6. Matteo vs Angkasa

215 38 0
                                    

HAPPY READING

•••••

"Lo, kalah." Angkasa memancing keributan pada Matteo.

Matteo menatap Angkasa datar, lalu tersenyum. "Iya aja deh."

"Ck, mending lo sekarang ngaku kalah aja deh daripada nanti kalah terus ngerasa malu," kata Angkasa mengejek.

"Bacot lo kayak cewek," balas Matteo berdecak membuat Angkasa menatapnya tajam.

"Anjing," umpat Angkasa.

"Anjing juga, bro," balas Matteo ringan.

Angkasa, laki-laki itu menatap Matteo dengan sengit. Sedangkan yang ditatap, hanya bersikap santai dengan wajahnya yang bersahabat. Mereka naik pada motor cbrnya masing-masing. Suara motor yang bersaut-sautan berderu dengan keras. Seorang gadis dengan pakaian seksinya berdiri di depan antara 2 motor itu, sembari membawa bendera. Orang-orang bersorak, menyerukan nama mereka berdua.

"MATTEO ... MATTEO ... MATTEO!!!"

"ANGKASA SEMANGAT!"

Gadis yang membawa bendera itu membawa memberikan aba-aba. "Tiga ... Dua ... MULAI!"

Matteo melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Angkasa berada di belakang Matteo, tidak terlalu jauh, tetapi Matteo bisa mengimbangi untuk berada di depan memberi jarak di antara mereka. Motor mereka melewati jalan raya, dan Matteo harus berhati-hati akan hal itu. Beberapa orang memberika klakson, dan menyumpah serapahi aksi Matteo dan Angkasa yang menurut mereka mengganggu dan membahayakan.

"WOI ANJING KALO NAIK MOTOR YANG BENER, GOBLOK!" seruan seorang bapak-bapak di tengah kebisingan yang terjadi, terdengar.

Garis finish sudah terlihat, Matteo menambah kecepatan laju motornya.

"MATTEOOO. CEPET MATT!" Orang-orang berseru, termasuk Jalar yang terlihat meloncat-loncat dengan girang dari kejauhan.

Matteo melepaskan tangannya dari motor, berseru senang karena berhasil menang. "YAS!"

"Ck, Matteo dilawan." Alex berdecak, menatap Angkasa penuh ejekan.

"Bacot," kata Angkasa melengos.

"Yah... yah, malu dia, sisss." Javar tertawa terbahak sembaru memukul-mukul bahu Jalar.

"Nggak usah mukul-mukul juga, njing," kesal Jalar.

"Kali ini gue biarin lo menang. Lain kali, gue nggak bakal ngalah lagi," gumam Angkasa dengan sombongan menatap Matteo penuh permusuhan.

Matteo menatap Angkasa santai, bersedekap dada, tersenyum. "Kalo udah kalah, yaudah. Jangan banyak bacot, Sa. Lo tuh harusnya sadar. Bukan kalah tapi masih aja sombong," katanya membuat Angkasa melengos.

"Abis ini kan nangis, pulang-pulang minta nenen emaknya. Yhaaa," ejek Malvin membuat semuanya tertawa terbahak termasuk Matteo.

"Merayakan kemenangan. Mari Bos kita nongki-nongki, Matteo yang bayarin," kata Jalar merangkul bahu Matteo, tersenyum lebar.

Matteo memutar bola matanya malas, berdecak. "Bilang aja, lo pada nyuruh gue nerima tantangan Angkasa biar kalo gue menang disuruh traktir, kan," tuduhnya.

"Eh Matt, nggak boleh lo asal nuduh. Pemali," ujar Alex mengusap dadanya. "Dosa juga lo asal nuduh. Kita mah anak baik-baik. Iya nggak?"

Jalar dan Javar sontak menggeleng bersamaan, sedangkan Malvin diam tidak menanggapi kalimat Alex.

"Dih anjing. Giliran gue yang bersuara pada diem," kesal Alex menghentakkan kakinya. "Matt, gue dibuli," adunya pada Matteo.

"Brisik lo, Lex." Malvin berdecak, memukul pelan kepala Alex.

MATTEO ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang