Patricia dan Jin dari Awan

103 8 0
                                    

Bobo Nomor 20 Tahun XXIX 16 Agustus 2001


Patricia berlari-lari kecil ke tepi hutan. Nenek Brendy menyuruhnya mencari bunga mawar. Bunga-bunga itu akan disuling untuk dijadikan minyak wangi. Kemudian dijual ke kota. Patricia memang hanya tinggal dengan neneknya. Ayah ibunya telah lama meninggal. Nenek Brendy-lah yang mengasuhnya sejak ia kecil. Nenek Brendy yang baik selalu berpesan pada Patricia,

"Segeralah pulang jika sudah mendapat sekeranjang bunga. Jangan terlalu lama bermain di tepi hutan. Di sana banyak jin yang suka menipu."

Setibanya di tepi hutan, Patricia mulai memetik bunga-bunga mawar. Tiba-tiba ia mendengar sayup suara minta tolong dari dalam hutan. Patricia segera masuk ke dalam hutan dan menemukan jin yang terikat di sebuah pohon. Di atas pohon itu ada seekor ular besar yang siap menerkam si jin. Patricia segera mengeluarkan pisau dan memotong tali yang mengikat tangan jin itu. Jin itu pun selamat dari gigitan ular.

"Siapa namamu hai gadis cantik?" tanya Jin gembira.

"Namaku Patricia, cucu Nenek Brendy si penyuling mawar," jawab Patricia.

"Namaku Patricia, cucu Nenek Brendy si penyuling mawar," jawab Patricia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"O ... terima kasih atas pertolonganmu. Ini hadiah untukmu. Gunakanlah kalau kau bepergian ke Wrappeleot," ujar Jin sambil memberikan sepotong akar kayu hitam yang diambilnya dari dalam tanah.

Patricia tak mau mengambil akar kayu itu karena baunya sangat menusuk. Lagi pula Patricia tak mungkin pergi ke Wrappeleot. Kerajaan Wrappeleot selalu berperang dengan kerajaan jin yang kekuatannya melebihi manusia.

"Ambillah ini. Aku tak punya apa-apa lagi yang berharga. Sebenarnya ini rahasia bangsa kami. Bangsa kami sangat takut dengan bau kayu ini, tapi tidak ada manusia yang tahu. Penduduk kerajaan Wrappeleot juga tidak tahu. Kapan-kapan, bawalah kayu ini ke Wrappeleot."

"Kenapa kau membuka rahasia kayu itu padaku? Kau juga bangsa jin, kan?" tanya Patricia ingin tahu.

"Aku tak suka permusuhan. Aku ingin berdamai dengan penduduk Wrappeleot. Tapi bangsa jin tak suka pada sikapku, dan menghukumku di sini."

Akhirnya Patricia menerima akar kayu hitam itu. Ia memasukkan akar itu ke keranjang bersama bunga-bunga mawarnya. Namun, setibanya di rumah, betapa kecewanya Patricia. Semua mawar yang susah payah dicarinya di tepi hutan menjadi bau semuanya. Nenek Brendy juga sangat kecewa.

"Kau tidak bersalah, Patricia. Bangsa jin memang pandai menipu. Tapi besok kau terpaksa harus mencari bunga mawar dua kali lipat dari biasanya. Sebab hari ini kita tidak dapat uang."

"Beres, Nek! Besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali," janji Patricia.

Esok paginya Patricia berangkat sebelum matahari terbit. Namun ia tidak pergi untuk mencari mawar. Diam-diam Patricia pergi ke kerajaan Wrappeleot. Setibanya di sana, Patricia kaget sekali. Bangsa jin sedang mengumpulkan awan dan membuat jin raksasa yang paling besar dan menakutkan di atas langit. Seluruh penduduk Wrappeleot bisa melihat jin raksasa itu.

Patricia lalu pergi ke alun-alun. Di sana ada banyak orang berkumpul. Raja, panglima, dan rakyat sedang berunding.

"Apa kira-kira yang bisa dilakukan jin raksasa itu?" tanya Raja pada panglimanya.

"Jin raksasa dari awan itu bisa menghisap kerajaan kita sampai habis," jelas sang panglima.

Raja lalu memerintahkan pasukan pemanah untuk membunuh ribuan jin yang sedang bekerja di langit itu. Namun panah-panah itu berjatuhan ke tanah karena tidak mencapai langit. Kemudian pasukan meriam menembakkan peluru-peluru api. Namun itu pun tidak sampai. Raja dan rakyat Wrappeleot putus asa.

Patricia yang membawa sepotong akar kayu hitam, juga kebingungan. Ia tak tahu harus melakukan apa. Tapi tiba-tiba seekor kucing berkata kepadnaya.

"Patricia, aku adalah jin yang kau tolong kemarin. Usulkan kepada Raja untuk membuat api unggun besar. Nanti masukkan akar kayu yang kuberi kemarin." Si kucing lalu berlari meninggalkan alun-alun.

Patricia memberanikan diri menghadap Raja. Ia mengusulkan apa yang dikatakan jin tadi. Namun Raja malah menyelidiki Patricia.

"Darimana kau berasal dan siapa namamu?" tanya Raja.

"Namaku Patricia, cucu Nenek Brendy penyuling mawar dari Roobwrebda," jelas Patricia.

"Hmm, Patricia! Meriam dan anak panah saja tidak bisa membunuh mereka. Apalagi api unggun!" ejek Raja. Rakyat Wrappeleot pun ikut mengejek.

"Sekarang sudah tidak ada waktu lagi. Pekerjaan jin-jin itu sebentar lagi selesai dan kita semua bisa dihisap jin raksasa. Mari tinggalkan Wrappeleot dan bawa bekal sebanyak-banyaknya," perintah Raja, yang diikuti seluruh rakyatnya.

 Mari tinggalkan Wrappeleot dan bawa bekal sebanyak-banyaknya," perintah Raja, yang diikuti seluruh rakyatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Patricia sangat penasaran. Ia segera membuat api unggun dibantu oleh beberapa bapak yang percaya padanya. Setelah api unggun besar menyala, Patricia memasukkan akar kayu hitam ke dalamnya. Sekejap saja asap kayu itu membumbung ke udara dan menembus langit. Beberapa jin yang membaui asap kayu yang bau itu langsung terjatuh ke bumi. Jin-jin lain lari terbirit-birit. Pekerjaan mereka pun tidak selesai. Angin pelan-pelan menghancurkan awan yang mereka ukir.

Melihat hal itu, Raja menjadi hormat pada Patricia.Ia menyuruh rakyat mencari akar kayu hitam yang bau itu sebanyak-banyaknya untuk mengusir jin jahat. Patricia diberi banyak hadiah oleh Raja. Termasuk dua keranjang besar mawar. Ia pun pulang dengan kereta kencana yang dikawal banyak prajurit. Sepanjang jalan rakyat Wrappeleot mengelu-elukannya. Sejak itu Patricia tidak perlu lagi bersusah payah mencari mawar ke hutan. Sebab semua mawar yang ada di Wrappeleot dipersembahkan untuknya. ***


Hai! Terima kasih telah membaca kliping ini. Kalau kamu sukamembaca kliping sejarah juga, silakan berkunjung ke http://klipingsejarahku.blogspot.com/.

Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001Where stories live. Discover now