15. Orang Yang Dipercaya Adalah Yang Paling Berbahaya

Start from the beginning
                                    

"Dia izin selama 6 bulan. Aku tidak tahu dia kemana."

Sebenarnya, tanpa Haechan beritahu pun, Mark sudah mengetahuinya. Jaemin jelas sudah memberitahunya terlebih dahulu jika dia akan fokus memulihkan diri selama 6 bulan di luar negeri. Mark hanya berpura-pura tidak tahu agar tidak terlalu jelas dia ingin menemui Haechan.

Tiba-tiba ponsel Haechan yang berada di saku apronnya berbunyi. Awalnya Haechan mengira itu adalah anaknya, Jisung. Yang menelpon dirinya. Tetapi, yang muncul di layar ponselnya adalah nomor yang tidak dia kenal.

Haechan menyerahkan ponselnya pada Mark, memberi isyarat untuk mengangkat panggilan tersebut.

Mark awalnya bingung, tapi dia tetap mengambil ponsel Haechan dan mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Halo? Apa ini dengan Tuan Haechan? "

Mark melirik Haechan yang sedang menatapnya. "Bukan, saya ... temannya. Haechan sedang di dapur. Dengan siapa saya bicara?"

"Ah, saya Renjun, Ibu dari Chenle teman sekolah Jisung. Tolong beritahu pada Haechan jika Jisung sedang berada di rumah sakit Seoul. Asam lambungnya kambuh."

Karena Haechan menghidupkan loudspeaker sebelum menyerahkan ponselnya pada Mark, dia mendengar apa yang orang di seberang sana katakan.

Dengan cepat dia melepaskan apronnya dan berlari ke ruang pegawai. Haechan memberikan kunci restoran pada Sungchan dengan terburu-buru. Sungchan bertanya padanya apa yang membuat dirinya tergesa-gesa, tapi Haechan tidak sempat menulis sebuah kalimat pada notesnya. Haechan langsung pergi keluar. Dia akan mengabari Sungchan melalui pesan.

Mark mengikuti Haechan yang telah berlari terlebih dahulu. Mark menarik tangan Haechan dan mengatakan untuk pergi bersamanya menggunakan mobil Mark agar mereka cepat tiba.

Haechan tidak ingin membantah, yang dipikirannya sekarang adalah Jisung. Jadi, dia menerima tawaran Mark untuk pergi bersama dengannya.

Setibanya di sana, Haechan langsung berlari menuju ruangan yang dikatakan oleh seseorang yang bernama Renjun tadi.

Haechan melihat teman Jisung yang semalam menginap di rumahnya. Anak itu tidak sendiri, dia bersama seorang pria lain di sana.

Haechan yang tadi berlari kencang perlahan menurunkan kecepatan larinya. Ketika dia sudah dekat dengan mereka berdua, pria yang lebih tua dari teman Jisung menoleh dan melihat ke arahnya.

Lelaki yang mengenakan jas dokter itu tersenyum dan bertanya, "Kau, Haechan? Wali dari Seo Jisung?"

Haechan mengabaikan pertanyaan lelaki itu. Kakinya secara bertahap mendekati lelaki itu. Matanya sedikit berkaca, jika dia berkedip setetes air akan terjatuh dari matanya.

Chenle melihat Haechan yang terus menatap Ibunya. Teringat dengan perkataan Haechan bahwa Renjun adalah temannya, Chenle langsung berkata,

"Mama, Paman Haechan adalah teman JHS Mama dulu."

Renjun menoleh ke arah Chenle. Alisnya terangkat sebelah, "Benarkah? Siapa yang mengatakannya?"

Renjun berbalik untuk melihat Haechan yang telah berdiri tak jauh dari dirinya. Renjun melihat wajah Haechan dari dekat. Dia merasa tidak asing, tapi Renjun tidak bisa menebak siapa orang di depannya ini.

"Dia Seo Donghyuck."

Renjun melirik lelaki yang memiliki wajah asing di belakang Haechan. Ketika otaknya mencerna ucapan lelaki itu, matanya yang bulat seperti tupai membesar.

"Donghyuck?! Kau Seo Donghyuck temanku saat di JHS?" tanya Renjun heboh. Haechan mengangguk cepat hingga air matanya terjatuh.

Renjun memeluk Haechan dengan erat. Dia merindukan temannya. Teman yang memiliki impian yang sama dengannya.

Haechan membalas pelukan Renjun. Akhirnya, setelah beberapa tahun terlewati, Haechan bisa kembali bertemu dengan sahabatnya.

Renjun melepaskan pelukan Haechan, "Jadi, kau sudah menikah? Lalu, bagaimana dengan impianmu? Kau berhasil?"

Haechan melihat Renjun dengan wajah yang pundung. Dia menunduk, ini yang ditakutkan Haechan. Dia tidak ingin Renjun tahu jika dia tidak lagi bisa meraih impiannya.

"Donghyuck?" panggil Renjun.

"Mama, Paman Haechan ... tidak bisa berbicara."

"Ha?!" Renjun melihat ke arah Haechan bingung. Dia memegang pundak Haechan erat, meminta jawaban.

Haechan mengambil notes dari saku jaketnya. Menuliskan kalimat,

"Aku akan menjelaskannya nanti. Bisakah kamu memberitahuku keadaan anakku?"

Kemudian Haechan menyerahkannya pada Renjun. Dia hampir memukul dahinya karena lupa akan hal itu.

Renjun membawa Haechan masuk ke dalam ruangan Jisung. Haechan melihat Jisung yang tengah tertidur.

"Asam lambungnya kambuh karena banyak memakan makanan cepat saji dan juga meminum soda."

Haechan tidak tahu kapan anaknya memakan itu semua, seingatnya dia selalu membuatkan bekal untuk Jisung.

Ah, dia ingat sekarang. Tadi pagi karena terburu-buru Haechan tidak sempat menyiapkan bekal untuk Jisung.

Haechan keluar dari ruangan Jisung bersama Renjun. Membiarkan putranya beristirahat.

"Bagaimana?" tanya Mark ketika melihat Haechan keluar bersama Renjun.

"Dia baik-baik saja. Masih tertidur."

Renjun memperhatikan Haechan yang berbicara menggunakan bahasa isyarat. Dia masih tidak percaya jika Haechan benar-benar tidak bisa berbicara.

"Kalau begitu, aku akan mengurus administrasinya dulu." Ketika Mark hendak pergi, Haechan menahan lengannya.

"Biar aku saja."

"Tidak, biar aku saja dan sepertinya kau perlu berbicara dengan temanmu."

Haechan melirik Renjun yang masih berdiri di belakangnya. Kemudian dia berbalik kembali pada Mark dan mengangguk. Memberi isyarat terimakasih pada lelaki itu.

Setelah Mark pergi, Renjun menyuruh Chenle untuk menjaga Jisung di dalam sementara dia dan Haechan berbicara.

Renjun langsung menarik Haechan untuk duduk di kursi tunggu.

"Donghyuck? Apa yang terjadi padamu selama beberapa tahun ini?"

Haechan mengambil notesnya dan mulai menulis di sana.

Setelah Renjun kembali ke Cina, Haechan lulus JHS dan mendapat beasiswa prestasi di Seoul SHS. Selama dia bersekolah, dia memiliki banyak teman karena dia termasuk anak yang populer. Meski dia masuk karena beasiswa, semua orang mengaguminya karena suaranya. Tapi, ketika dia sedang bernyanyi di acara sekolah, ada seseorang yang telah memasukkan zat kimia ke dalam minumannya, sebelum menaiki panggung, Haechan minum air itu dan tak lama ketika dia mulai bernyanyi, Haechan batuk dan mengeluarkan darah.

Haechan kehilangan suaranya yang mengakibatkan semua orang mulai menjauhinya.

Saat itu, ada satu orang senior lelaki yang mendekatinya. Hanya dia yang mau berbicara pada Haechan di saat semua orang menjauhinya. Hingga ketika Haechan lulus, lelaki itu menikahinya. Tapi, karena ada suatu masalah, mereka berdua mengalami kecelakaan. Suaminya meninggal sementara dia dan bayi yang dikandungnya bisa diselamatkan.

Renjun menutup mulutnya tak percaya, "Benarkah itu terjadi, Donghyuck?

Haechan mengangguk, kemudian Renjun kembali bertanya setelah keterkejutannya berkurang, "Apa kau sudah tahu siapa yang melakukan itu?"

Haechan kembali mengangguk, kemudian dia menulis,

"Ya, dia adalah Lee Min Hyung. Suamiku."






Tbc

Makaseehh untuk semangatnya~

Uee lagi butuh semangat. Mager lanjut :(

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now