31. The Ending Story About Young Lady and An Ordinary Boy

3.1K 802 274
                                    

Day two at Krung Thep, alias Bangkok. Pemandu wisata menghimbau para peserta tour semuanya untuk berpakaian sopan hari ini karena tempat wisata yang akan mereka kunjungi diantaranya adalah Wat Arun dan Wat Pho. 

Keduanya adalah kuil yang paling ikonik di Bangkok. Wat Arun adalah kuil tertua di Bangkok dengan arsitektur yang amat sangat menarik dan khas sementara Wat Pho adalah kuil yang di dalamnya terdapat patung buddha tertidur yang juga di kenal dengan sebutan Reclining Buddha. Katanya, patung Buddha terpanjang di Thailand ada kuil Wat Pho ini. Tingginya 15 meter dan panjangnya 46 meter. Nggak hanya itu, patung Buddha tersebut juga terlihat mewah karena dilapisi oleh emas. 

Karena masuk ke tempat yang dianggap suci itu, mereka semua harus menggunakan pakaian yang sopan. Nggak ada batasan siapa saja yang boleh masuk kok. Apapun agamanya tentu saja boleh masuk untuk sekedar menikmati seni arsitektur dan menghormati tempat ibadah agama lain. 

Kebetulan rombongan Tour Shasha dan Eric kebanyakan orang Buddha. Mereka masuk sekaligus untuk membaca doa di dalam kuil. Eric yang nggak pernah lihat Shasha sholat-sekaligus dari mukanya aja Shasha nggak kelihatan seperti orang muslim, maka Eric bertanya ke Shasha, apakah dia akan berdoa juga di kuil ini. Dan jawaban Shasha adalah "Enggak, Ric, gua bukan penganut Buddha."

"Oh." 

Mereka lanjut jalan-jalan ngelilingin seluruh area Wat Pho yang boleh di jamah oleh turis. Eric sibuk foto-foto. Setiap sudut tempat yang dia datangi kayaknya pasti akan difotoin semuanya deh. Soalnya Eric tau, belum tentu dia akan kesini lagi. Makanya Eric nggak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan momen menakjubkan dalam hidupnya beberapa hari ini. Sementara Shasha, dia nggak begitu tertarik sih untuk mengabadikan banyak moment. Karena pertama, Shasha nggak suka mengupload yang seperti ini ke sosial medianya. Dan kedua, kalau Shasha kangen pengen kesini lagi, setiap saat pun dia bisa berangkat. 

Ini bukan kali pertama Shasha ke Thailand. Sebelumnya dia udah pernah ke beberapa tempat seperti Bangkok, Chiang Mai dan Koh Samui. Liburan sama Yireon pas mau masuk SMA. Jadi kesini lagi sekarang nggak mengesankan mengesankan banget buat Shasha. 

"Bangunan disini tuh kayak bangunan jawa kuno gitu ya. Kayak candi candi gitu." Kata Eric sambil lihatin hasil fotoan HPnya.

"Hm, kan emang kebudayaan Thailand hampir mirip kayak kebudayaan Jawa atau Bali gitu. Bahkan huruf Thailand mirip juga kan sama aksara jawa." Sahut Shasha setelah itu minum air mineral yang tadi dikasih setelah menukarkan tiket masuk Wat Pho ke salah satu pengurus kuil.

"Kamu emangnya tau Sha, aksara jawa?"

"Enggak ngerti bacanya gua. Cuman pernah liat. Lo bisa ya, Ric, baca gituan?"

"Bisa lah. Itu pelajaran jaman SD sama SMP ada tuh. "

"Ohh gitu. Keren ya, aksaranya bagus menurut gua."

Mereka nggak lanjut ngobrol lagi soalnya disekeliling mereka pada lewat rombongan biksu pakai pakaian oranye gitu. Entah kenapa atmosfernya langsung agak beda. Padahal para biksu itu bahkan menundukkan pandangannya. Setau Shasha sih emang biksu nggak boleh melihat wanita. Pokoknya Biksu itu harus suci deh. Mungkin karena itu kali ya, jadinya Shasha ngerasa agak gimana gitu berpapasan sama mereka mereka. 

Eric dan Shasha lanjut jalan ke sisi lain kuil ini. Kali ini lebih banyak orang yang asyik berfoto-foto. Yang jelas sama sama turisnya. Ada orang bule, orang Asia yang kayak dari Asia timur, ada lumayan banyak juga orang India, dan bermacam-macam orang dari negara lain. Eric ngefoto keberagaman nationality orang-orang di area ini yang kelihatan kagum sama patung-patung buddha di dekat dekat sini. Shasha mengernyit bingung lihat tingkahnya, "Kenapa sih, orang asing aja di fotoin segala?"

Royaltionship [✓]Where stories live. Discover now