XLIV

1K 267 71
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Aphelion menelisik sejenak hingga ia yakin tentang apa yang dilihatnya. Matanya menyipit menaruh perhatian secara bergantian pada Hyades dan Glasio yang tampak masih mengantuk karena hanya dapat tidur beberapa jam sebelum yang lain membangunkan keduanya agar ikut ke perpustakaan. Urusan perut, mereka sempat menyantap beberapa kudapan yang tersisa.

“Pagi tadi, aku melihat beberapa luka di tubuhmu. Luka apa itu?”

Hyades melirik Glasio yang berdeham, membuat Aphelion semakin curiga. “Eh, yah. Luka bertarung.”

“Bertarung?” tanya semua orang dengan reflek, sementara Equinox dan Coastal yang terlambat bergabung menatap bingung dari ambang pintu.

“Siapa yang bertarung?” tanya Equinox.

“Aku dan Glasio hyung,” jawab Hyades dengan senyum canggung.

“Dan ... kenapa kalian bertarung?” Coastal mengernyit setelah menutup pintu rapat-rapat, setelahnya ia menyeret satu kursi untuk duduk dekat-dekat Hyades saking penasarannya melebihi Aphelion.

“Hanya berlatih,” jawab Glasio. “Kurasa kalian juga harus melakukan hal yang sama.”

Paleo melipat kedua tangannya di dada. “Kenapa tidak memberitahu kami? Kenapa berlatih diam-diam seperti itu?”

“Bukan begitu. Toh, pertanyaanku pagi tadi tidak ada yang merespon dengan benar. Maka lebih baik aku istirahat saja lebih dulu selagi kalian pergi makan.” Hyades mengedik. “Oh, terima kasih atas kudapan yang kau bawa ke kamar,” lanjutnya pada Aphelion yang berdecak sebal.

“Kalau tidak ingat kalian menghilang semalaman, mungkin aku malas membawakannya.”

“Eii, ayolah,” goda Hyades. “Ini latihan yang sangat penting untukku. Sekali lagi aku bertanya, siapa yang bersedia untuk tidak tidur semalaman?”

Sideris mendengkus. “Katakan terlebih dahulu, latihan apa yang kau maksud itu? Kenapa begitu penting untukmu dan kenapa pula kita tidak berlatih bersama-sama di siang hari?”

“Eh ... seperti yang kalian tahu ... aku ditakdirkan untuk menguasai kelima kekuatan elemen. Kalian juga tahu ... kekuatan terbesarku bisa muncul saat aku sedang emosi. Glasio hyung khawatir kalau aku melukai kalian atau orang-orang terdekatku kapan saja.”

“Ini karena masalahku kemarin?” tanya Sideris pada Glasio dengan raut serius.

“Tidak perlu menatapku begitu. Aku tidak membelamu dan menyalahkan perilaku Hyades, aku tahu ia tidak sengaja.” Glasio memutar matanya malas.

“Lalu?”

“Jujur saja. Kau juga tidak lelah dengan pikiranmu sendiri? Katakan pada yang lain, jangan hanya Hyades. Kalian pikir semua ini hanya tentang kalian?” heran Glasio membuat semua orang mengernyit terkecuali Hyades, sementara Sideris sedikit terkejut.

Nebula {Resurgence}Where stories live. Discover now