M Y . 23

3.5K 286 6
                                    

Wanita yang sedang di ambang pintu itu mengejutkan Kim Do Han yang sedang fokus pada pekerjaannya.

"Maaf."

"Eung? Iya... Itu, silahkan masuk dan duduk." Ujar Do Han terbata-bata.

Wanita itu tersenyum, "Kakaknya tidak pernah memberi kabar karena takut saya jadi khawatir." Ujarnya.

Dokter Do Han hanya mengangguk.

"Tapi ibu mana yang tidak bisa merasakan darah daging nya sendiri!?" Kini wanita itu membiarkan air mata nya terjun membasahi pipinya.

"Maaf, bukan bermaksud untuk ikut campur. Lalu bagaimana?" Tanya Do Han.

"Anak-anak lebih penting bagi saya, saya pergi hanya untuk berjuang dan mempertahankan. Namun tetap nihil, tapi tetap anak-anak paling berharga. Mereka semua titipan Tuhan yang diberi untuk saya, dan Tuhan mempercayai saya untuk menjaganya."

"Saya... Bingung." Situasi seperti ini malah membuat dokter Do Han kebingungan, karena ia juga tidak tahu posisi yang salah.

"Saya akan mengurusnya sendiri, anak saya masih disini?"

"Masih, besok baru bisa pulang."

"Antar saya untuk mengetahui ruangannya, saya tidak akan masuk."

"Baik nyonya Min, saya antar." Setuju dokter Do Han.
.
.
.
.
.

Pria berjas putih itu terkejut ketika melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini. Bukannya membungkuk hormat, namun pria ini malah berhambur sujud dan memeluk kaki wanita yang ada dihadapannya itu.

"Eung... B-bangun, sayang..." Ujar wanita itu.

"Tidak! Maafkan aku!"

"Kau tidak salah... Memang kau berbuat apa? Bangunlah atau ibu tidak akan memaafkan mu."

Percayalah hampir semua orang yang ada disana memperhatikan adegan itu dengan kebingungan.

Pria itu mendongak menatap wajah wanita cantik yang sangat dirindukan nya. Tak lama ia bangun untuk memberi hormat ke dokter Do Han yang ada didepannya juga.

"Terima kasih, paman."

"Ah, tidak... Silahkan mengobrol dari hati ke hati dan melepas rasa rindu kalian, dokter Seokjin. Nyonya Min, saya kembali ke ruangan saya, ya." Ujar Do Han.

Seokjin dan wanita yang disebut Nyonya Min itu membungkuk hormat kepada dokter Do Han.

Tak henti-hentinya wanita itu menatap mata binar Seokjin. Bahkan ia pun melihat tubuh Seokjin secara lekat, dari atas hingga bawah.

"Dokter Seokjin?" Panggil wanita itu.

Seokjin tersenyum, air mata nya sudah membasahi pipinya.

"Seokjin ku sudah besar." Sambungnya.

"Ibu..." Lirih Seokjin seraya memeluk wanita yang dipanggil oleh dirinya.

Ya, wanita yang ada dihadapannya itu adalah ibu dari Seokjin. Yang berarti ia juga ibu dari Yoongi, Hoseok, dan Jimin.

Ibu yang meninggalkan keempat anaknya, disaat mereka masih membutuhkan bimbingan dari orang tua.

Seokjin yang masih belajar di university untuk mendapatkan gelar dokter, hingga saat ini yang sudah menjadi dokter umum di salah satu rumah sakit. Yoongi yang masih belajar di university untuk mendapatkan gelar terapan seni, hingga saat ini sudah bekerja sebagai produser musik di salah satu perusahaan entertainment. Hoseok yang masih belajar di sekolah akhir, hingga saat ini menjadi mahasiswa sekaligus pelatih dancer di kampusnya atau ditempat lain. Jimin yang masih belajar di sekolah menengah, hingga saat ini menjadi mahasiswa kedokteran yang akan mengikuti jejak kakak tertua nya sekaligus menjadi dancer seperti Hoseok.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang