Who Are You?

488 53 9
                                    


Flashback.

Gadis berwajah sangat asia berkulit putih berdiri termenung dengan nafas sedikit ngos ngosan di depan salah satu gedung pencakar langit di california, LA.
Tujuanya menuju lantai 9, dia masih harus berlari dan menunggu lift, sementara sisa waktu toleransi keterlambatan kerja nya makin sedikit.
Tapi sempat sempatnya dia termenung diam seperti itu, seperti seniman yang sedang meresapi alam..

"huhhhf.. Baiklah. Kalau di hari pertama aku tidak berkesempatan datang tepat waktu setelah semua yg aku usahakan, maka ini bukan takdirku.. "
Kemudian tiba tiba matanya terbuka seperti robokop yg tiba tiba menembakan laser.

Perempuan mungil itu mengikat rambut kebelakang dengan cepat dan langsung berlari bak atlete sprint berlaga di kejuaraan nasional.
Sungguh cepat larinya..

Untung lift sedang terbuka mengantarkan seorang nenek yang baru turun menuju loby.
Hanya butuh 2 menit hingga lift berdenting dan pintu terbuka di lantai 9.
Tanpa babibu, si gadis putih langsung lari lagi menuju pintu besar dengan papan nama besar diatasnya bertuliskan "Hwang Construction"


------
"okey, guys and girls, terimakasih sudah hadir tepat waktu, perkenalkan, saya matthew, wakil kepala HRD disini.. "

Seorang pria bule jangkung berkemaja garis biru berdiri dihadapan 12 orang muda mudi berumur mungkin 20 an awal yang kompak mengenakan setelan kemeja polos putih, dasi merah dan celana & rok span hitam, tanpa name tag.
Mereka adalah intern untuk beberapa divisi di perusahaan itu.
Semuanya masih kuliah di semester akhir..

Diantara barisan 12 orang pemagang itu salah satunya berwajah asia. Ya si gadis asia yang sempat menunjukan kemampuan atletisnya barusan.

Erika kim. Ketahuan namanya ketika nametag baru dibagikan.

Wajahnya masih bersemu merah karena menahan ngos ngosan sehabis lari.

Erika sebenernya sangat gerah. Sedikit rasa bangga, tapi juga kesal karena dia berhasil masuk tepat waktu barusan, hanya kurang beberapa detik sebelum benar benar terlambat.

Seandainya terlambat,dia sudah bertekad untuk membatalkan magangnya di perusahaan besar ini. Toh ini semua bukan 100% kemauanya.

Adalah appa nya yang sejak dulu terlalu tega untuk mendidik anak anaknya dengan keras. Bukan karena keluarganya tidak mampu. Erika tahu betul, usaha transportasi yang dirintis appa sejak Erika SMP, kini sagat berkembang dan mendominasi di negaranya sana. namun sejak itu, dirinya seakan tidak diinginkan..

Orang tuanya keukeuh untuk mengirimnya dan adiknya ke berbagai belahan dunia untuk belajar ini itu.

Mending kalau keluar negeri sambil difasilitasi segala macam kemewahan dan kemudahan.

nonono.. memang untuk kebutuhan yang benar benar pokok dan biaya sekolah tidak pernah kesulitan. Namun jatah dari orang tuanya sangat minim dan sengaja (?) terlalu pas pasan.

Disaat erika merengek akan kerasnya hidup, appanya selalu berkata dengan lembut tapi tegas. Bahwa nanti pada masanya, dia akan berterimakasih dengan kerja keras yang sudah biasa erika lakukan, ini hanyalah latihan untuk membentuk mentalnya dan lain lain..

Ah tidak tau.. Bagaimanapun erika hanya mahasiswa naif yang masih selalu terbuai dengan apapun yang orang lain miliki.

Dia juga ingin hidup seneng seneng setidaknya seminggu sekali ikut home party, ingin nyetir mobil sendiri ke kampus, pacaran, liburan dan sebagainya. Bukanya gaya hidup kuliah pulang kerja kuliah pulang kerja seperti yang harus dijalaninya sekarang.

Sejak masa SMA, dia sudah terbiasa bekerja paruh waktu di supermarket pusat kota, untuk mengumpulkan uang membeli mobil bekas tua merk frod agar tidak perlu naik bis ke kampus nanti.

Wabi-Sabi (Taeny Love Story)Where stories live. Discover now