~AL 4~

1.7K 218 27
                                    

Happy Reading ❤

Algis tiba di rumah orang tuanya sekitar pukul sepuluh malam. Ya dia tidak pulang kerumahnya dengan Reva. Mommy tadi langsung menyuruh dia kembali ke kediaman keluarga Aldama.

"Kamu mau kemana?" Tanya Indah saat Algis hendak pergi ke kamarnya di lantai atas.

"Aku mau tidur mom cape" ujar Algis malas.

"Tidur sama Aluna" Kata Indah penuh penekanan. Padahal Algis baru sampai tapi sudah di cerca banyak pertanyaan oleh Indah. Hadi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat istri dan putra bungsunya berdebat. Selama Algis tidak melampaui batas Hadi akan mendukung putra bungsunya.

"Mom. Aku takut ganggu dia" Algis beralasan.

"Luna masih bangun jam segini. Jangan banyak alasan "

"Oke.. oke.. tapi aku mau mandi dulu" ujar Algis langsung pergi meninggalkan ibunya yang masih menggerutu. Semakin tua Indah semakin cerewet. Tapi tidak mengurangi rasa cinta Hadi untuknya.

"Anak ayah tuh susah di bilangin" Adu Indah pada suaminya.

"Anak kita sayang. Kan bikinnya barengan" ujar Hadi membuat Indah tersipu malu.

"Udah punya cucu sebelas aja mommy masih malu-malu ya" goda Hadi.

"Tau ah.. ayo ke kamar udah ngantuk nih" sambil terkekeh Hadi mengikuti istrinya pergke kamar mereka.

Ceklek

Algis membuka pintu kamar yang di tempati Aluna. Terlihat Aluna masih membaca buku. Saat tahu Aluna hobi membaca Indah langsung membelikan buku-buku untuk Aluna. Mulai dari novel remaja, komik, dan masih banyak lagi.

"Assalamualaikum " Algis menyapa istrinya. Aluna sedikit kaget karena tidak tahu suaminya datang.

"Waalaikum salam " jawab Aluna. Algis mendekati ranjang yang di tempati Aluna lalu duduk di dekat kakinya.

"Bagaimana keadaan Aa" Tanya Aluna basa-basi, sebenarnya dia gugup berduan dikamar bersama Algis.

"Baik, kamu sendiri "

"Baik, Aa ingin sesuatu?" Walau Algis tidak mencintainya, Aluna ingin melayani suaminya dengan membuatkannya makanan atau menyiapkan pakaian Algis. Tapi keadaan yang membuatnya tidak bisa melakukan itu, jangankan untuk melayani suaminya dirinya sendiri juga membutuhkan orang lain.

"Hanya ingin tidur. Mommy menyuruhku tidur sama kamu" terlihat wajah Algis yang sudah sangat berat untuk membuka matanya.

"Tidur aja,, ga apa-apa kok" Tanpa aba-aba Algis langsung berbaring di samping Aluna. Sepertinya dia memang kelelahan. Terdengar dengkuran halus menandakan Algis benar-benar sudah terlelap. Aluna menatap wajah tampan suaminya, dengan hati-hati dia menyentuh wajah Algis takut sang empu terbangun. Wajah khas Turki gen dari ayah mertuanya membuat Algis terlibat begitu sempurna. Tak pernah terbayangkan sebelumnya dia akan menikah dengan bule.

"Semoga mimpi indah" Aluna memberanikan diri mencium kening
Algis, sejak pertama melihat suaminya dia sudah jatuh pada pesona Algis. Makanya dia menerima tawaran Indah utuk menikah dengan Algis.

"Boleh enggak aku berharap pernikahan kita langgeng?"

"Tapi aku sadar kamu ga bakalan pernah cinta sama aku. Mbak Reva jauh kemana-mana daripada aku. Dia punya wajah cantik, karirnya cemerlang, pasti kamu bangga jadi suaminya " ujar Aluna pada Algis yang sedang tidur. Karena hanya saat tidur dia berani berbicara pada suaminya, kalau sedang bangun jangan kan ngomong dekat dengan Algis saja dia takut.
Setelah puas mengeluarkan isi pikirannya, Aluna mulai memejamkan matanya menyusul sang suami ke alam mimpi.

Pukul empat subuh Algis bangun. Awalnya dia kaget karena dia tidak berada di kamarnya. Kemudian dia tersadar semalam dia tidur di kamar Aluna. Algis memandangi Aluna yang masih berada di alam mimpi. Malam ini Aluna memakai piyama lengan pendek berwarna biru berbahan cotton. Terlihat jelas lengan putih Aluna, baru kali ini dia melihat kulit putih Aluna karena selama ini Aluna selalu memakai baju lengan panjang. Pandangan Algis beralih ke wajah Aluna, sepertinya Aluna pandai merawat wajahnya terbukti dengan tidak ada noda yang menepel di sana. Wajahnya cantik alami tanpa polesan makeup seperti yang sering Reva lakukan. Saat melihat bibir Aluna, terbesit dalam pikiran Algis menggigit bibir ranum itu. Hanya dengan membayangkannya saja ada sesuatu yang ikut bangun pagi itu.

"Sialll" Algis mengumpat geram pada sesuatu itu.
"Dia bukan rumah kamu kenapa bangun" omel Algis karena dia merasakan sesak pada dirinya. Tiba-tiba Aluna membuka matanya, membuat Algis gelagapan.

"Sudah subuh A" Algis menggeleng.

"Bentar lagi belum adzan"

"Aa kenapa?"

"Enggak . Aku akan pergi ke kamarku terimakasih tumpangan tidurnya " Algis bisa gila jika terus berada dekat Aluna.

Kenapa gadis itu bisa membuatnya berfantasi liar. Jika tidak cepat pergi dari kamar istrinya, bisa-bisa dia menerkam Aluna saat ini juga, dia tidak mungkin melakukannya walau Aluna sudah halal baginya. Dia tidak ingin mengingkari janjinya pada Reva. Dan tidak ingin menyakiti Aluna.

Aluna heran melihat tingkah suaminya. Apa ada yang salah pada dirinya?. Tak mau ambil pusing lebih baik dia bersiap-siap solat subuh. Sekarang dia sudah bisa naik ke kursi rodanya sendiri. Kamar mandi juga sudah di sesuaikan dengan keadaan Aluna. Jadi dia bisa sendiri pergi ke kamar mandi saat tidak ada asistennya.

Saat tiba di kamar Algis langsung pergi ke kamar mandi dan langsung berendam air dingin berharap bisa menenangkan pikiran nya. Cukup lama dia berada di kamar mandi. Setelah merasa lebih tenang dia keluar karena ibunya sudah berada di dalam kamarnya.

"Cepat solat subuh takut waktunya habis. Ngapain aja sih mandinya lama banget" omel Indah sambil mengeringkan rambut putranya. Kebiasaan Algis dari dulu kalau habis keramas pasti mencari sang mommy untuk mengeringkan rambutnya.

"Ya mandi mom biar bersih makanya lama,"

"Tapi ini masih pagi lama-lama di kamar mandi kalau demam gimana?" Bagi Indah Algis adalah putra kecilnya yang manja, karena anak bungsu jadi Algis yang lebih manja di banding kakak-kakaknya.

"Apa yang kamu lakukan pada Luna semalam " Indah menatap tajam Algis.

"Enggak ngapa-ngapain. Sumpah " Ujar Algis sambil mengangkat dua jarinya.

"Yahhh padahal mommy ingin cepat-cepat punya cucu dari kamu" Indah pura-pura sedih. Algis menceritakan semuanya pada Indah termasuk mereka yang menunda memiliki momongan karena Reva masih ingin berkarir.

"Cucu mommy kan udah banyak."

"Tapi mommy juga ingin cucu dari kamu" Indah memukul lengan anaknya.

"Iya nanti aku omongin lagi sama Reva "

"Kenapa dia masih kerja padahal masih bisa nafkahi dia sampai tujuh turunan"

"Dia kerja bukan semata-mata karena uang mom. Demi mimpi nya juga"

"Bela aja istrimu itu," Indah lalu keluar meninggalkan anaknya. Algis hanya bisa menghela nafasnya. Hanya karena gara-gara gosip yang menyebutkan Reva pernah jadi simpanan seorang produser, keluarganya tidak ada yang menyukai Reva. Padahal itu semua hanya gosip, Reva sendiri yang mengatakan itu pada Algis.

Bersambung

21 Mei 2021

THB

AL (Algis & Aluna) Aldama Family Seri 5 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang