CHAPTER TWELVE.

101 10 10
                                    

Judul lagu multimedia.
Forever and Always from kdrama 49 Days. ;).
And this kdrama definitely one of my fav. Kdrama ever! You should watch it. I recommended so bad.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

"Aku adalah tipe orang yang akan melompat masuk ke dalam sebuah kesempatan, sesulit apapun itu, jika memang patut diperjuangkan maka akan kulakukan. Sebab menurutku, hidup hanya satu kali, jika tidak sekarang maka kapan lagi?"

~ Bae Doona, Cloud Atlas~

🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌

Yoon Jae Wook sebetulnya sudah mau pulang serta menjenguk adiknya, ketika Im Doona secara mengejutkan muncul di depan pintu ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoon Jae Wook sebetulnya sudah mau pulang serta menjenguk adiknya, ketika Im Doona secara mengejutkan muncul di depan pintu ruang kerjanya. Lalu tanpa meminta izin (seperti biasa) melesakkan tubuhnya di atas sofa berbentuk 'L' berbahan kulit warna putih.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jae Wook. Berdiri dari kursinya. Memutari meja kerja sambil melepaskan kacamata kerja.

"Menengok Ha Na, tapi rupanya dia masih tidur dan justru bertemu dengan sainganku" sahut Doona, menyandarkan punggung sambil mendesah pelan.

"Saingan?" Jae Wook mengambil tempat di dekat Doona.

"Shin Dae Hee Pyonosanim. Dia adalah lawan ku di sidang saat ini. Namun karena tadi dia tidak datang dan digantikan rekannya, persidangan jadi agak membosankan" Doona mengerjapkan netra cepat. Membuat sepasang matanya yang bulat besar terlihat semakin menggemaskan.

"Aaa...matta. Jadi dia adalah Pengacara dari putra konglomerat Hwan yang tengah berkasus itu. Narkotika bukan?" Jae Wook mulai tampak paham.

"Ya benar sekali. Hwan Seo Jung ketahuan berada di lokasi kejadian penyiksaan seorang mahasiswi bersama teman-temannya, meski bukan dia pelakunya namun dia berada di sana, dan diam saja, tak melakukan apapun. Membiarkan serta melihat kawannya menyiksa gadis malang itu hingga nyaris mati kehabisan darah" Doona mendengus sebal.

"Aku tidak tahu kasusnya sudah separah itu. Salah satu rekanku yang ikut merawat si Nona J, korban ini" Jae Wook terlihat serius.

Bibir Doona mencebik. "Ya. Apa Ha Na bahkan tahu soal pekerjaan temannya itu? Membela orang yang tak sepantasnya dibela" melipat kedua tangan depan dada.

Jae Wook tersenyum tipis. "Aku rasa Ha Na tidak pernah diberitahu secara detail oleh Dae Hee-ssi. Mungkin Dae Hee juga tak ingin membuat Ha Na semakin kepikiran. Lagi pula tak ada salahnya membela seseorang, dulu kamu sendiri yang bilang, seorang penjahat sekalipun bahkan berhak untuk didengarkan suaranya. Karena konstitusi hukum haruslah adil dan berimbang seperti timbangan".

[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang