22. Bullying

293 48 2
                                    
















"Perubahan itu butuh proses, kan?"





























MENATAP dirinya di pantulan cermin. Rambut panjang coklat yang terurai panjang itu ia sisir. Seketika terdiam menatapi sisir banyak rambut yang rontok. Benar-benar rontok dari sebelumnya.

Tidak ada tatapan lain yang ia tunjukkan, selain tatapan kosong. Kemudian ia memilih menyimpan sisir di atas meja beralih pada gunting. Perlahan ia angkat dan mulai menggunting rambutnya.

Wajah yang pucat, tatapan itu lurus menatap dirinya di pantulan cermin dengan kosong, namun air mata sudah luruh ke pipinya.

Perlahan tangannya menurun menyimpan gunting di atas meja setelah selesai memotongnya menjadi sangat pendek hanya sebatas bawah telinga.

Achazia, menangis dalam diam. Menekan rasa sesak di dalam dada. Kedua tangannya mengepal erat di atas meja.

Rambut pirangnya begitu tipis akibat sering rontok.


Apa harus semenaaskan ini?

Semenyedihkan ini?



Menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Acha mulai beranjak dari tempatnya melangkah memasuki kamar mandi sambil membawa handuk di gantungan dekatnya.

Pukul 06.30

Acha harus segera pergi ke sekolah.



Dengan penampilan rambut yang berbeda, tentu saja Acha menjadi pusat perhatian seluruh murid SMA Derlangga.

Namun Acha tak memperdulikannya.



•••

Bel istirahat berbunyi.

Setelah selesai istirahat, jam olahraga dilaksanakan.

Kompak kelas X IIS 4 maupun lelaki yang berganti baju olahraga di kelas, para perempuan berganti baju di toilet.

Sedangkan, Acha berjalan melangkah menyusuri koridor menuju kelas 11, mengabaikan teriakan teman-temannya yang menanyai mau kemana ia pergi.

Tepat seseorang yang ingin ia temui, berada di depan kelas miliknya.

XI MIPA 2.

"WOY CHA!"

"WOY AL!" Balas teriak Acha mengikuti lelaki itu.

Tentu, lelaki jangkung tampan nan manis bernama Alfarezi Favian Kavindra Ariendra itu, terkekeh mendengarnya.

"Nih. Udah gue kerjain semuanya. Gue jamin nilainya seratus. Tapi..."

"Gue gak punya uang, btw. Nanti kalo gue udah dikasih uang lagi sama Bokap, gue janji bakal traktir lo mie ayam nya Mang Juan," sela cepat Acha. Tahu betul apa keinginan Alfa sebagai bayaran karena telah mengerjakan tugas Geografi miliknya yang sempat terlupakan.

Ya, niatnya sih semalam ia menunggu Arthur menjadi tutor belajarnya untuk diminta bantuan mengerjakan tugas Geografi. Tapi, karena lelaki itu datang saat ia tertidur dengan bukti sebuah kresek berisi makanan pesanannya ada di sampingnya.

Life Acha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang