Part 9

1.2K 127 26
                                    

Jam menunjukan pukul lima pagi, Jennie terbangun dari tidur indah nya, ia merasakan pelukan seseorang dan melihat kesamping kanan ternyata Yerim memeluk dia tidur. Seutas senyum terbit di bibir nya merasakan betapa beruntung nya Jennie mempunyai anak anak yang sayang pada nya walau anak anak nya selalu bikin dia emosi dan kesal karena menjahili adik nya sampai menangis.

Tak berselang lama wajah yang tersenyum di gantikan dengan wajah kaget saat melihat anak nya Lisa  tidur kepala di bawah dan kaki nya berada di perut nya, ia pun geleng geleng kepala lalu melihat sebelah kiri Joy tidur memeluk Rose seperti bantal guling kaki nya berada di tubuh sang adik, sedangkan Rose anteng dan nyenyak tidur, perlahan lahan Jennie menyingkirkan tangan Yerim dari pelukan beralih pada kaki anak nya Lisa. Setelah bebas dari kedua anak nya, Jennie mengangcingkan baju nya lalu turun dari kasur memperbaiki tidur putri putri nya.

Setelah selesai, ia beranjak ke kekamar mandi menggosok gigi dan cuci muka tak butuh lama ia melangkah keluar dari kamar mandi menuju pintu, ia akan memasak sarapan untuk anak anak nya. Sesampai di dapur Jennie melihat bahan bahan di dalam kulkas namun tak ada apa apun, ia menghela nafas samar lalu duduk di kursi meja makan memikirkan apa yang akan ia masak.

Jennie terlalu larut dalam kesedihan hingga mengabaikan anak anak nya serta kebutuhan mereka sehari hari, rasa bersalah mulai muncul di hati Jennie. Tak seharus nya ia begitu larut dalam kesedihan masih ada putri nya yang menjadi penyemangat hidup dia, sunggu jennie ingin memaki diri nya sendiri, sekarang ia bingung apa yang mau di masak tak ada apa pun, terdiam dan melamun hanya itu yang di lakukan oleh Jennie.

Di kamar Joy bangun dari tidur nya, melihat kearah samping terlihat adik adik nya, ia tak menemukan sang mommy, ia duduk sejenak memandang wajah adik adik nya. Joy merasa sedih dan sakit kehilangan daddy namun ia harus tegar dan kuat karena dia adalah anak pertama dan kakak buat melindungi, menguatkan, tegar dan menjaga serta merawat adik adik dan mommy nya. Sejenak ia melamun dan terdiam menatap sendu kearah adik adik nya, sungguh ia merasa hancur kehilangan orang yang disayangi namun tuhan lebih menyayangi daddy nya.

Joy berjanji pada diri nya sendiri akan menjadi anak yang bisa membantu mommy nya mengurus sang adik dan menjadi kakak yang baik dan menjaga serta merawat adik adik nya. Ia tak ingin membebani mommy nya karena ia tahu bahwa Jennie masih belum bisa melepas kepergian daddy nya, ia harus semangat karena kehidupan harus ia jalani, Joy keluar kamar Jennie lalu berjalan menuju kamar nya namun saat ingin ke kamar nya ia melihat mommy nya duduk melamun.

Suara derap langkah menuruni tangga membuat Jennie tersentak dari lamunan menoleh kearah suara terlihat sang anak menghampiri nya.

"Pagii mom, kenapa mommy melamun?" tanya Joy yang sudah berada disamping Jennie

Jennie menggeleng pelan tersenyum kearah Joy.

"Pagi juga sayang, mommy bingung mau masak apa Joy, gak ada bahan makanan" keluh Jennie

Joy mengangguk paham lalu berjalan menuju kulkas melihat tak ada isi nya, ia kembali menghampiri sang mommy. Duduk disamping Jennie yang terlihat menunduk

"Gak usah masak mom kalo gak ada bahan masakan, nanti kita biar sarapan di kantin saja" ucap Joy lembut

Jennie mendongak melihat kearah putri nya sedang tersenyum walau ia tau bahwa anak anak nya pasti akan lapar.

"Maafin mommy Joy, mommy telah mengabaikan kalian hingga tak peduli dengan bahan bahan dapur,mommy terlalu larut dalam kesedihan nak hiks, mommy minta maaf" Jennie menangis

"Mom, gapapa kok. Aku dan adik adik pasti ngerti kok mom kenapa mommy kayak gini, kami tau mommy sangat mencintai daddy dan sangat kehilangannya. Mom aku hanya ingin mommy kembali tersenyum dan semangat mom. Kesedihan terlalu larut akan buat mommy semakin terpuruk dan tak bisa mengikhlaskan daddy pergi" ucap Joy menghapus air mata Jennie

KIM FAMILY (END)Where stories live. Discover now