62. Perjanjian terakhir

15.1K 1K 84
                                    


Jangan lupa untuk tetapkan komentar terbaik kalian tentang cerita ini

Sudah siap?

****

Pada akhirnya, semua akan kembali kepada tempatnya masing-masing

Ayo pacaran by Dentara

****

Cici mengelus puncak kepala Latifa yang tidak berhenti menangis sejak tadi. Harusnya hari ini hari pembagian hadiah untuk juara classmeeting. Namun saat Cahyo menelfon Latifa, Raga memberikan kabar ini, jadilah Cahyo dan beberapa teman mereka yang masih dibingungkan dengan keadaannya datang kemari.

Raga juga tidak mempermasalahkan jika teman sekolahnya mengetahu pernikahannya dengan Latifa.

Genta nyandar di bahu Cahyo, cowok itu ikutan nangis karena tidak kuat melihat kondisi ketua OSISnya itu.

Latifa yang sangat ceria, menunjukan senyuman lebar dan kegarangannya yang macam macan, kini harus meraung, menangis kesakitan.

Latifa masih termenung, memperhatikan Raga dengan telaten mengamankan jenazah Abi yang sudah berada dibawah tanah.

Raga turun bersama Yoga, Mario, Kenan dan Bara. Setelah selesai dan memasangkan beberapa papan. Raga menghela napasnya berat. Raga kembali menunduk.

"Abi, jagoan papa. Papa pulang ya. Abi baik-baik disana. Jaga adiknya ya sayang. Papa sayang sama Abi."

Raga menghampus bekas air matanya, agar Latifa tidak melihat dirinya menangis.

Yoga membantu Raga keluar dari lubang Pemakaman karena akan ditimbun dengan tanah.

Raga menatap istrinya, kondisinya tidak baik, semakin banyak lingkaran hitam Dimata perempuan itu, hidungnya memerah yang bisa Raga yakini hidung Latifa tersumbat.

Raga menepi sebentar untuk mencuci tangannya, membersihkan sisa tanah yang menempel untuk kembali menemani istrinya.

Lantunan doa telah selesai, kini tinggal menaburkan bunga dan air mawar untuk penghantaran terkahir.

Latifa turun dari kursi roda, duduk lesehan di samping papa nama berwarna putih.

Mengelusnya pelan.

Tangisnya kembali pecah, "A-bi," panggilnya dengan pilu, Cici mengelus punggung sahabatnya itu untuk menenangkan.

"Fa, udah ya. Jangan nangis lagi. Harus kuat. Demi Abi, demi Raga. Demi bunda smaa Ayah Lo harus bisa kuat. Kasihan mereka khawatir sama Lo."

"Ci, Abi udah gaada ci. Nanti siapa yang gue gendong ci, nanti siapa yang manggil gue mama lagi ci."

"Stttttt."

Resi mengelus puncak kepala Latifa, "Sayang sudah ya. Kita pulang. Biarkan Abi istrirahat dengan tenang."

Beberapa pelayat yang ikut menguburkan sudah membubarkan diri dan memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing.

Hanya tersisa kerabat dekat yang masih menemani Latifa.

Raga meraih tangan Latifa lembut, membantu Latifa menaburkan bunga diatas gundukan tanah yang baru saja selesai dibuat.

BCS : RAGALATIFA (KIM JUNGWOO)Where stories live. Discover now