi aku memakannya dengan orang tersayang selain keluargaku!"
Jae menghentikan pergerakannya memegang sendok, orang tersayang haha. Kembali kepada gelang persahabatan itu Jae, sadar.
DU LIEST GERADE
Jaepil's Story
FanfictionBeberapa cerita dikumpulkan disini, dibuat jika mempunyai ide yang menurut saya cemerlang dan ingin meminta maaf jika buku seperti ini membuat anda merasa tidak nyaman dan terganggu. Dan ingin berterima kasih jika menyukai buku ini sepenuh hatinya...
