CHAPTER 1.5

54 26 59
                                    

Biasakan mem-vote dan coment untuk menghargai dan menyemangati penulisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasakan mem-vote dan coment untuk menghargai dan menyemangati penulisnya. Sekian terima Lucas.

☠️

Pukul tiga pagi di ruangan bernuasa putih elegan yang sangat luas. Airin terbangun dari tidurnya, kepalanya berdenyut nyeri akibat terlalu lama ia tertidur, ringisnya terdengar ketika ia mencoba untuk mendudukkan dirinya bersandar di headboard tempat tidurnya. Luka di perutnya belum sembuh total membuatnya menahan rasa sakit luar biasa.

"Akh! Ryan sialan!" ringis Airin sambil memegang lukanya yang terasa nyeri. Terbayang wajah Ryan yang tiba-tiba saja terlintas membuat emosinya melonjak kesal.

Seseorang pria paruh baya masuk ke dalam kamar Airin. "Minum dulu obatnya," ucap Ansell memberikan beberapa macam tablet obat dan segelas air putih. Airin menerimanya tanpa mengatakan sepatah kata apapun, lalu ia meminum obatnya.

"Udah mendingan?" tanya Ansell, ia mengulurkan tangannya mengecek suhu tubuh Airin.

"Udah, Dad."

"Syukurlah..."

Airin mengernyitkan keningnya menyadari ada yang kurang di sini. "Kakak mana, Dad?" tanyanya.

"Nisla sudah balik ke Indonesia tiga hari yang lalu," jawab Ansell.

"Loh, kok pulang duluan sih ninggalin aku?"

"Kakakmu itu enggak bisa lama-lama di sini, tugas sekolah bahkan kerjaannya di sana menumpuk banyak." Ansell mengelus lembut rambut Airin.

"Berarti nanti aku pulang sendiri dong?"

Ansell menggeleng menjawab pertanyaan Airin. "Kamu pulang ke Indonesia bersama Mark dan Nena."

"Kenapa harus sama Nena juga sih? Aku enggak mau, Dad!" kesal Airin. Sudah berapa kali ia mengatakan bahwa dirinya tidak ingin melihat Nena di hadapannya, entahlah mungkin sekarang sudah yang ke seratus kali.

"Mau atau tidak, kamu harus mau, Rin. Ini perintah jangan membantah!"

"Tapi, Dad—"

"Tidak ada tapi-tapian, Rin. Ini demi keselamatan kamu juga."

"Airin bisa pulang sendiri tanpa mereka!"

"Airin! Kamu sedang terluka, bagaimana kamu bisa melindungi dirimu sendiri saat ini?"

"Aku punya senjata yang selalu aku bawa, Dad. Aku engga butuh orang buat nemenin aku balik ke Indonesia," bantah Airin keras kepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MRS. SANJAYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang