37. let's get it done

2.1K 627 101
                                    

Perjalanan antara mertua dan menantu ke Sanghai akhirnya tiba. Sebenernya bukan perjalanan yang penting-penting amat sih. Mama Zhong cuman pengen deeptalk sama calon menantunya. Mama Zhong tuh bisa ngeliat kalau antara Shasha dan Chenle ada sesuatu yang ugh! gitu. Pokoknya ugh! nggak bisa dijelasin pakai kata-kata.

Berkedok jalan jalan mengunjungi Papanya Chenle yang kebetulan memang lebih sering tinggal di China, Mama Zhong nyatanya nggak hanya melakukan hal itu.

Mama Zhong sebenarnya dari dulu pengen punya anak cewek juga. Soalnya sepupu sepupunya Chenle lucu lucu banget pas kecil bisa didandani kayak putri. Sementara Chenle enggak bisa. Makanya Mama Zhong suka iri. Tapi syukurlah beliau akhirnya akan segera memiliki anak perempuan sekarang.

Di tengah makan malam mewah di dalam kapal pesiar, Mama Zhong mulai bercerita tentang masa kecil Chenle.

"Shuhua, Kamu boleh khawatir karena Ale lebih muda dari kamu. Tapi kamu harus percaya sama Mama, Ale ini anaknya dewasa. Baik. Dia penuh kasih sayang. Ale pasti jadi laki-laki yang setia dan selalu menomor-satukan kamu di sisa hidupnya."

Shasha berhenti mengiris steaknya. Tatapan sayunya itu kemudian menatap mata hitam Mama Zhong dalam-dalam. Ada ketulusan terpancar di dalam sana. Kelihatan sengan jelas kalau Mama Zhong nggak hanya mengucapkan kata-kata itu sembarangan. Rasanya seperti omongan beliau barusan itu dipertanggung-jawabkan sepenuhnya. Hal itu membuat hati Shasha tergerak.

"Dulu pas masih kecil, Ale pernah nabung uang jajannya buat beliin Mama gelang. Katanya sih harusnya kalung, tapi uangnya nggak cukup." Mama Zhong terkekeh. "Dari kecil dia anak yang manis. Dia selalu takut bikin Mama dan Papanya kecewa. Dia selalu berusaha keras buat apapun yang dia ingin dapatkan. Mama pastikan seumur hidup kamu akan bahagia kalau kamu berakhir sama Ale."

Shasha perlahan tersenyum. Dia mengangguk kecil beberapa kali.

"Kelihatan kok Ai kalau Chenle orangnya seperti itu."

"Ai apanya? 我是你妈妈." (saya ini mama kamu.)

"Hehe, iya, M,mama..."

"先吃饭并享受。这个好吃。" Mama Zhong menyodorkan pisau daging ke Shasha agar perempuan dihadapannya melanjutkan makan malamnya. Sebentar lagi akan ada lentera yang diterbangkan ke langit. Mungkin sekitar lima menit lagi. Makanya mereka memilih makan malam di kapal pesiar karena di Shanghai akan ada festival lentera. Pemandangannya selalu sangat manis untuk dinikmati sambil menyantap strip steak, atau potongan bagian pinggang bawah sapi dan diselimuti saus chimichurri yang segar untuk pendamping makan malam mereka malam ini. (*Ayo makanlah, nikmatilah, ini enak.)

Sepulang menghabiskan waktu tahun baru dari Shanghai, Chenle menjemput Shasha dan Mamanya di bandara. Mama Zhong memilih untuk pulang dengan supir pribadinya guna memberi Chenle dan Shasha waktu untuk berdua.

Mereka tentu saja masih sangat canggung. Shasha sebenarnya sudah nggak begitu keberatan untuk memulai semuanya dengan Chenle, tapi, dia mau menyelesaikan masa lalunya dulu.

Maka dari itu, ketika Chenle selesai mengantar Shasha pulang ke rumahnya, Shasha nggak langsung keluar dari mobil. Dia mau bicara sesuatu dulu.

"Ale."

"Ya, kak?"

"Sorry, tapi... bisa nggak kalau kita jangan terlalu dekat dulu untuk sementara waktu? Jaga jarak. Jangan temui aku dulu. Jangan ngehubungin aku juga."

Chenle mengernyitkan keningnya heran. Tapi dia nggak mau buru-buru memotong ucapan Shasha. Chenle memilih untuk terus diam sampai Shasha selesai bicara.

"Aku mau buka lembaran baru. Sama kamu. Tapi ada kisah yang belum selesai. Yang belum bener-bener aku relain. Jadi, ijinin aku buat pelan-pelan selesain masa laluku dulu, ya, Le?"

Royaltionship [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang