26

2.4K 228 3
                                    

"mau di paksa sekeras apapun, kita gak bisa bersatu karena beda iman."

•••

Happy reading
Jangan lupa Votmen^^

Aro, Azel, dan Ralez melangkahkan kakinya menuju ruangan Ara. Selama perjalanan menuju ruangan Ara, mereka menjadi tatapan para wanita yang berada di rumah sakit.

Jangan lupakan sifat playboy Ralez, yang sedari tadi selalu tebar pesona ke perempuan yang ia temui.

Aro dan Azel memutar bola matanya malas, selalu saja seperti ini.

Ceklek

"BUNDAA!! DIA JAHAT, GAK MAU!! DIA JAHAT BUNDA!!" teriak Ara ketika melihat Aro, Azel, dan Ralez memasuki ruangannya.

Aro yang paham akan situasi membawa Azel dan Ralez keluar ruangan dengan menarik kerah baju mereka berdua. Seperti kucing.

"Bu-bunda dia jahat, Ara gak mau ada dia hikss... Dia yang bikin Ara kotor, dia jahat Bundaa hikss..." Ara menangis di dalam dekapan Kia.

"Sayang, mereka semua abang kamu. Mereka gak jahat kok, mereka semua baik." ucap Kia lembut.

"Abang? Nggak. Dia jahat Bunda, mereka jahat, gak baik hikss..... Jahat Bunda,"

"Mereka gak jahat sayang, mereka baik. Nih Bunda punya fotonya," Kia menunjukan foto yang di dalamnya terdapat tiga lelaki dan satu perempuan.

"Baik? Bundaa..." Ara menatap Kia. "Iya sayang, mereka baik."

"Aro, masuk!" teriak Kia. Aro, Azel, dan Ralez masuk ke dalam.

Tubuh Ara bergetar hebat menahan rasa takut, dirinya masih sangat takut untuk berdekatan dengan lawan jenis, tapi dia memberanikan diri agar berani.

"Sayang nya abang, sini sayang peluk!" Aro memeluk Ara dengan erat.

Tangan Ara yang sebelah kanan memegang baju Kia dengan sangat erat.

"Jangan takut sama abang ya? Abang sedih liat kamu kaya tadi," ucap Aro lirih.

"Bang, takut..." tanya Ara. "Jangan takut, ada gue disini." Aro melepaskan pelukannya, setelah itu mencium kening Ara, kedua pipi Ara, kedua mata Ara, dan terakhir hidung.

"Sayang," panggil Azel, Azel memeluk Ara. Rasanya Aro dan Ralez ingin muntah mendengar panggilan Azel untuk Ara.

"Ha?" jawab Ara bingung.

"Gak di bales, AHHAHAH!" ejek Aro dengan muka tengil nya.

"A-ara takut..... " Ara memeluk Azel erat. Aro yang mendengar adiknya mengucapkan kata 'takut' langsung menghentikan tawanya, Ralez pun juga.

"Jangan takut sayang,"

"I love you." bisik Azel tepat di telinga Ara.

"...."

•••

Malam-malam di kediaman keluarga Aditama sudah diributkan oleh Aqilla dan Ralez yang sedari tadi bertengkar.

Ralez yang tidak mau mengalah dengan Aqilla, dan Aqilla yang selalu ngotot.

Aqilla menatap Ralez sebal. "Sini ih! Itu gue duluan yang ngambil!"

"Lo? Orang gue yang ngambil," Ralez memakan cemilan yang sedang Aqilla ributkan.

"Jangan di makan! Gue duluan yang liat,"

"Yang ngambil siapa?"

"Lo! Tadi gue gak nyampe, jadi ngambil kursi dulu. Malah di ambil sama lo!" Aqilla menatap Ralez sengit.

Hi, I'm AraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora