Couple bus ❘ Jaepil

63 10 0
                                        

"So.. kau ambil cuti juga?," Jae bertanya kepada rekan kerjanya.

Wonpil, rekan kerja Jae pun menganggukan kepalanya beberapa kali, "yep, i'm pretty tired."

Jae tersenyum kecil kemudian mengulurkan lengannya ke atas udara mencoba untuk merilekskan diri untuk tidur sementara, "that's a good decisions."

"Kau mau tidur?"

"Yes."

"Nanti giliran bismu sebentar lagi sampai..?"

"Kau bisa bangunkan aku."

"Oke.. baiklah."

Menit bergantikan jam akhirnya, bis berhenti di tempat Wonpil dan rekan kerjanya, Jae. Tanpa diragukan lagi, itu pasti bis yang akan ditumpangi Jae.

Wonpil yang mengetahui hal tersebut langsung saja menggoncang-goncangkan tubuh Jae sampai dia terjatuh bahkan. Jae pun terbangun dengan rambutnya acak-acakan dan mata kalang kabut, "no need to be harsh dude.."

Setelah berbicara seperti itu, Jae memasuki bis tersebut dan tak lupa memberikan lambaian tangan kepada Wonpil meskipun sangat singkat untuk dilihat.

Namun, baru saja Wonpil ingin berjalan ke supermarket terdekat tangannya sudah ditarik oleh seseorang. Dia berbalik dan menemukan rekan kerjanya yang tadi tertidur, "kau lagi?"

"I forgot to bring money, this bus wanted me to take one person to accompany me."

"Why me..?"

"I don't know, maybe that bus is kind of like a couple bus where only couple don't pay for their ride."

"Memangnya ada?"

"Dude you ask too much, it's literally free for both of us."

"Don't 'dude' me?! Aku bahkan tak tahu kehidupanmu, kita tidak dekat di kantor maupun di luar. Tolong jaga jarakmu," Seru Wonpil.

Jae menaikkan sudut bibir kanannya, "you want me to call you darling?," lalu, mengedipkan sebelah kiri matanya.

"No, thank you." Ujar Wonpil dan mulai pergi ke supermarket untuk membeli makanan cepat saji sebelum pakaiannya ditarik kembali.

"Oh come on, akan kubuatkan mie instan nanti di apartemenku! Tapi, tolong aku lupa membawa uang!!" Rengek Jae sambil bergelantungan di lengan Wonpil.

"How bout' bubble tea?"

"What flavor?"

"The original one."

"Little expensive but alright."

"Deal."

Jae tersenyum setelah itu menggandeng tangan Wonpil ke bis mereka yang dinamakan sebagai 'Couple bus' oleh Jae, karena jika dia membawa pasangan maka dia tidak perlu pusing lagi untuk membayar alias bisnya gratis.

Wonpil dan Jaepun duduk di tempat yang sudah disediakan di dalam bis tersebut. Rasanya sangat canggung duduk bersama hampir berhimpitan dengan rekan kerjamu yang kau merasa tidak punya hubungan apapun dengan diri mereka.

"So, where you live?"

"Jangan pernah mencoba untuk mencari topik untuk kita bicarakan, aku muak denganmu."

"Hufft, okay sorry i didn't bring my money. I promise you, l'll treat you bubble tea later. But now i have a question, where you live?"

Wonpil menukikkan kedua alisnya dan memutarkan bola matanya sebelum menjawab, "daerah selatan dari tempat kerja kita, dekat dengan toko bunga Mother's petal flowers."

Jae membolakan matanya, terlihat jelas jika dia sedang merasa terkejut dengan jawaban yang dikatakan oleh Wonpil, "me too!"

"..really?"

"Okay, i don't have to cost more money to bring you back to your own apartment, positive things always around you kid!" Sorak Jae seraya mengacak-acak rambut cokelat terang milik Wonpil.

Wonpil hanya diam. Menikmati lagu yang terputar selama mereka di dalam bis tersebut, mungkin Jae benar. Hal-hal positif pasti selalu berada di sekitarmu, jika saja kau membiarkan dirimu sendiri merasa bersyukur dengan apa yang sudah ada sekarang.

Menunggu selamat 15 menit, Jae dan Wonpil sampai dengan selamat di apartemen mereka yang ajaibnya sama tempat hanya beda kamar.

Jae berada di lantai atas, sementara itu Wonpil berada di bawahnya Jae. Mungkin Jae lah pelaku dari kencangnya musik kemarin malam sehingga membuat Wonpil tak bisa bernapas dengan tenang apalagi menutup mata.

"Bubble tea?"

"Less sugar, and more milk."

"Yes sir!" Seru Jae sebelum kembali keluar dari apartemennya meninggalkan Wonpil sendirian disana.

Untuk mengisi waktu menunggunya, Wonpil melihat-melihat ke dalam apartemen rekan kerjanya. Susah dijelaskan bagaimana kamar pria itu terlihat seperti kadang ayam saja, lelucon yang dibuat oleh kepalanya itu berhasil membuat Wonpil sendiri terkekeh pelan.

"Padahal meja kerjanya yang paling rapi saat di kantor."

"I'M HOME!"

Wonpil hampir terserang penyakit jantung jika saja dia tidak memiliki stamina dan kekuatan yang stabil, "tak usah berteriak juga!!"

"Sorry, here's your bubble tea!"

"Thanks."

"Very welcome."

Jae tersenyum lebar menikmati pemandangannya di depan yang tak lain dan tak bukan adalah rekan kerjanya yang sedang menghabiskan minuman yang baru saja ia belikan. Satu hal yang Jae benci dari perasaannya sendiri, dia mudah sekali jatuh cinta dan terpesona dengan seseorang.

Tanpa alasan yang akurat, he just happened to fall deep in love with his coworker. Tapi, jika seseorang itu adalah Wonpil, mungkin dia akan mencoba untuk beradaptasi dengan perasaannya yang satu ini.

"Pil."

"Now we're having nicknames?"

"The heck? That's your real name dude.
If we're having nicknames, i'm gonna call you 'honey' simple. Problems solved."

"Apa?"

Satu hal yang Jae banggakan dari dirinya,
Dia tahu dia tak pantang menyerah dan bahwa,
Dia adalah pria yang berkarisma.

"Yes, honey?"

"Yes, honey?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jaepil's StoryWhere stories live. Discover now