CH. 16| Chagi

291 59 10
                                    

🌙 𝑎𝑢𝑡ℎ𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑙𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎. 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 ♡

𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 ♡

──── ◉ ────

Tak lama setelah berbaikan, Yoongi tetap menyuruh Sena untuk segera pulang, karena memang sedari awal ia tidak tenang tapi bukan berarti tidak nyaman. Ini lebih kepada rasa malu dan tersipu namun ia tidak ingin memperlihatkannya. Yoongi memang begitu.

Sebuah mobil taksi sudah terparkir sedari tadi namun Sena masih enggan untuk pulang. Katanya masih rindu, lagi-lagi begitu. Dan Yoongi terus saja mengeluh.

"Ayolah, ahjussi itu sudah menunggumu dari tadi."

"Tidak mau, kau bilang masih merindukanku." Sena mengeratkan genggaman tangannya.

Yoongi berpikir sepuluh kali lipat memikirkan cara lain agar Sena segera pulang. Dan ia ingat Sena senang berada disisi Yoongi seharian jika perlu selamanya.

"Karena hari sudah malam terlebih lagi akan turun hujan bagaimana kalau kau pulang sekarang dan sebagai gantinya aku ... Aku ... Aku-"

"Cepat katakan!"

"Ah!" Yoongi menggeser tubuhnya ketika Sena mencubit kecil perutnya.

"P-pergi kencan!"

"Ya??? BENARKAH??"

"Nanti aku kabari. Sekarang cepat masuk." Yoongi mendorong lembut tubuh Sena agar gadis itu segera pulang. Dan Sena menurut sembari melambaikan tangan dari balik kaca mobil.

____

Sampai pagi ini Yoongi masih sering mondar mandir seraya berpikir, apa aku pria sinting, kenapa mengajaknya berkencan, apa aku masih waras? Berapa kadar kewarasanku? Shin Sena? Seorang gadis? TAPI KENAPA?

"Kenapa mondar mandir Yoongi-ya?" Paman datang dari balik pintu dapur setelah mengambil kuali besar.

"Oh? Waktunya untuk menggoreng paman? Biar aku saja."

"Tidak, ini tugas paman. Kenapa? Kau gelisah karena Sena?"

"TIDAK!"

Kontan paman terkekeh geli. "Kenapa reaksimu berlebihan? Haha sudahlah, kemungkinan Sena akan datang sore hari."

Apa sore hari? Ah gawat. Yoongi agaknya sedikit menyesal perihal kata kencan yang mereka bahas tadi malam.

Lebih anehnya lagi Yoongi mengajak Sena kencan namun tidak tahu apa yang akan mereka lakukan selain mengajak Sena melihat tumbuhan hidup di dalam rumah.

Butuh waktu sekitar satu jam lagi, pergantian shift antara Sena dan satu karyawan paman yang lain, pria yang biasa di panggil hyung oleh Yoongi.

"Kenapa? Hei! Padahal aku sudah memberitahumu tak-tik ampuhnya."

Yoongi dapat mendengar hyung tersebut bertukar percakapan melalui telepon genggam sembari menyalakan satu batang rokok di halaman belakang restoran.

"Katakan saja, kau mau makan ramyeon? Ah ... aku yakin itu adalah kencan terbaik kalian sepanjang abad ini. Kenapa? Apa lagi yang akan kalian lakukan, ajakan memakan ramyeon adalah pilihan yang tepat." Ada begitu banyak percakapan hyung tersebut sembari tertawa lepas, hampir tersedak asap rokok.

dare amore ; min yoongiWhere stories live. Discover now