20. Akhir Dari Masa Lalu

Start from the beginning
                                    

Setelah Lucas dan Yuta pergi, Winwin dan Haechan duduk di bangku untuk menunggu giliran mereka.

Waktu berlalu hampir satu jam, dan setelah kelompok penari itu tampil, giliran klub mereka tiba.

"Aku sangat gugup. Tenggorokanku terasa kering."

Haechan memegang lehernya. Dia merasa kini di dalam lehernya telah mengering, bahkan air liur yang dia telan tidak bisa membasahinya.

"Aku ke klub dulu, mengambil minum."

Winwin mengangguk, setelah itu Haechan berlari menuju ruang klub yang jaraknya sedikit jauh dari panggung. Setelah tiba, dia membuka tas dan mengambil botol minumannya. Meneguknya dengan cepat hingga air yang awalnya penuh, kini tinggal setengah.

Samar-samar Haechan mendengar suara pembawa acara mengucapkan terima kasih kepada penampil sebelumnya. Ini berarti giliran Haechan tiba. Dia dengan cepat berlari menuju belakang panggung.

Di sana telah berkumpul Jaehyun, Taeyong, dan juga Taeil. Mereka bersiap-siap untuk naik ke atas panggung.

"Cepat, Donghyuck."

Taeyong memanggil Haechan yang baru saja tiba. Kemudian Haechan mengikuti ketiga orang lainnya dan menaiki panggung.

Ketika menyentuh mic, tangan Haechan terasa bergetar. Dia menjadi gugup, padahal ini bukanlah pertama kali dia bernyanyi di depan semua orang. Mungkin karena ada Jaehyun di belakangnya atau panggung kali ini terasa lebih besar dari yang biasanya dia naiki.

Setelah semua alat musik disiapkan, suara stik drum mulai terdengar. Nada-nada indah dari paduan antara drum, bass, dan keyboard terdengar. Haechan memberikan senyumannya, kemudian bersiap untuk menyesuaikan lirik dengan irama.

Akan tetapi, tiba-tiba suara Haechan tak terdengar meski mulutnya telah terbuka. Lirik yang seharusnya telah diucapkan menjadi melenceng. Semua orang menatap dengan heran dan penasaran.

Haechan menyentuh tenggorokannya yang terasa panas. Tiba-tiba dia terbatuk dengan kuat. Rasanya sangat panas dan pedih di dalam. Seperti menelan banyak jarum. Haechan dengan susah payah menghirup udara karena batuknya yang semakin parah.

Jaehyun melemparkan stik drumnya dan menghampiri Haechan dengan wajah yang khawatir.

"Donghyuck? Kau baik-baik saja?" Jaehyun menyentuh pundak Haechan yang telah terduduk.

Haechan melihat tangannya yang berlumuran darah. Semua orang menutup mulut mereka karena terkejut.

Kepala Haechan terasa pusing. Telinganya tidak dapat mendengar apapun lagi. Beberapa saat kemudian dia jatuh pingsan.

Ketika Haechan membuka matanya, dia telah berada di rumah sakit. Haechan berdiri dan menyentuh lehernya. Di sana ada Winwin, Jaehyun, dan Taeyong. Mereka bertiga melihat Haechan dengan wajah sedih.

Haechan ingin bertanya, tapi suaranya tak terdengar. Dia terus memaksakan suaranya agar keluar hingga urat di lehernya terlihat dengan jelas.

"Jangan dipaksa, Donghyuck."

Haechan mengangkat wajahnya, melihat Winwin yang menahan air matanya.

"Suaramu ...."

Winwin tak sanggup mengatakannya, tapi Haechan paham dengan kalimat yang tergantung itu.

Dirinya bisu.

Suaranya menghilang.

Begitu juga dengan impiannya.

Impian untuk menjadi penyanyi terkenal di Korea. Impian untuk menyanyikan lagu tidur untuk anak-anaknya nanti.

Haechan yakin, jika dia memiliki anak, dia pasti akan dibenci.

Memiliki Ibu lelaki ditambah tak bisa bicara. Haechan sangat yakin, anaknya akan sulit menerima dirinya.

Sejak kejadian itu, rumor tentang dirinya menyebar dengan cepat. Semua orang yang dulunya menatap dengan kagum, kini berbalik badan. Seolah-olah tak mengenalnya. Orang yang memendam kebencian padanya mulai menunjukkannya secara terang-terangan.

Jaehyun yang dianggap baik oleh Haechan pun terlihat seperti menghindari dirinya. Haechan harus keluar dari klub musik karena dia tak memiliki apapun untuk membantu meningkatkan prestasi klub.

Bahkan Winwin, satu-satunya orang yang dianggap Haechan sebagai teman dekatnya yang paling tulus juga menjauhi dirinya.

Tak ada yang mau berteman dengan seseorang yang cacat. Tak ada bakat, tak ada harta, tak ada yang bisa dimanfaatkan.

"Belajar bahasa isyarat bersamaku."

Kalimat itu ... berasal dari orang yang ditakuti Haechan. Orang yang melecehkannya di depan semua orang. Datang padanya yang tak memiliki semangat hidup.

Mengajaknya untuk mengikuti dirinya. Kemanapun dia pergi, apapun yang dilakukannya, Haechan akan ada di sana.

Satu-satunya orang yang berada di sisinya. Membantunya untuk melanjutkan hidup.

Lelaki itu ...

Yang menjadi suaminya di masa depan. Orang yang dia takuti, bahkan setelah waktu yang mereka habiskan bersama. Haechan ... tak bisa mencintainya.







Tbc

PENGUMUMAN! CERITA INI BERBAYAR!

TIAP CHAPTER WAJIB BAYAR DENGAN VOTE DAN KOMEN!

TERIMAKASIH.

Bagaimana kesan kalian dengan chap kali ini? Menyakitkan? Biasa saja? Menggelikan? Aneh? Syakied?

Sampai jumpa beberapa jam kemudian~ (kalo uee mau up double WKWKWKWKWK, klo gk da yang komen mah Uee mager)

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now