24. How rich people solves their problems

3.8K 1K 488
                                    

Setiap orang kalau stress biasanya melakukan sesuatu diluar apa yang sering mereka lakukan.

Yang introverts bisa aja tiba-tiba banyak bacot.

Yang extroverts bisa aja tiba-tiba jadi pendiam.

Yang orang pas-pasan bisa aja tiba-tiba melampiaskan amarahnya dengan belanja barang-barang nggak penting padahal uang tabungan itu penting untuk kebutuhan yang lainnya nanti di kemudian hari.

Dan orang kaya.... penasaran nggak sih, how they solve their problems itu bakalan kayak gimana?

Pernikahan Mama Soo dan Papi Usok udah tinggal hitungan hari. Segala persiapan sudah dipersiapkan dengan matang, mulai dari gereja tempat mereka melangsungkan ikrar suci pernikahan, Undangan mewah, souvenir mewah, persiapan bulan madu ke Qatar, semuanya sudah selesai, tinggal resmi menikah di hadapan Tuhan & Hukum aja dan mereka akan menjadi keluarga sungguhan.

Shasha dan Gafian besok malam HARUS BANGET, WAJIB BANGET DAN KUDU BANGET hadir di pesta pre-wedding orang tuanya. Dinner biasa sih, di salah satu hotel ternama milik keluarga ternama juga. Akan banyak kolega dan orang penting dari berbagai penjuru kota di negara ini dan tentu saja ada tamu khusus VIP dari luar negri. Sahabat Mama Soo dari Swiss, Korea, Paris, Hongkong dan sahabat Papi Wooseok dari Macau, Korea, Dubai, Singapore dan bermacam-macam deh pokoknya. Nggak usah diabsen semua deh, paling juga nggak ada yang kenal.

Pas Shasha dibilangi si Mama soal Pre-wedding party besok malam, Shasha dengan fake smile-nya mengangguk, bilang kalau tentu saja dia bersedia datang ke acara itu. Sementara Wooseok tentu saja TAKUT menghubungi Gafian.

"Anak ini ngamuk lagi terus minggat lagi, nggak, ya?" Gitu yang ada di benaknya. Tapi bagaimanapun Wooseok harus bilang baik-baik supaya nggak bikin malu keluarganya. Gimana kalau keberadaan Gafian dipertanyakan oleh tamu undangan? Mana Gafian ini aktif banget bersosialisasi sama CEO CEO berbagai perusahaan.

Akhirnya Wooseok telfon Gafian malam itu.

"Why, Pi?"

"There's something I should tell you about."

"Uhm, what? Just tell me."

"Tomorrow night we'll ... Argh, No. Don't mind me. Telefonnya Papi tutup."

"Wait, what, Pi? Ada apa?"

"Papi takut kamu marah dan pergi lagi."

Gafian terkekeh. "My emotions are stable today."

"Son, we will hold a party tomorrow night. Are you coming?"

Gafian nggak langsung menjawab. Dia menghindari Shasha banget. Mereka berdua kembali asing seperti sebelumnya walau dari lubuk hati yang paling dalam mereka berdua sama-sama galaunya. Dan sekarang... apakah semua usahanya untuk saling melupakan satu sama lain akan hancur begitu saja?

We will see.

"It doesn't matter if you don't want to go."

"See you tomorrow, Pi."

Gafian menutup teleponnya. Menjatuhkan HPnya ke lantai yang tentu saja diselimuti karpet tebal made in Italy. Cowok itu kemudian merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Menatap lantit-langit kamarnya yang tentu saja didesign dengan sangat mewah.

Sejenak, Gafian ingin mengenang kenangan kenangan manisnya dengan Shasha yang kini sudah lenyap seperti kembang api yang indahnya cuman sebentar.

Gafian nggak sendiri, di sisi bumi yang lain, Shasha sama tersiksanya karena takdir yang iseng banget mempermainkan mereka berdua.

Royaltionship [✓]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon