"Ada apa?"

"Boleh aku menghapus liptint itu?"

Arselin mendelik. Ia menoleh, menatap Hyunjin yang saat ini sedang menatapnya sekaligus menunggu persetujuan.

Tatapan polosnya membuat Arselin frustasi.

"Boleh aku menciummu, sayang?" Hyunjin malah memperjelas pertanyaannya, membuat Arselin semakin frustasi!

"Eumm, iya boleh."

Setelah mendengar kata persetujuan, Hyunjin sedikit memiringkan wajahnya sedari mendekat. Arselin dapat merasakan bibir tebal Hyunjin menyentuh lembut bibir bawahnya.

Lelaki itu benar-benar menghapus liptint yang saat itu Arselin pakai.

Lumatan kecil nan lembut itu berhasil membuat Arselin nyaman. Hyunjin tahu betul bagaimana membuat lawan mainnya terbuai dengan permainannya.

Dengan tangan yang tidak tinggal diam. Hyunjin mengusap helai rambut Arselin, memberi sentuhan lain yang membuat perut Arselin geli bagai diterbangi ribuan kupu-kupu.

Saat Arselin sudah bisa mengimbangi ciuman Hyunjin, lelaki itu malah menghentikan kegiatannya. Ia memperhatikan wajah sayu Arselin sebelum kembali menanyakan satu pertanyaan.

"Kamu benar-benar bersedia hidup bersamaku selamanya?"

"Iya. Aku mau."

Hyunjin lantas tersenyum.

"Terima kasih." Seusai mengatakan itu, Hyunjin kembali memangut bibir perempuan itu. Membuatnya sedikit tersentak.

Tentu Arselin tidak dapat menyeimbangi ciuman Hyunjin kali ini. Karena saking cepatnya. Arselin juga tidak tahu mengapa lelaki itu tiba-tiba menjadi agresif dan lebih bergairah.

Salah satu tangan Hyunjin menyelinap masuk ke depan baju Arselin, meraih sesuatu. Itu membuat Arselin panik. Agaknya Hyunjin sedang menginginkan itu.

"Arselin." bisiknya, tepat di depan telinga.

"Ada apa, Hyunjin? Katakan saja apa yang sedang kamu inginkan."

"Kamu sedang menginginkan itu, ya?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Kamu, kamu percaya padaku, kan?"

"Astaga, sudah berapa kali aku bilang? Iya, aku percaya padamu, Hyunjin. Selalu."

"Selagi tidak melewati batas sampai sana. Aku tidak masalah."

Hyunjin lantas diam.

"Emangnya kenapa, sih? Kamu kenap—ah!" pekik Arselin terkejut begitu Hyunjin bergerak menciumi lehernya.

Tangan Arselin reflek mencengkram rambut Hyunjin ketika mulutnya mulai mengigiti perpotongan leher Arselin.

Arselin tidak tahu mengapa Hyunjin jadi begini, tapi jujur Arselin merasakan sakit juga perih.

"Sakit..." lirih Arselin sambil berusaha mendorong kepala Hyunjin menjauh dari lehernya.

Lagi-lagi Arselin mencengkram rambut Hyunjin, lebih kuat seiring dengan apa yang ia lakukan.

"Akhh–!" Benar-benar sakit, leher Arselin terasa robek dibuatnya.

Tes...

Arselin merasakan ada sesuatu yang barusan menyentuh pahanya. Begitu Arselin mengecek, kedua matanya terbelalak.

Itu darah.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah darah itu menetes dari pakaian Arselin.

"Hyunjin, apa yang kamu lakukan?!"

Bodohnya, Arselin baru menyadari jika darah yang sedang menetes di pahanya itu ternyata telah mengotori setengah pakaiannya.

Dan anehnya lagi, Arselin baru merasakan sakit yang teramat perih setelah menegur Hyunjin. Bahkan rasa sakitnya terasa lebih menyakitkan.

Bulir-bulir itu mulai menetes.

"K-kamu kenapa, Hyunjin..." lirih perempuan itu tertahan pada Hyunjin yang masih berada di lehernya.

Hyunjin perlahan mendongakkan kepalanya, sepasang manik keduanya bertemu. Kilauan itu merubah warna pupil lelaki itu.

Manik indah Hyunjin kini telah berubah menjadi lebih menyeramkan. Lebih kelam dari langit malam, lebih merah dari bulan serta darah yang sedang mengalir di leher Arselin.

"Ayo abadi bersama."

"AAAAKHH!"

"AAAAKHH!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lanjut gak? jujur agak gak pede publishnya :,)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lanjut gak? jujur agak gak pede publishnya :,)

Blood & LightOn viuen les histories. Descobreix ara