Peduli

445 101 14
                                    

"Tuhan pasti sedang bercanda,
dia hadirkan  langit cerah pagi ini disaat hatiku sedang mendung."

-Anna-

Dihadapan Atlas sekarang, terlihat sosok Anna yang berseragam putih abu-abu dengan wajah yang pucat, terbaring lemah menatap Atlas.
Atlas duduk disampingnya dan memegang tangan Anna.

"Lo orangnya suka bo'ong ya, katanya gapapa" Anna hanya menjawab dengan senyuman lemah.

"Engga usah banyak dipikirin, olimpiade sainsnya juga masih...mmmm...dua hari lagi hehe" ucap Atlas cengengesan.

Anna tersenyum, mereka saling mengobrol dalam ruangan. Disisi lain, Mamah Anna sedang berbicara dengan dokter.

"Anak Saya gimana dok? Dia baik baik saja kan? Hari ini sudah boleh pulang?" Tanya Mamah Anna.

"Tenang ibu.. Dia baik baik saja, hanya kelelahan dan dehidrasi. Untuk pulang... Nanti sore sudah boleh pulang, Tapi nanti Saya kasih infus dulu. Agar, anak ibu memiliki tenaga. Jika dirumah,  masih belum membaik.  Ibu bisa langsung hubungi Saya" jawab dokter menjelaskan dengan detail.

"Huftt..lega Saya dengernya, soalnya dia mau ikut olimpiade sains Nasional dok. Saya khawatir, kalo dia enggak bisa ikut olimpiade" ucap Mamah Anna.

"Tapi...mohon maaf ibu, lebih baik jika anak ibu istirahat dulu selama 4 hari. Jika ibu memaksa, anak ibu akan semakin drop" papar dokter melarang.

"Gapapa dok, Saya ibunya. Saya tau kalo anak Saya kuat, Saya yakin" sambung Mamah Anna.

"Baiklah Ibu, itu terserah pada Ibu. Nantii Ibu bisa ambil obat di depan, sekalian dengan pembayaran administrasinya ya Bu.."

"Iya dok" dokter meninggalkan Mamah Anna dan guru Anna yang duduk di kursi.

"Ibu, mau ikut Saya masuk?" Tanya Mamah Anna mendekati arah guru Anna.

"Duluan aja Bu, nanti Saya nyusul" jawab guru Anna tersenyum. Mamah Anna mengangguk dan berjalan memasuki ruang Anna.

*******


Tanpa permisi, Mamah Anna masuk ruangan dan mendekati ranjang Anna dengan penuh emosi.

"ANNA!! KOK KAMU BISA MASUK RUMAH SAKIT SIH!!?? DUA HARI LAGI KAMU IKUT OLIMPIADE !! JANGAN BIKIN MAMAH MALU, CUMAN GARA-GARA KAMU SAKIT! POKOKNYA MAMAH ENGGAK MAU TAU!! KAMU HARUS IKUT OLIMPIADE INI!!" Ucap Mamah Anna dengan nada tinggi.

Atlas yang mendengar dan melihat kemarahan Mamah Anna, sontak berdiri. Menatap wajah Mamah Anna.

"Maaf Tan, jika Saya lancang.. tapi Anna masih belum sembuh total Tan.. dan lagi pula, dia masih bisa ikut olimpiade yang lainn.."

Belum sempat Atlas menyelesaikan bicaranya, ia menatap mata Anna yang berkaca kaca menahan air matanya agar tidak menetes.

Atlas tak tega melihat Anna menangis dan dimarahin mamahnya seperti ini, Ia mulai berfikir, jika penyebab sifat ambis Anna adalah tekanan dari Mamahnya.

Atlas kembali menatap mamah Anna.
"Tante lihat anak Tante, Anna terbaring lemah Tan. Apa Tante enggak kasihan ngelihatnya?"

"AHH! SUDAH!! JANGAN BANYAK BICARA KAMU!! PERGI KAMU DARI SINI!!" Jawab Mamah Anna sembari menarik tangan Atlas. Menyuruhnya keluar.

Guru yang mendengar suara gaduh dari dalam ruangan, segera memasuki ruangan dan menarik tangan Atlas. Keluar ruangan.

"Tapi Bu..." Ucap Atlas tak terima.

"Sudah Att, lebih baik kita pulang. Ini rumah sakit, jangan bikin kegaduhan disini. Kamu tidak lihat? Orang tua Anna sedang marah?" Jawab guru Anna.

"Hufttt..." Atlas menghela nafas panjang.

Atlas terpaksa harus meninggalkan rumah sakit, mengikuti perintah guru.

*******

Sesampainya Atlas dirumah, Ia masuk ke dalam kamar. Mengganti baju basketnya dengan Hoodie putih dan celana jeans hitam panjang.

"Anna gimana yaaa keadaannya?" Gumam Atlas dalam hati. Penasaran.

"Lo ngapain Att... Tiba-tiba mikirin dia... Inget Att lo cuman pura-pura" Ucap Atlas menyadarkan diri.

Tak berselang lama, ia mengambil ponsel miliknya yang diletakkan di atas meja. Atlas membuka pesan dari Angga.

"Jangan buang-buang waktu lo Att, kalo Lu enggak ada kemajuan. Gue bakal sebarin"

"Brengsek!!" Umpat Atlas setelah membaca pesan dari Angga.

Setelah itu, Atlas mengecek nomer ponsel milik Anna. Dan menelfonnya.

Tuttttttuttttttuttttt!!
Bunyi ponsel Anna terdengar, Anna terbangun dari tidurnya dan mengangkat telfon dari Atlas.

"Hmm?"

"Hai Na! Gimana keadaan lo?"

"Lumayanlah"

"Mmmmm..besok lo sekolah?"

"Iya"

"Eh anjirrr, jangan sekolah duluuu"

"Gapapa"

"Bukannya lo belom sembuh total??"

"Belom"

"Yaudah dirumah ajaaa"

"Enggak bisa"

"Pasti mamah lo yang nyuruh kan!??"

"Enggak, Gue yang mau"

"Alahhh boong lagi kan lo"

"Benerannn, udah jangan ngurusin hidup Gue"

"Yah marah dong, kan gue peduli Na Sama lo"

"Salah sendiri"

Anna mematikan telfon, seketika ia tersenyum. Pipinya menjadi merah seperti kepiting rebut saat mendengar suara Atlas yang mengatakan bahwa ia peduli kepadanya.

Sedangkan Atlas, Ia menundukkan kepalanya. "Maafin gue Na..." Ucap Atlas pelan.

Hai dear ,
Sebelum membaca ke bab selanjutnya ,
Minta tolong bantu vote , Coment dan follow akun saya ya...😊
Karna itu sangat berharga , bagi penulis pemula seperti saya😇

Semoga harimu menyenangkan ❤️

Gadis Ambisius (Belum Revisi) Where stories live. Discover now