Aisha melepas sepatu dan kaos kaki Gafian, Aisha membenarkan bantalnya supaya kepala Gafian bisa tidur dengan nyaman, selanjutnya Aisha melonggarkan dasi gafian, membuka dua kancing kemejanya karena kamar Aisha ini nggak ada ACnya, dia tau betul kalau di kamar Gafian ada tiga AC, jadi tidur di kamar kecil ini pasti akan membuat Gafian gerah kepanasan. Begitu kancing kedua terbuka, Aisha melihat kalung berbentuk salib di leher Gafian.

Aisha tersenyum pahit. Dia kemudian menatap rak bukunya. Di deret paling atas, ada al-Quran. Sampulnya memang sudah agak berdebu karena Aisha jarang membuka apalagi membacanya. Tapi, satu yang pasti, Aisha begitu mengimani Tuhannya. Walau dia masih banyak kekurangan, walau ibadahnya belum sempurna, walau dia nggak begitu alim... Aisha tetap anak dari keluarga yang cukup menjunjung tinggi ajaran agamanya.

Aisha mengelus pelan rambut Gafian. Mendapat elusan lembut yang bahkan nggak Gafian sadari siapa pelakunya, ujung bibir Gafian terangkat menarik senyum kecil dan menampilkan lesung pipi yang membuat pesona manis Gafian semakin kuat.

"Sha, I love you. I really like you. Please stay with me forever."

Mata Aisha terbelalak. Jantungnya bepacu dua kali lebih cepat. "I do, Gaf."

"Thanks... Shasha..."

Aisha kecewa. Dia merasa bodoh karena sudah mengira kalau Gafian akan mengatakan kata-kata itu ke dia. Untuk sejenak dia benar-benar malu dan salah tingkah sendiri. Padahal juga nggak ada yang tau kejadian ini kecuali dirinya sendiri. Cewek itu nggak bisa berbuat apa-apa selain ketawa yang terkesan di buat-buat sambil menggaruk tengkuknya.

Aisha kemudian berdiri. Mengambil cutter di laci meja belajarnya. Dia membuka cutternya sampai mata pisau itu nyaris keluar semua. Aisha mengarahkan cutter itu ke Gafian.

"Pengen gua unboxing lu sumpah. Usus lu bentuknya kayak apa sih? Kali aja bisa digoreng terus dimakan pake nasi."

"Tapi ngga dulu deh, gua mau packing orderan shopee dulu. Paket dari korea pada baru dateng."

"Haduh, perasaan gua udah biasa deh di ghosting customer. Biasa dibuat baper seolah dia tertarik sama produk gua padahal mah nggak jadi beli. Tapi kenapa di ghosting elu rasanya nyesek banget si, Gap? Mang lu siapa? Mang lu ngasi dampak apa sih ke online shop gua?"

"YA MANA SAYA TAU?!" Aisha kaget. Dia langsung nutup mulutnya rapat-rapat. Otaknya bahkan nggak bisa lagi berpikir harus bagaimana menghadapi Gafian setelah apa yang barusan dia ucapkan.

Namun melegakan! Ternyata Gafian tadi belum sadar. Dia ngaco lagi. Karena setelah membentak sambil menunjuk Aisha menggunakan jari telunjuknya, Gafian lanjut bicara, "Tapi kan, biaya jual beli di perusahaan sekuritas asing lebih tinggi, Pak. Kisaran 0,25% untuk transaksi beli dan 0,35% untuk transaksi jual. Angka segitu mending buat beli di perusahaan sekuritas lokal. Karena kaki babi bakar kadang bumbunya kurang melekat dan Kimia saya selalu remedial. Tapi blackcard pernah hilang sih cuman saya lebih ganteng dari Chenle."

"Anak anjiiiiinkkkkkk." Umpat Aisha sebelum benar-benar menyingkir dari Gafian.


💎







Di waktu yang sama, Shasha baru aja sampai rumahnya sendiri setelah berbincang-bincang dengan Mama Zhong di hotel. Mereka membicarakan banyak hal. Terutama tentang pendidikan Shasha sih, Mama Zhong bertanya kedepannya apa rencana Shasha, mau kuliah dimana, ambil jurusan apa dan lain-lain. Mama Zhong ini mengutamakan pendidikan juga, cuman beliau santai. Nggak harus jadi siswa yang terbaik, asalkan belajarnya sungguh-sungguh karena jadi manusia yang nggak berilmu itu sia-sia.

Sesampainya di rumah, Shasha merasa hampa. Rumah besarnya ini kini cuman dihuni oleh dirinya sendiri. Orang tuanya mulai malam ini menempati rumah baru mereka.

Royaltionship [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora