additional chapters

1.6K 253 54
                                    

Kenalin, gw Osamu

Sesak. Itu yang kurasakan, nama itu mengingatkan ku pada saudara kembarku. "Gw Atsumu.." aku meraih tangan nya dan berjabat tangan sambil tersenyum. Surai kelabu nya seperti saudara kembarku.

Kulihat dia sibuk dengan handphone nya, ia menoleh kesana kemari seolah mencari seseorang. "Lu nyari siapa?" Tanyaku.

"Kak—"

"Eh kalian kembar ya?" Sahut seorang cewe dari belakang. Dia mendatangi ku dan memperkenalkan diri.

"Emang iya? Tapi dilihat-lihat juga mirip sih hehe.." ujar Osamu sekilas melihat ke arahku sambil tertawa kecil.

"O iya btw Atsumu, lu tadi mau kemana?" Tanya Osamu. Rasanya asing jika Osamu memanggil dengan nama formal ku. Aku tersenyum kecil lalu menujuk ke arah depan, "Ke gedung teater, ada temen gw disana.." ujarku.

"Ah.. gedung teater, gw anter mau?" Aku mengangguk pelan lalu mengikuti Osamu dari belakang, "Gw duluan ya cantik~" ujarku diangguki gadis itu.

"Tipe suka dengerin lagu?" Osamu melirik ku setelah memasangkan earphone di telinga kirinya, "Iya.. gw suka, lu juga? Kalo iya lagu apa?" Tanya Osamu.

"Dandelion.. ada satu lirik membuat gw sedikit.. gimana ya jelasin nya, susah.." Osamu mengernyitkan dahinya, "Susah?"

"Kata orang, cinta datang satu kali seumur hidup, dan aku yakin itu adalah kau, but itu mengingatkan gw pada seseorang.." jelasku. Osamu tersenyum simpul dan menyahut, "And I've heard of a love that comes once in a lifetime
And I'm pretty sure that you are that love of mine" aku terdiam ketika Osamu mengatakan lirik yang ku maksud.

"That's right?" Aku mengangguk. Osamu lalu menunjuk pada sebuah gedung dua lantai didepan air mancur kampus.

"Itu gedung nya.." ucap Osamu.

"Thanks ya, sampe sini aja, gw mau ketemu sama temen gw.." Osamu mengacungkan jempolnya lalu kami mengobrol sejenak hingga seseorang menyahut dari belakang.

"OSAMU!!" Osamu menoleh ke arahnya, "Apaasih anjrt, kek ga ada kerjaan lain selain teriak-teriak?" Ketus Osamu melihat nya. Lelaki itu menghampiri Osamu lalu menatap ku sejenak.

Dia juga berambut pirang seperti ku, dia seperti ku sebelum kembaran ku pergi jauh dari hidupku. Tipikal yang suka berteriak. "Lu gw cari-cari malah ngilang, ikut gw beli jajan pake duit lu hehe.." Aku menelan ludah. Rasanya sakit, sakit sekali.

"Duit dari mama ga ada? Lu buat date mulu.." cibir Osamu pada lelaki disampingnya.

"Btw dia kakak gw.. dia udah semester dua disini.." aku hanya tersenyum simpul. Hanya berpikir satu hal.

Dia kakak Osamu? Atau diriku di kehidupan selanjutnya?

Walaupun itu hanya pikiran random. Osamu melambaikan tangan pada ku lalu pergi bersama kakak nya.

"Woy!" Suna menepuk pundak ku, "Kenapa?" Tanya Suna. Aku hanya diam membisu. Semakin kuingat, itu menyakitkan.

"Suna.. I found him.. I found Osamu.. I found my twins.."
•Harajuku, distrik Shibuya - Tokyo•
.
.

Tulisku dalam balik surat yang diberikan Osamu sebelum dia pergi.

DandelionsWhere stories live. Discover now