A'3

204 44 5
                                    

Kring!

Bel sekolah berbunyi. Guru yang mengajar di kelas Alisya langsung mengakhiri pelajaran dan setelah itu ia pamit untuk meninggalkan kelas.

Setelah guru yang mengajar di kelas Alisya tadi keluar. Semua teman sekelas Alisya berbondong-bondong mendekati meja Alisya yang membuat Alisya sedikit heran. Ada yang hanya mendekatinya tanpa membawa apapun, ada juga di antara mereka yang membawa bekal makanan mereka dan mendekati Alisya.

Tidak hanya perempuan saja, tetapi juga ada laki-laki yang mendekat kearahnya walaupun tidak semuanya. Alisya yang melihat itu hanya kebingungan dan pastinya ketakutan, kenapa mereka mendekatinya, apa Alisya berbuat kesalahan? Jangankan untuk berbuat kesalahan, berbicara dengan mereka saja tidak pernah. Sangat menyeramkan.

"Nama kamu Alisya kan? Kenalin nama aku Fadilla, kamu bisa panggil aku Dilla," ucap salah satu di antara mereka yang duduknya tidak jauh dari Alisya.

"Hai Alisya, nama aku Elsa. Kamu jangan sungkan-sungkan sama aku," ucap gadis yang bernama Elsa itu.

"Nama aku Ilham, semoga kamu betah disini. Jangan pernah sungkan-sungkan untuk cerita sama kita kalau kamu ada masalah. Sekarang kamu adalah bagian dari kita, jadi apapun masalah kamu itu juga masalah kita, kita disini adalah keluarga," ucap laki-laki yang bernama Ilham kepada Alisya.

"Aku tau kesan pertama kamu masuk kelas ini pasti menyeramkan. Disini memang seperti itu Alisya, setiap ada anak baru pasti kesan mereka sama kita itu menyeramkan karena kita tidak sama dengan sekolah lain. Tadi itu ada guru yang mengajar, kita tidak berani berbicara saat ada guru di dalam kelas," ucap salah satu murid perempuan yang tidak Alisya kenali namanya kepada Alisya.

"Oh iya nama aku Elfira, kamu panggil aku Fira," ucapnya lagi.

Alisya hanya menanggapi mereka dengan senyum manisnya. Ternyata kelas ini tidak seperti apa yang Alisya pikirkan sebelumnya.

"Aku senang kenal sama kalian. Mungkin sekarang aku tidak bisa ingat nama kalian semuanya, tapi aku yakin aku bisa ingat nama kalian semua," ucap Alisya kepada mereka. Alisya tidak memakai kosa kata lo-gue lagi karena ia harus menyesuaikan diri dengan teman-teman barunya.

"Oh iya Sya, kamu bawa bekal nggak? Kita makan sama-sama di sini atau di taman sekolah? Nama aku Diki," ucap salah satu laki-laki kepada Alisya dan hanya di balas gelengan oleh Alisya.

"Aku nggak bawa bekal, aku ke kantin dulu ya mau beli makanan, kalian makan aja dulu aku makan di kantin aja,"

"Makan sama kita aja Sya, aku bawa lebih kok, kamu bisa makan berdua sama aku," ucap salah satu perempuan di antara mereka.

"Atau kamu bisa makan bekal aku, aku juga enggak terlalu lapar," ucap salah satu teman laki-laki kepada Alisya.

"Makasih ya. Nggak usah aku makan di kantin aja, kalian makan disini. Aku kekantin dulu ya," ucap Alisya dan keluar dari dalam kelas untuk pergi ke kantin membeli makanan.

Saat berjalan menuju kantin, tidak banyak yang murid yang berlalu-lalang disana. Alisya hanya melihat mereka sibuk dengan bekal makanannya di dalam kelas, ada juga di taman sekolah.

Sampainya di kantin sekolah, Alisya melihat teman dan kakak kelasnya yang sedang makan disana tetapi tidak memakan makanan kantin melainkan memakan bekal makanan yang ada di dalam kotak masing-masing.

"Kenapa pada bawa bekal semua?" ucap Alisya saat menatap sekelilingnya.

"Bu disini jual makanan apa aja?" tanya Alisya pada ibu kantin.

"Kamu anak baru ya? Ibu cuma jual air mineral aja dek, kamu nggak bawa bekal?"

"Iya bu aku anak baru jadi aku nggak bawa bekal, yaudah aku beli air mineral aja ya bu," ucap Alisya dan mengambil satu air mineral setelah itu membayarnya.

Setelah selesai membayar air mineral itu, Alisya duduk di salah satu tempat duduk yang ada di kantin tersebut. Ia tidak mau mengganggu teman-teman sekelasnya yang sedang makan.

Alisya merasa aneh dengan sekolah barunya. Semua murid membawa bekal tidak ada yang tidak membawa bekal dan kantin sekolah hanya menjual air mineral saja. Sangat berbeda dengan sekolah lamanya karena di sekolah lamanya hanya sedikit di antara mereka yang membawa bekal bahkan itu hanya anak beasiswa.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya tentang keanehan sekolah barunya, tiba-tiba ada yang menyodorkan kotak bekal ke meja Alisya.

"Gue tau lo nggak bawa bekal, nih makan punya gue," ucapnya yang tidak lain adalah Raka, orang yang membantu Alisya mencari keruangan kepala sekolah.

"Enggak usah, gue enggak lapar kok," tolak Alisya.

"Jangan keras kepala Alisya, gue tau lo lapar tapi gengsi nerima makanan dari gue,"

"Beneran Raka gue enggak lapar, lo makan aja bekal lo," tolak Alisya lagi.

"Kalau lo nggak mau makan tinggal gue buang aja terus lo di terkam sama anak-anak sini," ucap Raka yang membuat Alisya mau tidak mau harus memakan makanan pemberian dari Raka karena ia juga lapar apalagi tadi Alisya juga tidak sarapan.

"Kenapa lo nggak sama seperti mereka yang ngomong pakai aku-kamu?" tanya Alisya saat memakan makanan permberian dari Raka.

"Karena gue tau lo dari kota dan gue juga sama seperti lo, tapi bedanya gue dari pertama kelas 10 pindah kesini sedangkan lo udah dua bulan sekolah baru pindah kesini. Jadi gue tau apa yang lo rasain sekarang,"

"Sok tau lo," ucap Alisya.

"Gue tau Alisya. Apa yang lo rasain sekarang udah gue rasain dulu," ucap Raka.

"Iya iya," ucap Alisya dan memakan makanan pemberian Raka tanpa ada yang berbicara. Alisya sibuk dengan makanannya sedangkan Raka sibuk memperhatikan Alisya.

"Udah selesai?" tanya Raka. Alisya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo mau tau semuanya tentang mereka?" tanya Raka dan lagi-lagi Alisya mengangguk.

"Nanti pulang sekolah lo bareng gue, kita ketaman dulu, gue ceritain sama lo tentang mereka, lo harus tau juga tentang mereka disini, nggak enak gue cerita tentang mereka dekat mereka. Lo tinggal dimana?"

"Di rumah,"

"Iya gue tau lo tinggal dirumah, tapi bukan itu maksud gue Alisya,"

"Iya gue tau, gue tinggal di jalan kenanga tapi gue nggak tau rumah nomor berapa," ucap Alisya senang karena bisa membuat laki-laki di depannya ini kesal.

"Tumben nggak gabung sama kita Ka?" ucap seseorang yang datang ke meja Alisya dan Raka kepada Raka.

"Oh iya tadi pagi aku ketemu sama anak baru, karena aku yakin dia nggak bawa bekal jadi aku cari ke kantin dan ternyata benar dia di kantin cuma minum air mineral terus aku kasih bekal aku sama dia," jelas Raka kepada temannya.

"Jadi kamu belum makan?" tanyanya kepada Raka.

"Aku enggak lapar jadi enggak apa-apa, lagian tadi aku sarapan kok," ucap Raka.

"Kenapa tadi enggak bilang sama kita, kamu bisa makan makanan kita juga,"

"Nama kamu siapa?" tanya dia kepada Alisya.

"Alisya kak," jawab Alisya.

"Mulai besok kamu bawa bekal ya, disini nggak ada yang jual makanan. Teman sekelas kamu enggak menawari kamu makan sama mereka?" ucap teman Raka kepada Alisya dengan lembut. Tidak sama seperti sekolah lama Alisya. Laki-laki berbicara tidak pernah selembut ini kepada perempuan.

"Ditawari kak, tapi aku enggak enak sama mereka jadi mau beli makan di kantin aja ternyata cuma jual air mineral,"

"Kamu enggak usah sungkan-sungkan sama teman sekelas kamu atau sama aku, sama Raka bahkan sama senior disini," ucapnya kepada Alisya.

"Nama aku Dion, jangan panggil kakak aku masih kelas 10,"

"Iya Dion, makasih ya"

Tidak lama setelah itu bel masuk kelas berbunyi, semua murid masuk kedalam kelasnya. Aneh, bahkan karena bel berbunyi mereka tidak berjalan seperti murid sekolah lain pada umumnya tapi malah lari seperti orang dikejar setan.

Jangan lupa vote dan komen!

Semua Tentang AlisyaWhere stories live. Discover now