Raiden-chapter 35

Magsimula sa umpisa
                                    

Dengan raut wajah datar Raiden mengganguk kepala. Dibawah meja, Alena dengan erat menggengam tangan lelaki itu. Raiden mengelus tangan gadis itu guna menenangkan perasaannya.

"Alena udah selesai." Gadis itu beranjak dari duduk. Dengan keberanian Alena mendekat pada Geno menyalami Ayahnya menahan air mata itu kembali untuk turun.

"Hati-hati, semangat belajar anak Ayah." Alena menarik sudut bibir paksa untuk tersenyum.

Lalu ia beralih menyalami Devan memeluk lelaki itu erat. "Alena berangkat sekolah dulu, abang jangan kecapekan lagi kerjanya."

Devan membalas pelukkan sang adik tak kalah erat. "Iya, jangan nangis lagi jadi jelek."

Alena mendengus lalu beralih menarik tangan Samudra. Padahal lelaki itu sudah mengangkat tangan pertanda Alena untuk memeluknya.

"Abang juga sekolah ayo! Bentar lagi mau lulus juga," ucap gadis itu menarik tangan Samudra.

"Gak romantis lo sama gue." Decak nya.

"Ayo berangkat!" Deru Alena.

°°°

Didalam kelas, Alena sedang menatap ke arah luar jendela, wajah gadis itu terlihat sendu. Pikiranya sedang kosong sekarang.

"Alena lo kenapa?" Bisik Dira pelan, karena didepan ada seorang guru yang sedang menjelaskan.

Gadis itu menggeleng dengan tersenyum. "Gak kenapa-kenapa kok."

"Lo gak bisa bohongin gue Al."

Alena menghembus nafas pelan. "Nanti aku ceritain."

Dira mengganguk paham ia mengusap bahu sahabatnya yang terlihat sedang tidak baik-baik saja. Setahu Dira Ayah Alena sudah pulang ke indonesia mengapa Alena terlihat sedih? Biasanya gadis ini selalu ceria bahkan sangat aktif. Mungkin setelah Alena cerita nanti ia akan tahu apa penyebab kemurungan sahabatnya ini.

Bunda sedih gak ya kalo Ayah nikah lagi? Batin Alena.

Kalo Bunda nangis disana gimana? Yang hapus air mata Bunda siapa? Semoga aja Bunda gak lihat. Lirih gadis itu.

°°°

Di perpustakaan sekolah sekarang lah Alena dan para sahabatnya berada. Suasana terlihat sangat sepi karena hanya ada mereka saja didalam perpustakaan.

"Ada yang mau coba lo ceritain sesuatu ke kita?" Tanya Rella.

Alena mengganguk pelan. "Ada," ucapnya pelan.

"Kita sahabatan Al kita dengerin cerita lo bukan hanya sekedar ingin tahu lalu pergi. Kita pasti bantuin lo saat lo sedih. Gue gak biasa liat wajah murung lo kaya tadi pagi," ucap Dira menggengam kedua tangan Alena.

"Kita bukan orang asing bagi lo kan? Apa lo butuh waktu buat cerita? Kalo belom siap gak papa kok, kita bisa selalu buat lo happy aja biar gak sedih lagi." Imbuh Ghea mengusap pelan bahu Alena.

"Aku percaya kok sama kalian. Ayah aku udah pulang ke indonesia, kalian biasa liat wajah aku pasti seneng banget kan kalo Ayah aku pulang? Kenapa sekarang enggak, soalnya Ayah bawa berita bahagia untuk dirinya sendiri tapi aku enggak."

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon