"Roti aku mau? ini susu kotak punya aku masih ada." Alena menunjuk satu roti dan satu kotak susu coklat.

"Sini," alena membawa kepala raiden. Lalu merangkul bahu lelaki itu.

Raiden menyandar kepala pada bahu alena. "Buka mulut nya," titah alena.

Raiden membuka mulut menerima suapan alena. Roti rasa tiramisu dan susu coklat ditangannya. Sesekali ia minum.

"Enak?" Alena menunduk menatap raiden yang sangat berbeda hari ini. Bisa dibilang sedikit manja. Tumben sekali.

"Tadi si itu ngapain?" Tanya raiden.

"Si itu siapa?" Tanya alena, sambil menyuapi raiden.

Raiden menerima suapan alena. "Yang nabrak lo hari itu." Ujar nya dengan tangan kanan yang meminum susu kotak milik alena.

"Clara namanya,"

"Iya itu, gue liat tadi dia duduk disini. Ngapain?"

Alena diam tak menjawab.

"Ngapain alena?" Ulang raiden datar. Tangan lelaki itu berpindah memeluk alena erat.

"Raiden! lepas ini disekolah," alena menggeliat untuk melepas pelukkan.

"Jawab dulu," raiden semakin mengerat pelukkan pada pinggang alena.

"Lepas dulu!"

"Jawab dulu!"

"Dia nanyain makan kesukaan kamu!" Jawab alena cepat.

"Lo kasi tau?" Raiden menegakkan tubuh. Alhasil pelukkan itu terlepas membuat alena bernafas lega.

"Iya,"

"Kenapa lo kasi tau?" Tanya raiden datar.

"Dia nanya," jawab alena sabar.

"Lo gak cemburu?" Raiden bertanya namun dengan wajah datar.

"Cemburu kenapa?" Binggung alena.

"Ck, gak tau!" Ketus lelaki itu.

Alena menawan senyum. Ia tahu maksud lelaki ini. "Aku emang siapa kamu?" Tanya alena usil.

Raiden mengangkat bahu acuh dengan wajah datar. Ngambek cerita nya si datar.

"Yaudah ngapain juga aku cemburu, kalo aku bukan siapa-siapa kamu 'kan?"

"Pacar alena! Pacar! Lo pacar gue!" Teriak lelaki itu kesal.

"Tapi kamu--"

"Sekarang lo pacar gue. Gak ada bantahan!"

"Kok--"

"Gak ada bantahan!" Teriak lelaki itu emosi.

Alena mengusap dada sabar. Kenapa raiden seperti anak kecil yang sedang marah? Ah menggemaskan si datar.

Alena membawa raiden dalam dekapnya. Ia mengelus pelan kepala lelaki yang sedang emosi itu. "kenapa teriak-teriak si?"

Raiden menelusupkan wajah pada leher jenjang alena. "Lo pacar gue alena. Lo milik gue bukan orang lain." Gumam nya.

Astaga?! Alena sudah tidak tahan. Kenapa raiden sangat menggemaskan saat ini.

"Iya aku pacar kamu," alena mengusap punggung tegap raiden.

"Udah berapa kali gue bilang, tapi lo gak pernah anggep gue sebagai pacar lo." Kata raiden mengerat pelukkan.

"Hahaha," alena tertawa gemas. "Kok kamu jadi gemesin si!" Alena mencubit pelan pipi lelaki itu.

"Lo pacar gue, bukan orang lain!"

Alena menghembus nafas kasar. Sudah berapa kali raiden berucap seperti itu?

"Iya alena pacar raiden!" Alena memeluk raiden gemas. Seakan asik dengan dunia keduanya. Melupakan mereka masih diarea sekolah.

"Udah bel, ayo kekelas!"

"Ehmhhm, nanti." Raiden mengeratkan pelukkan.

"Aku enggak mau bolos raiden ih!"

"Ini masih disekolah loh, kalo ada guru bisa diintrogasi kita!" Lanjut alena.

Raiden mendegus kesal lalu melepas pelukkan kasar. "Yaudah!" Lalu ia menggenggam tangan alena erat.

"Pelan-pelan ih jalannya!" Teriak alena kesal.

"Lo kaya semut!" Datar raiden. Semakin menarik alena cepat.

"Lo gajah!" Balas alena.

Raiden menghentikan langkah lalu berbalik menatap alena tajam. "Ngomong apa lo?"

"E-engak kok bercanda aja," jawab alena menunduk.

"Ulang ngomong apa lo?" Raiden menatap alena tajam.

"Enggak ih, bercanda aja! jangan gitu liatin nya takut." Rengek alena.

"Gue gak suka," kata raiden menatap alena datar.

Alena menghembus nafas pelan. "Iya-iya, ayo kekelas!" Kini alena yang bergantian menarik tangan raiden.

•••

To be continue.

Aku berusaha untuk buat sebagus mungkin. Semoga suka<3.

Jangan lupa vote fren!!!!

Raiden. (SUDAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora