Leontin Ajaib dan Bros Putri Alina

116 9 0
                                    

Oleh Ita Saca

Bobo Edisi Detektif Edisi Khusus III/2001


Pada zaman dahulu, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, Putri Alina namanya. Putri Alina sudah cukup usia untuk menikah, namun dia belum juga menunjukkan keinginannya untuk berumah tangga. Hal ini sangat mencemaskan kedua orang tuanya. Setiap kali ada seorang pangeran yang melamarnya, Putri Alina selalu menolaknya dengan halus dengan seribu satu alasan. Kelakuan sang putri ini membuat Raja dan Ratu semakin bersedih hati.

Rupanya tanpa sepengetahuan Raja dan Ratu, Putri Alina memiliki leontin ajaib. Leontin ini bisa memperlihatkan segala sesuatu yang ingin diketahui oleh Putri Alina. Dengan begitu, Putri Alina bisa mengetahui, apakah pangeran yang datang padanya seorang pangeran yang baik atau bukan.

Leontin ajaib itu merupakan hadiah dari seorang nenek sihir yang tinggal di hutan. Ia merasa senang karena Putri Alina tidak lupa mengundangnya ke pesta ulang tahunnya. Selama ini nenek sihir itu selalu merasa kesepian tinggal sendirian di dalam gubuknya di hutan. Ia memang tidak memiliki teman seorang pun. Undangan Putri Alina membuatnya merasa gembira. Itulah sebabnya dia memberi hadiah istimewa, sebuah leontin ajaib.

Pada suatu hari datanglah seorang pangeran yang sudah lama menyukai Putri Alina.

"Aku datang untuk mempersuntingmu," kata pangeran itu dengan penuh sopan santun.

Putri Alina tersenyum. "Tentu saja lamaranmu akan kuterima, kalau saja kau bisa menyimpan sesuatu tanpa aku ketahui."

"Baiklah, benda apakah yang harus aku sembunyikan?" tanya Sang Pangeran.

Putri Alina mengambil brosnya yang indah. "Sembunyikan brosku ini. Kalau sampai tengah malam nanti aku tidak berhasil juga mengetahui di mana kausembunyikan bros ini, berarti kau menang. Temui aku esok pagi."

Sang Pangeran menerima bros Putri Alina. Dia lalu pergi keluar istana dengan mengendarai kudanya sambil termenung memikirkan di mana dia harus menyembunyikan bros itu.

Tanpa disadarinya kudanya sudah jauh berlari ke tengah hutan. Di dalam hutan itu tiba-tiba Sang Pangeran melihat seorang nenek yang sedang memetik daun-daunan untuk ramu-ramuan. Kelihatan nenek itu begitu keberatan membawa keranjangnya yang penuh ramuan obat-obatan yang akan dibuatnya. Sang Pangeran tidak tahu kalau nenek itu adalah seorang nenek sihir.

"Mari aku bantu, Nek!" kata Pangeran yang merasa iba melihat nenek itu keberatan membawa bebannya.

Lalu sang Pangeran menyuruh nenek itu duduk di atas punggung kudanya. Sementara dia sendiri berjalan sambil menuntun kudanya hingga tiba di gubuk si nenek.

 Sementara dia sendiri berjalan sambil menuntun kudanya hingga tiba di gubuk si nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau kelihatan gelisah begitu?" tanya si nenek. Nenek yang sebenarnya nenek sihir itu kemudian menghidangkan secangkir teh.

Sambil minum teh, Pangeran kemudian menceritakan kesulitannya.

"Siapakah gadis yang akan kausunting itu?"

"Alina, Nek! Putri Alina!"

Nenek Sihir tersenyum.

"Dia seorang gadis yang baik. Beruntung kau bila bisa mempersuntingnya."

"Kalau begitu, tolonglah aku!"

Nenek Sihir mengangguk. Katanya,

"Berikan bros itu padaku!"

Sang Pangeran segera menyerahkan bros itu kepada si Nenek.

"Sekarang tidurlah. Esok pagi temuilah Putri Alina!"

Sang Pangeran mengangguk dengan perasaan bingung. Tapi dia menuruti nasihat si Nenek, masuk ke dalam kamar yang telah disediakan untuknya. Namun, semalam suntuk tak sekejap pun Pangeran sanggup memicingkan matanya. Hatinya bertanya-tanya, di mana kira-kira nenek itu menyembunyikan bros milik Putri Alina?

Esok paginya ketika Pangeran menemui Putri Alina, Sang Putri telah menunggu.

"Aku menyerah kalah!" kata Putri Alina jujur sambil menatap Sang Pangeran dengan perasaan heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku menyerah kalah!" kata Putri Alina jujur sambil menatap Sang Pangeran dengan perasaan heran. "Aku tidak bisa mengetahui di mana kausembunyikan brosku hingga lewat tengah malam tadi." Pangeran pun tersenyum.

Beberapa minggu kemudian, perkawinan antara Sang Pangeran antara Putri Alina berlangsung dengan meriah. Raja dan Ratu merasa amat bahagia karena akhirnya putri mereka menikah. Para tamu undangan datang dari seluruh penjuru negeri. Bahkan Nenek Sihir pun datang karena diundang.

Dua hari setelah pesta perkawinan, di suatu kesempatan Putri Alina bertanya kepada suaminya, "Sebenarnya di mana kausembunyikan brosku itu?"

Sang Pangeran hanya menjawabnya dengan tersenyum.

"Aku sekarang kan sudah resmi menjadi istrimu. Masak masalah itu masih kausembunyikan ..." rajuk Putri Alina lagi.

Namun, meski berkali-kali Sang Putri mendesak, suaminya tetap tidak mau menceritakan di mana bros itu disembunyikan. Karena hal itu menjadi rahasianya berdua dengan si nenek yang sebenarnya adalah Nenek Sihir. Ya, Nenek Sihir telah menyihir bros milik Sang Putri menempel di balik leontin ajaib milik Sang Putri. Itulah sebabnya Sang Putri tidak tahu dan tidak menyadari kalau bros miliknya sebenarnya tergantung di lehernya menempel di balik leontin ajaibnya. Meski Sang Pangeran tetap berahasia, namun, Sang Putri tetap mencintai suaminya. Mereka hidup rukun dan bahagia.

Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang