Chapter 4

1.9K 325 24
                                    

"Napa dia kek bete banget dah?" Suna menaikkan alis nya, melihat ke arah Osamu yang memasang muka lebih dingin dari biasanya, bahkan Akagi yang berada di samping Suna menjadi bersin.

"Puding nya yang limited edition tinggal seteng-"

"GARA-GARA ELO!" Osamu memotong bisikan Atsumu pada Suna. Atsumu hanya terkekeh kecil dan menepuk pundak kembarannya yang asik dengan permen di mulut nya, "Iya iya tau limited edition.. ya gw ga tau kalo lu hemat-hemat makan nya.." Osamu mengacuhkan nya, mengalihkan pandangannya bak seorang gadis yang memiliki pacar dengan ketidakpekaan tingkat dewa.

"Ya lu tau diri dong kalo itu punya gw!" Ucap Osamu sesekali mengeluarkan permen itu dan terlihat lidahnya yang memerah karena permen.

"Kan gw udah minta maap.." Atsumu memanyunkan bibirnya dan menyatukan jari telunjuknya, sementara Suna memotret pose Atsumu dan Akagi memandang jijik pada Atsumu.

"Gan.ti!" Tegas Osamu lalu meninggalkan Atsumu untuk pergi ke kelas lebih dulu. Atsumu berusaha meraih tangan nya namun terdahului dengan jalan nya Osamu.

"Hayolo~ gw denger tu puding lagi agak susah didapat.." goda Suna berusaha memanas-manasi keadaan Atsumu. Pagi hari ini saja sudah cukup membuat nya terbebani dengan utang puding.

"Mampus," singkat, padat jelas. Ucapan Akagi langsung menusuk Atsumu, seolah membunuhnya.

*-*-*-*-*

"Samuu lu ngambek?" Atsumu menghampiri Osamu yang duduk di bangku nya dengan handphone ditangan nya namun wajah datarnya sudah cukup terbaca jika dirinya tak peduli

Apapun keadaan nya, waktunya, suasananya, gw mau puding itu balik ke gw.

Ya seperti itulah kira-kira yang berhasil terbaca oleh Atsumu dari wajah datar kembaran nya.

"Lupain aja, gw males." Hati Atsumu rasanya dirobek saat itu juga, ini lebih menyakitkan daripada memergoki pacarnya berselingkuh, menurutnya.

"Ayolah~ gw ganti kok! Ya ya ya??" Atsumu terus-terusan memohon, membuat Osamu yang hendak berfokus pada layar handphone nya menjadi terganggu dengan rubah pirang didepannya. "Tsk, pergi sana! Gausa gausa, ntar gw beli lagi.." namun itu tidak membuat Atsumu berhenti untuk memohon.

Bahkan saat jam istirahat ketika Osamu berniat menghindari Atsumu untuk sementara, Atsumu malah menempel padanya, seperti sebuah..perangko.

"Osamu! Jajan-"

"Ga, gw mau bareng Suna, sekalian minta balikin buku gw yang dipinjem.." Osamu mengalihkan pandangannya lalu pergi menemui Suna yang sudah menunggu di depan kelas, meninggalkan Atsumu yang panik, mencari cara agar bisa mendapatkan puding itu.

Atsumu kemudian duduk, menyandarkan tubuhnya dan melihat ke arah langit-langit kelas yang bercahaya karena matahari, dan berpikir keras agar bisa mendapatkan puding itu tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. "Beli.. nyolong.. beli.. nyolong.." oceh Atsumu sembari menutup matanya.

"Atsumu.." panggil seseorang yang dikenalnya, rupanya itu teman cewe nya, ia menunjuk ke depan kelas.

Sepertinya tuhan membantu nya, menurunkan penolong yang sekarang berdiri didepan kelas memegang dua lembar kertas. Segera, Atsumu berlari ke depan hingga sempat tersandung karena kegirangan.

"KAK KITAAA!!" Teriak nya sembari berlari ke arah pemuda yang dikenal cerdas melampaui batas itu. "Hiksrot! Terima kasih tuhan! Engkau yang terbaik.." puji Atsumu membuat pemuda bernama Kita Shinsuke itu kebingungan.

"Kenapa?"

"Tolong.. bantu.. aku untuk membuat puding.." Kita semakin kebingungan dengan ucapan Atsumu. Sembari memberikan kertas yang dibawanya, Kita bertanya, "Untuk apa?"

Sesaat Atsumu melirik kertas yang diberikan Kita dan kaget dengan isi kertas itu yang berupa nilai ulangan nya minggu ini, Tuhan! Kejutan-Mu sangat membuat hatiku serasa terbang begitulah reaksi Atsumu melihat nilai nya yang tidak merah.

"Jadi?" Atsumu menarik napas sejenak, "Untuk Osamu.. aku diambekin kak.. nanti kalo dia ngadu ke bunda gimana? Ini sudah peringatan terakhir, jika aku ketahuan untuk ini, koperku akan penuh dengan baju ku.." jelas Atsumu sok meng-imutkan dan membuat vibes sedih agar menarik perhatian Kita agar mau membantunya.

"Puding apa yang kau mau?" Atsumu berusaha mengingat-ingat bungkus puding itu sesaat, "Harajuku Hachimitsu Purin.." ucap nya.

"Ah.. itu.." Kita tersenyum kecil seolah memberitahu jika puding yang dimaksud sangat mudah, hanya membutuhkan madu khas mereka. "Bisa bisa??" Atsumu berlutut, tak peduli gadis-gadis di kelas memotret nya, ia benar-benar memohon untuk kali ini.

"Baiklah.." Atsumu langsung berdiri dengan girang.

"Kapan kita akan membuat nya?"

"Lusa sore.. aku sedikit sibuk besok.." Atsumu mengangguk lalu berterima kasih kepada penolong yang telah diturunkan oleh tuhan.

"Sampe segitunya banget?" Dan tidak menyadari jika Osamu melihat nya sejak tadi hingga Atsumu dan Kita saling berpisah dan kembali ke kelas masing-masing.

DandelionsWhere stories live. Discover now