CHAPTER 1.0

72 26 40
                                    

Rasa jenuh menghampiri kedua saudari yang tengah duduk di kursi kabin, sudah hampir lima jam mereka berada di udara, langit gelap dan bintang-bintang menemani gelapnya langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa jenuh menghampiri kedua saudari yang tengah duduk di kursi kabin, sudah hampir lima jam mereka berada di udara, langit gelap dan bintang-bintang menemani gelapnya langit. Airin melepaskan earphone-nya sambil menoleh ke arah kakaknya yang sedang membaca sebuah buku tebal melekat di tangannya.

"Kak, bosen," keluh Airin bernada manja. Nisla hanya meliriknya sekilas lalu melanjutkan kegiatan membacanya.

Airin mencoba untuk mendapatkan perhatian sang kakak yang susahnya minta ampun. "Kak, laper!"

Merasa terganggu, Nisla menutup bukunya kencang. "Apaan sih lo?!" Kesalnya.

"Kak, gue bosen banget sumpah!" ujar Airin menendang-nendang kursi penumpang di depannya, untung saja di depan dia tidak ada penumpang lain, jadi Airin bisa seenaknya menendang kursi itu kapan saja.

"Lo bosen gue harus apa, Rin?"

"Ya, ngapain gitu? Lo engga mau cerita-cerita gitu ke gue?"

"Cerita apaan? Engga ada hal penting yang harus gue ceritain ke lo, Airin."

Airin membenarkan posisi duduknya jadi menyamping menghadap Nisla, dia juga memicingkan matanya seolah-olah ingin memaksa Nisla untuk bercerita sesuatu dengannya.

"Sejak kapan lo sama Kun dekat?"

What the... Pertanyaan macam apa itu, Nisla menghela nafasnya berat.

"Jawab ih, kak!" rengek Airin penasaran.

"Gue engga ada apa-apa sama dia," jawab Nisla sembari membuka kembali bukunya.

"Bohong banget! Kalo engga ada apa-apa, kenapa lo benerin motor dia ke bengkel kita? Terus kenapa dia khawatir banget pas lo di kejar si bunglon sialan itu?" Airin memberikan pertanyaan beruntun membuat si pendengar menatapnya malas.

"GUE. ENGGA. ADA. APA-APA. SAMA DL. DIA." Nisla menekan setiap kata yang terucap.

"Iya sekarang engga ada apa-apa tapi nanti ke depannya lo pasti ada apa-apa, gue yakin!"

"Terserah."

Nisla mengabaikan semua perkataan Airin yang entah nyasar kemana saja dia omongin, bahkan hal-hal yang menurutnya tidak harus tahu dibicarakan oleh adiknya yang kebiasaan tukang gosip apa saja tahu.

14 jam 55 menit penerbangan dari Indonesia ke Australia akhirnya Nisla, Airin dan Ansell menginjakkan kakinya di Melbourne Airport. Mereka disambut dengan salah satu orang suruhannya agar tidak terlalu mencolok dan membuat keributan di bandara.

MRS. SANJAYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang