CHAPTER 0.6

81 34 55
                                    

Suasana kelas 11 IPA-3 sangat ramai karena dipenuhi dengan kehebohan Haechan yang sedang berjoget ria di depan kelas. Jam kosong membuat para murid seenaknya ke sana ke mari, berbeda dengan Airin lebih memilih untuk menyendiri di pojok kelas dengan earphone-nya

"Hadeh, dia lagi. Ngapain, sih, ke sini?" Airin menatap malas ke arah Arsyala dan teman-temannya.

Tanpa aba-aba, Helly memberikan tendangan kuat pada bangku yang di duduki Airin. Berhasil membuat gadis itu terjengkang ke belakang.

"Gila, ya, lo!" pekik Airin saat Jesslyn menarik paksa earphonenya.

Semua murid di kelas itu terdiam mendengar pekikan Airin yang mengeluarkan aura aneh dan dingin.

Arsyala dan kawan-kawannya membeku di tempat, Airin mendekati ketiga siswi itu.

"Engga bisa apa, lo diem sehari aja? Lo ganggu ketenangan gue, tau nggak!" Airin menatap dingin gadis rambut bondol berwarna coklat, Helly Amerta Wijaya.

"Lo yang nendang bangku gue tadi?" Helly mengangguk takut menatap tatapan Airin.

"Mau kaki lo patah di tangan gue?"

Aura kelas 11 IPA-3 mendadak jadi mengerikan.

"Dor!" Haechan yang emang dasarnya agak miring brain nya, dia mengagetkan semua orang untuk mencairkan suasana yang lumayan menegangkan.

Airin menatap malas ke Haechan, cowok itu terlalu menyebalkan dan berisik. Namun, Haechan sangat lucu dan bisa membuat semua orang tertawa melihat tingkahnya.

"Ini peringatan buat lo bertiga, sekali lagi ganggu gue, jangan harap kaki atau tangan kalian baik-baik aja!" ancam Airin, ia melenggang pergi dari hadapan Arsyala dan teman-temannya. Belum sampai pintu, Jesslyn menarik rambutnya dengan kasar.

"Heh! Emang lo pikir gue sama temen gue takut, sama lo?!" ujarnya sambil memojokkan tubuh Airin ke dinding. Airin mengerang sakit di bagian kepalanya, tarikan Jesslyn membuatnya pusing setengah mati.

"Anak baru masuk kemarin aja, belagu banget lo!" gertak Arsyala tepat di telinga Airin.

"Lepasin gue, sialan!" Airin berusaha untuk melepaskan tangan Jesslyn yang masih menarik rambutnya.

"Sialan? Lo yang sialan!"

Haechan dan anak-anak yang lain memundurkan langkahnya tidak ingin ikut campur. Pasalnya, Arsyala dan teman-temannya itu merupakan penguasa di sekolah ini dari kelas 10 hingga kelas 11.

"Argh!" Erangan Airin terdengar semua orang, Helly menendang kakinya kencang.

"Hari ini bukan kaki gue yang patah tapi lo, anak baru!"

Habis kesabaran Airin yang sudah ia tahan dari kemarin, Airin menarik tangan Jesslyn, lalu memelintirnya, membuat gadis berambut panjang itu meringis kesakitan. Tubuh Jesslyn terlempar jauh membuat histeris semua orang di dalam sana, Arsyala tak terima, ia membalas Airin dengan memukul wajah Airin bertubi-tubi.

"Shit!"

Sudut bibir Airin sobek, hidungnya berdarah dan pelipisnya luka akibat pukulan Arsyala.

Bugh!
Bugh!
Bugh!

Dua lawan satu, Arsyala dan Helly melawan Airin.

Airin membuat Arsyala kewalahan, begitu juga Helly. Anak-anak yang lain? Mereka bersorak memberi dukungan ke jagoannya masing-masing.

Kretek!

"Argh!"

Arsyala merasakan sakit di pergelangan tangannya, Airin menginjaknya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

MRS. SANJAYA [ON GOING]Where stories live. Discover now