~AL 7~

1.8K 245 34
                                    

~~ Selamat membaca ~~

Hadi Aldama Bin Mehmet Aldama
Begitulah nama yang tertulis di papan nisan sebuah makam yang masih basah itu. Hadi di makamkan di pemakaman miliknya. Dia di perkirakan meninggal pukul 04.30 pagi. Dokter sempat datang memeriksa nya. Tidak ada riwayat penyakit yang di deritanya. Selama ini memang Hadi sangat menjaga kesehatan tubuhnya. Dia meninggal karena memang sudah waktunya kembali ke pangkuan Illahi.

Hadi wafat pada usia tujuh puluh delapan tahun, meninggalkan seorang istri, empat orang anak laki-laki, satu anak perempuan, dan lima orang menantu. Serta tiga cucu laki-laki, delapan cucu perempuan.

"Selamat jalan Yah. Mulai hari ini kita tidur sendiri-sendiri, tapi ayah akan tetap ada di hatiku"

"Ya Allah terimalah amal ibadah suami hamba, ampuni segala dosa-dosanya"

"Tunggu aku ya Yah, semoga kita dapat berkumpul kembali di surga-Nya" Indah masih duduk di samping pusara suami tercintanya. Para pelayat sudah pada pulang hanya menyisakan Indah dan anak-anaknya.

"Mom ayo pulang " Algis membantu ibunya berdiri, tadi pagi Indah sempat pingsan dia tidak menyangka Hadi akan pergi sekarang, dia memang sudah menyiapkan hati untuk hari ini.

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian dan hanya Tuhan yang tahu kapan waktu itu tiba. Kita hanya menunggu kapan Izroil datang mengambil nyawa kita. Mempersiapkan bekal untuk kampung akhirat nan abadi. Semua yang kita lakukan di dunia akan di mintai pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah Subhanallah wa Ta'ala.

Anak-anak Hadi turut serta mengurus jenazah sang ayah, mulai dari memandikan mengkhafani, menyolatkan hingga mengantarkannya ke  liang lahat. Semasa hidupnya Hadi sering mengajarkan anak-anak cara mengurus jenazah dia ingin anak-anaknya lah  yang mengurus  jenazahnya saat dia meninggal dunia suatu hari nanti.

"Aku akan sering-sering kesini Yah. Selamat tinggal " Kemudian mereka kembali kerumah karena masih harus menyiapkan segala keperluan untuk nanti malam acara tahlil di kediaman Aldama.

****

"Maaf ya sayang aku ga bisa kesana" ujar Algis. Saat ini dia sedang menghubungi Reva. Dia cancel semua perjalanan nya ke Paris.

"Kapan kamu bisa kesini?" Tanya Reva dari seberang sana.

"Aku ga tahu, untuk beberapa minggu kedepan aku ga bisa ninggalin mommy"

"Kan ada kakak-kakak kamu yang lain"

"Iya. Tapi aku tetap tidak bisa meninggalkan nya untuk saat ini".

"Ya sudah lagian tinggal tiga minggu lagi aku pulang kok"

"Aku kangen banget sama kamu sayang "

"Siapa suruh sibuk mulu"

"Aku kerja kan juga buat masa depan kita juga"

"Kamu ga macam-macam kan sama istri kamu itu?"

"Enggak, kamu tenang aja, aku ga tertarik kok sama dia. Kamu satu-satunya rumahku " Tanpa Algis ketahui Aluna mendengar semua percakapan mereka,  Algis ada di balkon kamar Aluna sekarang. Saat dia masuk Aluna memang sudah tidur, tapi dia terbangun saat mendengar suara Algis.

Aluna terisak di bawah selimutnya, Algis memang bukan untuknya. Mungkin dia akan berhenti berharap mulai sekarang sebelum semakin jatuh cinta pada suaminya dia tidak ingin merasa lebih sakit kedepannya saat mereka berpisah.

"Luna..." Algis naik ke atas ranjang dan melihat tubuh Aluna bergetar. Ya sampai detik ini dia masih tidur dengan Aluna, tapi tadi dia tidak bilang pada Reva kalau selama ini dia tidur sekamar dengan Aluna.

"Kamu kenapa sakit?" Aluna membuka selimutnya. Dia mengangguk.

"Yang mana yang sakit" Aluna menunjuk kakinya, dia berbohong padahal hatinya yang sakit. Algis lalu membawa kaki Aluna ke pangkuan dan mulai memijitnya. Baru sekarang Algis menyentuh Aluna secara intens ada rasa aneh yang menjalar pada tubuhnya saat tangannya memijit kaki mulus istrinya. Sebenarnya dia sangat lelah hari ini, tapi entah mengapa tidak tega  saat melihat Aluna menangis.

"Bagaimana, enak?"

"Terimakasih A, "

"Tidurlah, saya akan memijit kamu sampai kamu tidur,"

"Enggak usah. Aa tidur saja, pasti cape dari pagi Aa kan sibuk ngurus babah " Algis tersenyum.

"Itu sudah kewajiban kami sebagai anak babah," saat melihat Aluna sudah tidak menangis lagi Algis ikut berbaring di samping Aluna.

"Gimna keadaan mommy?" Tanya Aluna saat ini Algis sangat dekat dengannya, wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja.

"Lebih baik, ada kak Mora yang menemaninya sekarang " Sejak pulang dari pemakaman Indah drop, dia juga tidak bisa menemui para tamu yang datang untuk mendoakan suaminya. Tapi sekarang kondisi nya sudah mulai membaik.

Algis menyelipkan rambut Aluna ke belakang telinganya lalu menyentuh setiap jengkal wajahnya, Aluna hanya bisa memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Algis di wajahnya. Dia berusaha tidak terbawa perasaan menormalkan detak jantungnya. 'Dia bukan milikmu Aluna' kata-kata itu yang selalu Dia ucapkan untuk mengingatkan siapa dirinya.

Tanpa aba-aba Algis melumat bibir Aluna, bukan kecupan singkat seperti kemarin, tapi lumatan bahkan dia menggigit bibir bawah istrinya. Aluna hanya diam tidak tahu harus berbuat apa dia juga tidak berusaha menolak serangan Algis. Sejak kecupan pertama mereka kemarin Algis ketagihan dan ingin merasakan lebih dari itu. Seakan lupa apa yang dia katakan tadi pada Reva bahwa dia tidak tertarik pada Aluna, nyatanya dia yang tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh Aluna walau hanya sebatas ciuman. Algis laki-laki normal di tambah Aluna yang memang cantik, tidak kalah cantik dari Reva yang seorang artis membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak jika hanya berduan dengan Aluna seperti ini.

"Maaf" Algis menyentuh bibi Aluna yang sedikit bengkak akibat ulahnya.
Aluna masih menghirup pasokan udara akibat tadi Algis yang tidak membiarkannya bernafas.

'Seandainya hatiku masih sendiri, aku akan menjadikan mu milikku sutuhnya Aluna' batin Algis. Dia masih mempunyai kesadaran agar tidak berbuat lebih dari itu pada Aluna. Karena dia tidak tahu nasib rumah tangganya kedepan.

"Tidurlah " Kemudian memeluk Aluna.

Nyaman. Itulah yang Aluna rasakan saat Algis memeluknya.

'Maafkan aku mbak Reva aku mencintai kekasihmu.' Aluna masih bimbang dengan perasaan, dia ingin berhenti mencintai Algis. Tapi setiap kali Algis memperlakukannya seperti ini dia ingin menyingkirkan siapa saja yang menjadi penghalang.

Bersambung

Sampai jumpa minggu depan ya

26Mei 2021
THB

AL (Algis & Aluna) Aldama Family Seri 5 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang