01

277 28 1
                                    

Jevano Aderaldo Lee, siapa yang tidak mengenal sosok yang lebih akrab dipanggil Jevan itu di SMA Cakrawala. Laki-laki berdarah Korea-Indonesia itu merupakan sosok hits idaman para kaum hawa. Selain tampan Jevan juga merupakan siswa berprestasi yang kerap kali membanggakan nama SMA Cakrawala.

Nama Jevano tidak hanya terkenal di SMA-nya saja melainkan di sekolah lain, tidak heran kenapa meja serta lokernya selalu dipenuhi oleh surat dan kotak-kotak hadiah berbagai macam ukuran yang berisi berbagai macam barang juga.

Tapi semua barang tersebut tidak pernah Jevan bawa pulang karena ia merasa tidak berhak memilikinya walaupun sudah sangat jelas para pengirim memberikan untuknya sebagai tanda kekaguman mereka. Selain itu, Jevan juga memiliki alasan yang kuat untuk tidak membawa pulang barang-barang tersebut yaitu ia tidak suka membawa pulang pemberian dari orang asing.

Para penggemar Jevan tentu sangat hafal dengan hal itu, tapi mereka seolah menulikan telinga dan tetap memberikan hadiah-hadiah kecil yang memenuhi loker Jevan dan berakhir ditempat sampah, dan kadang Jevan membagikannya pada teman-temannya.

Jevan memindahkan satu persatu surat yang memenuhi meja nya, tangan besarnya beralih mengambil surat terakhir untuk dimasukkan ke dalam kantung plastik, namun pergerakannya terhenti saat membaca nama pengirimnya.

'Azella Jovanka' nama yang tertera di ujung kanan surat. Kening Jevan mengernyit, nama si pengirim terdengar tidak asing di telinga Jevan. Laki-laki itu memutuskan untuk memasukkan surat itu ke dalam saku celana abu-abu nya untuk ia baca nanti. Surat pertama yang Jevan ambil, mari ucapkan selamat kepada sang pengirim karena suratnya diterima oleh Jevan.

.
.
.

"Lagi?" Gadis berkulit putih pucat dengan rambut sebahu menatap nyalang ke arah gadis yang sedang berdiri di depannya.

"Bel, dengerin gue! Mau sebanyak apapun lo ngirim surat buat si Jevan-Jevan itu tetap nggak akan ada balasan. Lo tau sendirikan Jevan orangnya kaya gimana? Berhenti berharap juga berhenti kirimin dia surat atas nama gue!!" Gadis yang tak lain adalah Azella Jovanka itu mencoba memberikan pengertian pada kembarannya yaitu Abella Jovania, si manis yang dua tahun terakhir ini menyimpan perasaan pada sosok Jevan namun tidak berani menampakkan diri, gadis itu hanya bisa mencurahkan perasaannya lewat sebuah surat yang ia kirim atas nama Azel.

"Zel, firasatku Jevan bakalan baca surat itu" ujar Abel disertai senyuman yang begitu manis dan menenangkan. Abel, sosok gadis lembut penuh perhatian sangat berbanding terbalik dengan Azel yang terkesan tomboy terbukti dari teman-teman nya yang terdiri dari laki-laki semua.

"Walaupun dia baca juga itu surat atas nama gue, bukan lo" dengus Azel kesal seraya melemparkan kulit kacang ke sembarang arah. Tidak peduli jika ada siswa atau siswi yang nantinya akan terkena lemparannya.

"Maafin aku ya Zel, aku malu kalau langsung tulis nama sendiri, kamu tau kan baru kali ini aku suka sama cowok"

Azel menghela nafas, ia bisa apa jika Abel sudah berbicara dengan suara halusnya disertai sepasang mata bulat yang menatapnya begitu lembut.

"Lain kali sebelum tulis nama gue di surat itu, izin ke gue dulu, seenggaknya gue tau apa isi surat yang lo kirim, kalo isinya macem-macem kan gue yang malu!"

Abel tersenyum cerah, gadis berambut panjang itu memeluk kembarannya erat, saking senangnya ia sampai menggoyang-goyangkan tubuh mereka.
"Makasi Azel, kamu emang adik terbaik aku"

"Tsk, nggak gratis tau!" Decak Azel

"Iya, aku tau kok, ayo ke kantin aku traktir sepuasnya" ucap Abel diiringi pekikan antusias Azel. Tanpa aba-aba gadis itu langsung menarik Abel menuju kantin.

ENIGMA (REVISI)Where stories live. Discover now