CHAPTER 0.4

119 39 75
                                    

"Jangan lari lo!" teriak salah satu pria berbadan tinggi besar berlari paling depan di antara temannya mengejar seorang gadis yang membawa pistol ditangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan lari lo!" teriak salah satu pria berbadan tinggi besar berlari paling depan di antara temannya mengejar seorang gadis yang membawa pistol ditangannya.

Grizelle Nena Florenza. Nama gadis berambut panjang hitam berponi tipis itu, ia memiliki wajah cantik dengan hidung mancung dan bibir sedikit polesan liptint merah. "Sial! Kenapa gue bisa lupa bawa isi peluru cadangan?! Dasar bodoh!" Ia mengutuk dirinya sendiri yang ceroboh karena tidak membawa peluru cadangan satu pun.

Nena berlari sekuat tenaganya berharap ada orang yang menolongnya, namun itu mustahil. Karena tak ada satu pun orang di sini, tak ada juga yang berani melewati tempat sepi ini, apalagi rawan dengan adanya begal dan pembunuhan. Lima pria asing itu terus mengejarnya.

"Florenza! Berhenti lo di sana, sebelum gue tembak!" ancam Marco-si cowok berbadan tinggi besar yang sebelumnya meneriaki dirinya.

Gadis itu mengabaikannya, Marco bersiap untuk menekan pelatuknya.

"Florenza!"

"Gue gak bakal dengarin kata-kata lo, Marco!" teriak Nena yang terus berlari tanpa henti, ia tidak peduli jika nanti Marco benar-benar menembaknya.

Tiba-tiba Nena terjatuh, kakinya terkilir. "Shit!" desisnya.

Marco dan teman-temannya berhenti berlari saat melihat Nena terjatuh di aspal. Cowok itu tertawa puas.  "Lo sekarang gak bisa kemana-mana lagi, Nena sayang."

"Co, gimana kalo nih cewek digilir aja, kayaknya seru," saran salah satu teman Marco yang bernama Rendy.

"Iya, Co. Mumpung sepi disini," sambung Andi, temannya Marco dan Rendy.

Nena perlahan memundurkan tubuhnya, namun usahanya itu hanya sia-sia. "Jangan sentuh gue, brengsek!" Nena menepis tangan Marco yang ingin menyentuhnya.

Marco tiba-tiba tersenyum miring, tanpa aba-aba ia menarik rambut Nena dengan kasar.

"Enggak usah sok cantik lo, segala nolak gue!" bentak Marco.

Nena meringis kesakitan.

Saat Marco ingin berbuat hal yang tidak senonoh, tiba-tiba sebuah cahaya mendekat dari kejauhan. Tiga motor mendekat ke arah mereka.

Motor berwarna oranye berhenti terlebih dahulu, lalu sang pemilik membuka helmnya. "Ada apa, nih? Kayaknya gue ketinggalan tontonan," ujar Rian sembari menatap Marco dan Nena bergantian.

Naura turun dari motor berwarna neon miliknya dan menghampiri Nena.

"Cantik juga target lo," sinis Naura ke Marco.

"Iya lah cantik, ya kali gue nyari cewek  yang  kayak Airin, sok manis!" Marco membanggakan dirinya sekaligus menghina cewek yang bernama Airin itu. Eh wait? Airin mana nih?

"Airin?" gumam Nisla yang ternyata Marco mendengarnya.

"Airin Raveena, lo kenal?" tanya Marco. Nisla menggelengkan kepalanya.

MRS. SANJAYA [ON GOING]Where stories live. Discover now