- Like Father And Mother -

Zacznij od początku
                                    

Lahir di keluarga berkecukupan tidak membuat Relly menyombongkan diri. Baginya, segala harta yang dia miliki saat ini bukan miliknya tidak ada hasil keringatnya di sana. Harta itu milik kedua orang tuanya, Naya dan Diyo.

"Membenci orang itu bukan hal yang Mamah sama Papah ajarkan untuk kamu. Jika dia baik, maka perlakukan dia dengan baik tapi, jika tidak cukup diam jangan membalasnya. Kamu paham?"

"Paham, Mah. Makasih, ya udah mau ngizinin aku temenan sama Kun," Naya mengangguk pelan.

"Oh, iya kok Mamah nggak pernah lihat Jaehyun? Dia sibuk?" pertanyaan itu mampu membuatnya terdiam. Dia memang belum memberitahu Naya perihal hubungannya yang sudah selesai dengan Jaehyun.

"Itu... Udh putus, Mah," ujar Relly, Naya terkejut kemudian melepas pelukannya menatap sang putri dengan penuh pertanyaan.

"Kenapa? Apa kalian ada masalah?"

"Nggak kok, Mah. Kita putusnya baik-baik aja."

"Benarkah? Jika ada sesuatu katakan pada Mamah."

"Nggak, Mah semuanya baik baik aja kok. Kita masih berhubungan baik," Naya tersenyum mendengar ucapan putrinya itu.

"Mah, maafin aku harus bohong sama Mamah."

"Kalau begitu, Mamah ke depan ya," Relly mengangguk.

Naya kini sudah berjalan ke luar meninggalkan sang putri di kamarnya. Relly duduk di depan meja belajarnya. Kaca jendela yang basah akibat hujan membuatnya sedikit berpikir mengenai Kun dan perasaanya.

Di luar sana, hujan turun semakin deras. Entah kenapa dia merasa hujan kali ini memberikan sebuah isyarat padanya dan juga perasaanya saat ini.

Setelah menatap ke arah luar selama beberapa saat, Relly bangkit dan menutup tirai jendela kamarnya. Kemudian duduk kembali di meja belajar. Dia membuka laptop untuk mengecek kembali presentasi yang Yuta buat.

Dia percaya pada Yuta jika menyangkut presentasi seperti ini. Kata Relly, hasil pekerjaan Yuta memuaskan dan dia suka akan hal itu.

Relly menganggukkan kepalanya sembari membaca pelan isi yang ada di layar laptopnya, hingga tanpa sadar siku lengannya menyenggol sebuah buku yang berada tepat di sampingnya.

Dia mengambil buku yang terjatuh dengan posisi terbuka tersebut. Dia tersenyum sejenak saat melihat tulisan tangan siapa itu.

"Bagus banget," monolognya sembari meraba tulisan tangan Kun. Senyumnya menggembang, memberi sedikit kehangat senja itu.

Relly kemudian melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda karena, memperhatikan tulisan Kun. Gadis itu meneliti setiap pekerjaan yang Yuta lakukan tadi dan memberikan tambahan pada bagian yang menurutnya perlu.

Setelah merasa cukup, dia menutup laptop tersebut. Namun, lagi-lagi pandangannya tertuju pada buku yang dia pegang tadi. Senyumnya kembali terlihat, dia lantas mengambil buku itu dan berjalan menuju kasurnya.

Relly memeluk buku tersebut sambil berbaring. Hujan di luar sana membuat dirinya mengantuk, dia mengambil ponsel di sampingnya. Mengatur alarm dua jam ke depan agar dia bisa tidur. Mata gadis itu akhirnya terpejam bersama dengan buku yang masih setia dia peluk. Sungguh wajahnya tidak bisa berbohong kalau dia memang sangat bahagia saat ini. Padahal itu hanyalah sebuah tulisan tangan biasa tapi baginya, tulisan itu bukan sekedar tulisan.




















🌻🌻🌻

Naya berdiri dari tempatnya ketika mendengar suara mobil di halamannya rumah. Senyumnya menggembang tak kala melihat siapa yang datang berjalan ke arahnya.

Qalifa [Qian Kun] ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz