Chapter 8

10 4 5
                                    

"ada apa nak ?"
Hana tersenyum melihat Ayahnya yang terlihat kebingunggan "tak apa Ayah, trimakasih untuk bonekanya" ucap Hana seraya menggambil boneka yang ada di depannya.

Hana mencoba menahan pilu hatinya sakit.
Ayah belikan Hana boneka panda, apa Ayah lupa Hana suka boneka beruang.

"Hana suka bonekanya ?"

Hana hanya diam manatap Ayahnya

"Hana ?, Hana ngk suka yaaa ?"

"Suka kok yah, tapi ntah kenapa Hana lebih suka kalo ini adalah Teddy Bear" Hana menatap Ayahnya dengan tersenyum tapi hatinya kecewa.

"Teddy Bear ?"

Apa ? Ayah kembali bertanya, Ayah benar-benar lupa.

"Sudahlah Ayah, lupakan saja".

Sekarang pukul 19:00 wib didaerah Jakarta pusat, Hana dan Fahri pun sudah berada di mobil menuju perjalanan pulang ke rumah, saat di perjalanan Hana mengajak Fahri mampir ke mall untuk membeli keperluan melukis Hana, dan membeli beberapa komik kesukaan Hana.

"Ayah, kita kapan berziarah kemakam Bunda lagi ?" Tanya Hana ketika mereka sudah di mobil lagi dan menuju jalan pulang, Fahri tak menjawab pertanyaan Hana Fahri hanya diam beberapa saat, lalu Fahri menepikan mobil nya dan menatap Hana dalam-dalam.

"Nak, Ayah minta ma'af selama ini Ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan Ayah, hingga lupa megajakmu berziarah kemakan Bunda" ucap Fahri sambil memegang pundak putrinya.

"Tapi..." Lanjut Fahri

"Terkadang pekerjaan itu tak bisa Ayah tinggalkan, Ayah bekerja untukmu Hana"
Fahri menatap Hana semakin dalam, tak tega rasanya untuk mengucapkan kalimat itu kepada Hana, tak terasa ada beberapa bulir air mata jatuh ke pipi Fahri.

"Ada apa Ayah ?"
Air mata Fahri semakin deras dan dia langsung memeluk Hana.

"Ma'afkan Ayah Hana, besok pagi Ayah harus terbang ke canada karena ada pekerjaan yang harus Ayah lakukan disana" ucap Fahri dengan iba dan air mata yang terus mengalir semakin deras

"Aya_h" Hana langsung melepaskan pelukan Fahri

"Ma'afkan Ayah nak"

"Ayah memang tak pernah punya waktu untuk Hana" ucap Hana yang sekarang juga menangis.

"Hana, dengarkan lah Ayah, Ayah tak ingin meninggalkanmu, tapi ini tanggung jawab ayah" ucap Fahri sambil memegangi pundak Hana.

"Apa aku bukan tanggung jawab ayah" guman Hana kecil hingga Ayah nya tak dapat mendengar apa yang di ucapkannya.

"Ma'afkan Ayah Hana"
Meski merasa sangat sakit, Hana berusaha tersenyum di sela isak tangisnya.

"Ayah, Hana tak ingin membebankan pikiran Ayah, pergilah, Hana pasti baik-baik saja"
Disana Fahri merasa jatuh dan ditimpa batu berkali-kali, Fahri menangis dan langsung mendekap putrianya dalam pelukan hangatnya, bagitu teganya dia selama ini mangabaikan malaikat kecilnya yang begitu mulia hatinya.

"Hana, Ayah sangat-sangat mencintaimu"

"Hana juga sangat-sangat mencintai Ayah"

Tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALONE.Where stories live. Discover now