CHAPTER ELEVEN.

84 15 3
                                    

Upload work ini sama Voice of Awaken gantian ya mentemen 🤣jadi kalau minggu ini tVotS, minggu depan. Baru VoA. Maklum jari tangannya cuma 10 🤣. Terima kasih banyak bagi yang sudah mau membaca karya2 saya hingga sekarang. Ke depannya saya jg mau menyelesaikan cerita non ff buahahahaha. Sudah ditegor muluk soalnya sama yg baca work lainnya.

Happy fasting day.
Have a great day all.

Warm and regards🌹
..
Judul lagu Multimedia. : Baekhyun - Every Second ost. Record of Youth.
💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Saat tiba di kantornya, waktu sudah menunjukkan hampir pukul enam malam, Hye Yoon masuk ke dalam lift lalu menekan angka tiga. Kantor editorial penerbitan Ice Winter menempati tiga lantai gedung ini, sementara divisi content creative, berada di dua bagian diatasnya.

Perusahaan tempat Hye Yoon bekerja sekarang merupakan salah satu dari tiga penerbitan terlama serta terbesar di Korea Selatan. Didirikan 43 tahun lalu oleh mantan jurnalis ternama penyabet penghargaan Nobel. Serta berlokasi di satu area sama dengan deretan stasiun tv lokal terkenal di negara ini.

Bangunan tempat Hye Yoon bekerja sendiri termasuk area prestige segitiga emas di Seoul. Di mana terdapat area gedung perkantoran ternama, pusat pemerintahan, juga dekat dengan universitas nasional terkenal, dan suka menjadi acuan dalam kisah drama-drama Korea. Semua hal itu secara otomatis menjadikan para pegawai yang bekerja di area ini memiliki kesan elite serta aura berbeda.

Setidaknya, itulah yang selalu dikatakan sahabat-sahabat Hye Yoon dalam grup percakapan, sejak dirinya kembali ke Seoul.

Pintu lift berdeting membuka, Hye Yoon mengangkat kepala, beberapa orang menyapanya ketika ia berjalan masuk ke dalam kantor, tapi mereka langsung paham apa yang baru saja terjadi padanya ketika melihat air mukanya. Lesu serta ada sisa kilat amarah dalam kedua netra.

Hye Yoon menuju ke arah meja kerja, saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Memutar tubuh, itu adalah Lee Young Dae. Senior sekaligus atasannya di kantor ini.

"Bagaimana hasilnya?" tanya lelaki bertubuh tinggi, ramping itu tanpa tedeng aling-aling.

Hye Yoon mendesah berat, mengeluarkan amplop coklat berukuran A4 dari dalam tasnya lalu menyerahkannya pada Young Dae. Lelaki itu buru-buru membuka isinya, lalu seketika menghela nafas lega.

"Sudah kuduga, kamu pasti akan berhasil meyakinkan orang ini" kata Young Dae, menunjuk Hye Yoon dengan surat kontrak eksklusif baru milik Yoon Yoong Gi di tangannya, lantas tersenyum lebar.

"Mwo? Hye Yoon-ssi berhasil menaklukkan Yoon-si-singa?" salah satu staff editorial berseru. Terdengar tak percaya.

"Sungguh?! Daebak! Nona Yoon sepertinya kamu baru saja mencatat sejarah sebagai Editor pertama yang tidak ditolak mentah-mentah oleh Yoon Jagganim pada pertemuan pertama" teriakan lain bergema.

Ekspresi Hye Yoon berubah perlahan, senyum kecil terbit di sudut bibirnya. "Oppa, aku hebat kan?" bisik Hye Yoon lirih. Pada Young Dae.

"Tentu saja. Kamu memang terbaik" jawab Young Dae tak kalah pelan. Mengedipkan satu matanya pada Hye Yoon.

Young Dae melemparkan pandang ke sekitar satu kali, sambil berdehem dia berkata. "Nona Shim bisa ikut saya ke ruangan saya sebentar. Ada beberapa hal terkait kontrak ini harus kita bicarakan" tukasnya. Menekankan setiap kalimat penuh arti. Lalu memberi isyarat melalui kepalanya.

[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice. Where stories live. Discover now