27

2.4K 226 14
                                    

"yang salah bukan dia karena gak bales perasaanmu. yang salah itu ekspektasimu karena berpikir dia suka sama kamu balik."

•••

Happy reading
Jangan lupa Votmen^^

"AAAA!!!" teriak Aqilla dari arah dapur.

"Ada apa qil?" tanya Ralez dengan raut wajah panik.

"ABANG, ADA KECOA!!" Aqilla lari menuju Ralez, kemudian loncat ke punggung Ralez.

"Berat babi!" ketus Ralez.

"Bang takut, ada kecoa. Gue laper, mo makan!" keluh Aqilla.

"Makan tinggal makan! Ngapain bilang ke gue?!"

"Pesen aja bang," pinta Aqilla.

"Tinggal pesen, turun ah! Lo ngagetin gue aja." omel Ralez.

"Turun nya nanti aja, pas di ruang keluarga." pinta Aqilla.

"Ogah, turun disini!"

"Gak mau turun, mau nya di goyang!"

"Apaan yang di goyang njir? Bikin trepeling," ucap Aro yang baru saja memasuki dapur.

"Otak lo bang, isinya ples ples," ejek Aqilla.

"Anjir, ngaco lo!" elak Aro.

"Kaga usah ngelak bang, gue pernah liat lo lagi nonton," ejek Aqilla dengan wajah tengil nya.

"Berisik lo, dasar kaleng rombeng!!"

"Nyenyenye, makannya nikah! Biar bisa ngerasain," sindir Aqilla.

"Yaudah ayo nikah!" ajak Aro dengan semangat.

"GAK!" teriak Ralez.

"Dih, orang gue ngajak Aqilla, bukan lo!" sinis Aro.

"Tau nih bang Ralez, gak jelas," ucap Aqilla dengan wajah tengil nya.

"Berisik!!"

"Bang Aro yang cakep, maap ya. Sayangnya Aqilla lagi pms, jadi marah-marah mulu." hati Ralez menghangat kala Aqilla mengucapkan kata 'sayangnya Aqilla'.

"Ouh, jadi udah sayang-sayangan?" ejek Aro.

"Nggak, tadi reflek. Niatnya mau bilang, babi nya Aqillla." Ralez sangat kesal, dirinya sudah di buat terbang malah di jatuhkan.

"Kasian, abis di bawa terbang terus di jatuhin. Sayap nya patah, makannya jatuh!" sindir Aro.

"Bangsat!"

•••

"Maksud lo apa nyulik Ara?!"

"Lo akan tau nantinya,"

"Lo bikin keluarga nya Ara khawatir bego!"

"Keluarga kandung? Apakah dia peduli? Sepertinya tidak!"

"Dia?"

"Iya, tidak peduli kan? Kau lihat saja gerak-geriknya. Dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan Ara,"

"Kapan lo mau balikin Ara?"

"Tunggu waktu yang tepat, gue juga nunggu Ara sembuh. Jika sudah sembuh, gua bakal balikin Ara ke keluarga nya."

"Waktu yang tepat kapan?"

"Mana gue tau bego!"

Tut tut tutt

Panggilan terputus.

"Dia gak berubah ya bang?"

"Iya, masih tetep ngeselin,"

Hi, I'm AraWhere stories live. Discover now