#2 Teman baru

155 71 25
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمٍ

"Seseorang itu tergantung dari Agama Sahabatnya, maka perhatikanlah salah seorang dari kamu. Kepada siapa dia bersahabat."

(HR. Abu Daud)

••••

Jam 22:00
Di rumah Nazril

Tok.. Tok.. Tok! Suara pintu kamarku diketuk.

"Nak, kamu belum tidur? Ayo cepat berhenti main handphone dan tidur," ucap Mama membuka pintu kamar.

"Astaghfirullah~ siapa juga yang main handphone ... ini aku tidak bisa tidur Mam."

"Kenapa?"

"Mmm gugup?" sahutku ragu. "besok kan hari pertama belajar. Aku belum punya teman di kelas."

"Kamu mau cari teman baru?"

Aku mengangguk dan menatap wajah Mama yang selalu tersenyum setiap bertatapan denganku.

"... Mmm Mama ada saran, kamu mau dengar?"

"Boleh."

"Jika kamu bertemu dengan orang yang dalam ilmu agamanya, maka jadikanlah dia sebagai sahabatmu. Jika bertemu dengan kebalikannya dan dia ingin berteman maka temanilah dia dan ajarkan padanya apa yang belum dia ketahui, siapa tahu ilmu yang kamu berikan akan menolongmu di akhirat kelak."

"Bagaimana kalau ketika aku berteman dengan anak-anak nakal dan malah yang terpengaruh malah aku?"

"Selama imanmu kuat itu tidak akan terjadi, tapi ada baiknya untuk jaga-jaga bertemanlah dengan mereka seadanya. Tegur mereka kalau menurutmu salah dan jika mereka tidak mendengarkan maka tinggalkanlah mereka."

Aku termenung sesaat, aku ragu apakah aku bisa membedakan yang mana teman yang baik untukku dan yang mana yang tidak baik untukku.

Mama lalu mengelus puncak kepalaku. "Jika kamu merasa ragu, maka bertawakal lah kepada Allah dan memintalah Kepada-Nya agar di berikan teman yang baik."

"Baiklah Mam," Jawabku tersenyum.

••••

Jam di tanganku sudah menunjukkan jam 7:30 yang artinya 15 menit lagi kelas pertama akan di mulai, sedangkan aku masih di perjalanan.

Tap.. Tap.. Tap! Suara langkah kakiku terburu-buru melewati gerbang sekolah yang hampir ditutup Pak satpam.

"PERMISI PAK!" teriakku berbalik dan melambaikan tangan kepada Pak satpam yang terlihat murung.

Dengan napas terengah-engah aku berdiri di depan kelas melihat semua orang telah memiliki tempat duduknya masing-masing.

Aku melirik ke sana ke mari melihat semua orang sudah duduk di bangku masing-masing.

Aku dapati dua hal menarik di dalam kelasku ini. Pertama aku akan duduk sebangku dengan anak laki-laki yang kerjanya tidur di kelas, kedua aku sekelas dengan dua gadis bercadar dan salah satu dari mereka yang kemarin membuatku gemas.

Di kelas ini, semuanya terasa asing dan itu artinya aku harus mulai dari awal lagi.

Bruk!

Aku duduk di bangku kosong sebelah pemuda yang masih tertidur pulas.

Aku menarik napas panjang dan menyandarkan tubuhku di bangku.

"Fyuh~" Aku menghela napas lega bisa beristirahat sejenak.

Bersemi Dalam DiamOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz