CHAPTER SEVENTEEN.

84 8 6
                                    

Lagu untuk part ini.
Dipersembahkan oleh Heize dan bang Ncen xD.
Heize - Happen. (Btw mvnya bikin saya pen nulis ff soal mereka bahahahahha).

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

"Aku ingin melihat musim bunga cherry blossom tahun ini bersamamu

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Aku ingin melihat musim bunga cherry blossom tahun ini bersamamu. Mari kita pergi bersama".
- Kim Jin Wook-

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Ha Na tidak langsung masuk ke dalam kamarnya, ia menunggu di ruang tamu sambil memantau situasi dari jendela dua kayu berkaca float glass. Pandangannya terjatuh ke arah halaman depan. Hatinya cemas, kepanikan melandanya. Sudah nyaris dua puluh menit dan tak ada tanda-tanda kedua kakaknya masuk ke dalam rumah. Satu kakak kandung, satu lagi orang yang selalu bersikap seperti kakak baginya.

"Noona, tenanglah. Tak bakal terjadi apa-apa" suara maskulin merdu terdengar dari balik bahu Ha Na.

Saking fokusnya, Ha Na sampai tak menyadari keberadaan adik laki-lakinya yang sudah berdiri di dekatnya sejak tadi. Yoon Gi mendengar semua keributan itu dan memutuskan keluar dari kamarnya, awalnya hanya melihat dari atas balkon saja. Tak menyangka kalau drama percintaan kakak perempuannya bakal menjadi seseru itu.

"Sejak kapan kamu di....".

Lalu terdengar bunyi besi keras berdentang. Ha Na spontan berdiri. Berjalan ke dekat jendela. Melihat Lee Seung Heon serta Yoon Jae Wook berjalan beriringan menyebrangi pekarangan depan. Keduanya terlihat percakapan serius.

Ha Na segera berlari ke dekat pintu masuk, dan begitu keduanya membuka dari luar, perempuan itu segera menumpahkan semua kejengkelannya.

"Kalian keterlaluan sekali, memangnya apa salah Kim Hyeongsa? Dia hanya berusaha berteman denganku setelah semua yang terjadi. Tindakan kalian kali ini sudah berlebihan. Terutama kamu, Seung Heon oppa" Ha Na berbicara tanpa jeda. Dadanya naik turun karena emosi yang ia tahan sejak tadi.

Jae Wook mematung melihat adik perempuannya yang terkenal kalem serta selalu tenang mendadak menjadi begitu marah. Seung Heon sendiri tampak terkejut meski hanya sedetik, lalu tanpa berkedip ditariknya lengan Ha Na, menatap wanita itu dalam-dalam dan dengan nafas memburu berkata.

"Keterlaluan kamu bilang? Siapa yang tidak mengaktifkan ponselnya dan pergi tanpa memberi kabar lebih dulu pada keluarganya? Dan kamu tahu sekarang jam berapa? Yoon Ha Na kamu telah melewatkan waktu untuk menyuntik obat, apa kamu tidak tahu apa efeknya bagi tubuhmu?! Lantas katamu kami keterlaluan?".

Seung Heon menarik nafas panjang, berusaha keras agar tidak meledak saat ini.

Ha Na tertegun. Melepaskan pegangan Seung Heon dari lengannya lalu mengecek ponsel di dalam tasnya. Benar saja, benda tersebut mati.

[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice. Onde as histórias ganham vida. Descobre agora