PART 42

48 6 0
                                    


Happy Reading❤






Riko memandang ruang suram yang terasa menyedihkan di hadapannya. Sesekali tersenyum teduh memperhatikan gadis berponi yang sedang membasuh kaki wanita paruh baya di kursi roda. Tubuh beliau terlihat kurus, seperti tidak terawat, bahkan wajah wanita tersebut selalu muram dengan pandangan kosong menghadap jendela.

Dalam hati nya Riko terus bertanya. Siapa wanita ini? Dan untuk apa Audy menemui? Apakah mungkin ibunya? Seluruh pertanyaan terus lewat di pikirannya.

"Masuk ko, ngapain di situ?" suara lembut seorang gadis membuat Riko yang sedari tadi melamun langsung melangkah masuk kedalam ruangan.

Riko mendekat, wanita itu cantik.

"Siapa?" tanya nya dahulu.

Audy nampak tersenyum, senyum itu terasa sedikit sendu. Gadis itu perlahan mengambil tangan wanita paruh baya tersebut lalu mengelusnya dengan sangat berperasaan.

"Mama aku."

Tak bisa mengendalikan terkejutannya Riko sampai melotot. Hal itu membuat Audy terkekeh kecil karna wajah Riko yang terlihat menggemaskan.

"Serius?" Audy mengangguk.

Riko bergantian menatap kedua anak dan ibu di hadapannya. Memang sangat mirip, meskipun wanita yang katanya mempunyai sakit mental itu terlihat sangat kurus tapi mirip sekali dengan Audy. Bahkan Riko lihat lagi, Luna yang tidak mirip sama sekali.

"Mama stress, dan itu berat banget." ucap Audy, ia masih menatap sang Mama lekat.

Seakan terpaku, Riko terhanyut dalam tatapan Audy yang lembut menatap Mamanya. Rasanya sejuk.

"Mama selalu teriak-teriak gak jelas, overdosis obat, percobaan bunuh diri, bahkan selalu nyiksa aku sama Luna."

"Akhirnya ada tetangga yang selalu liat dan ngusul bawa Mama ke rsj. Awalnya aku nolak karna aku pasti bisa bikin Mama kaya dulu pelan-pelan, tapi Luna malah bawa Mama diam-diam kesini. Udah aku mau bawa lagi kerumah tapi pihak rumah sakit gak bolehin, katanya Mama harus di rawat disini entah sampai kapan. Depresinya berat."

"A-aku gak pernah tau apa yang buat Mama gini, tapi Mama selalu nyebut nama seseorang..." Audy lalu menunduk, merasa sesak pada dadanya.

Siapa lagi yang di harapkan dalam keluarganya? Luna? Saudara perempuannya itu selalu pulang larut malam dengan mabuk, dan kadang juga party di rumah. Sering sekali ia melihat Kakaknya itu pulang dengan keadaan berantakan, pakaian minim robek-robek seperti orang yang habis diterkam.

Riko yang tak tahan juga ikut merasakan sedih. Ini fakta terbesar dari keluarga Audy, gadis itu sangat lelah.

Riko menggapai tangan Audy, mengelus dengan lembut, menguatkan gadis itu. Gadis dengan penuh kejutan.

"Shhtt... Jangan nangis, kamu kuat Ada aku." kata Riko menenangkan.

Audy mendongak cepat, menghapus air matanya tersenyum. Merasa lega bisa menceritakan bebannya. Kali ini ia berjongkok pada sang Mama.

"Hai ma. Aku bawa temen."

'temen' Riko merasa agak sakit.

"Dia baikkk banget, selalu jaga aku, setia, ganteng lagi." tambahnya.

Efek besar bagi Riko, telinga laki-laki itu otomatis merah padam.

"Namanya Riko Ma, pasti Mama seneng kan Audy punya temen?"

THE TROUBLEMAKER TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang