Chapter 13

1.6K 266 43
                                    

"Oo gitu.. " raut Osamu sedikit berubah setelah Atsumu mengatakan jika dirinya harus mengikuti prosedur dari dokter yang menangani nya.

"Puding nya udah abis?" Tanya Atsumu mencari topik. Osamu mengangguk lalu menyenderkan tubuhnya, wajahnya yang perlahan semakin pucat namun senyuman nya yang masih tersirat membuat Atsumu serasa ingin menarik tangan Osamu sekuat-kuatnya, menahan Osamu agar tidak pergi darinya.

"Tsumu.. jalan keluar boleh ngga?" Osamu menoleh ke arah jendela, melihat keluar. Matanya yang hanya berkedip sesekali terlihat sangat merindukan dunia luar. Ia tak ingin selamanya diam di dalam dan hanya mengeluarkan cerita.

"Nanti malam mau? Sekarang makan dulu.." Atsumu kembali duduk setelah menemui perawat yang mengantarkannya makanan.

Atsumu mengambil sesendok untuk menyuapi Osamu namun ditolaknya, "Ga mau.."

"Ntar gw ajak jalan, katanya lu cerita jika dandelion diluar terbang kan? Angin malam kelihatannya bakal seru kalo dihiasi sama dandelion.." bujuk Atsumu dengan tangannya yang masih menyodorkan sesendok makanan.

"Emang boleh?"

"Boleh kok, gw tanya sama dokter nya boleh, asal tetep sama pengawasan gw.." balas Atsumu membuat Osamu menoleh ke arahnya. 

"..." Osamu melihat ke arah sendok itu sejenak lalu melahapnya membuat Atsumu langsung senang dan mengangguk menunjukkan Osamu setuju.

"Lu mau gw bawain bunga nya kesini? Setidaknya buat nemenin lu.." Tawar Atsumu yang spontan diangguki Osamu.

"Yauda besok pulang sekolah gw kesini, um.. lu gapapa besok sendirian?" Tanya Atsumu lagi sedikit ragu.

"Gapapa.. kan ada perawat nya.." ucapnya dengan senyum manis yang terpancar, rasanya seperti menenangkan Atsumu yang terlalu khawatir akan dirinya.

*-*-*-*-*

"Terus pegang infus nya gimana?" Atsumu mengambil infus yang menggantung disamping Osamu dan sejenak berpikir dengan akal nya yang random, "Lu pegang sambil gw pegangin juga bisa ga?"

"Bisa..kek nya.." Osamu membuka selimutnya lalu mendekat ke arah Atsumu. "Serius nih?" Tanya sekali lagi Atsumu meragukan.

"Iya iya.." Atsumu kemudian sedikit jongkok, tangannya mengarah ke belakang, "Dah yok!" Osamu mengangguk lalu naik ke punggung Atsumu.

"Ntar gw jatoh gimana?"

"Ga ga..asal jangan dongak ke belakang, lu aman.." Osamu hanya mengiyakan, mempercayai Atsumu. Keduanya berjalan keluar kamar dan melihat kanan kiri lorong rumah sakit yang tak terlalu ramai.

"Mau ke atas? Gw ada kesana pemandangan nya keren.." ajak Atsumu.

"Tsumu tsumu.. kapan gw bisa pulang?" Tanya Osamu sambil meletakkan dagunya di bahu kiri Atsumu. "Nanti.. oke? Kalo lu pulang gw ajak lu ke Harajuku.. biar lu puas nikmatin puding nya,"

Senyuman terpancar dari wajah Osamu, ia mengangguk menerima janji Atsumu, "Janji ya?"

"Janji.."

*-*-*-*

"Liat!" Atsumu menunjuk ke arah bulan purnama dengan bintang disekitarnya, menghiasi malam cerah hari ini.

"Keren!!" Ucap Osamu kagum, membuat nya seperti kembali sekitar 10 tahun yang lalu.

*****

10 tahun yang lalu..

"Samu! Samu!" Atsumu menggoyangkan badan Osamu, membangunkan nya ditengah malam.

"Apa?" Osamu perlahan membuka matanya, mengucek nya sejenak lalu duduk, mengumpulkan nyawa.

"Bulan nya indah malam ini!" Atsumu lalu membuka jendela kamarnya lebar-lebar dan menunjuk ke arah bulan purnama yang bersinar dengan bintang disekelilingnya.

"Wow.." Osamu lalu bangkit dan menghampiri Atsumu, keduanya sama-sama berdiri di depan jendela. Tangan mungilnya bertumpu pada jendela, menopang kepala.

Angin malam berhembus, menerbangkan beberapa helai bunga dandelion putih itu, "Eh?" Bunga itu seakan bercahaya dan terbang ke angkasa.

"Bunga nya sedang mencari kehidupan baru.." sahut Atsumu membuat Osamu sedikit bingung.

"Kenapa gitu?"

"Kata bunda, bunga yang terbang jauh, pasti akan sampai di tempat yang indah, nyaman dan membuat nya tumbuh lalu menjadi bunga yang indah.." jelas Atsumu sambil mencabut beberapa helai bunga dandelion itu lalu meniupnya dan ikut terhembus angin.

"Kasian yang di sana dong.." ujar Osamu dengan matanya yang mengarah ke pot bunga dandelion.

"Ya mau gimana lagi? Namanya juga udah terbang, ga bakal balik lagi ke pot.." balas Atsumu terus memandangi bulan.

*-*-*-*

"Tsumu liat!" Osamu menunjuk ke arah dandelion yang terbang melewati nya, putih seolah bercahaya.

Osamu mengulurkan tangannya, berusaha menggapai salah satu helai yang cukup dekat dengan mereka dan tertangkap satu helai. Rasa senang yang terpancar membuat Atsumu benar-benar semakin tak bisa membayangkan jika suatu hari dia akan kehilangan Osamu.

"Lembut.." ujar Osamu mengelus bulu lembut dandelion dengan telunjuknya.

"Eh btw.." Atsumu menoleh kesana kemari, menyadari jika lorong mulai sepi kemudian mengajak Osamu untuk kembali.

"Balik kuy.." Osamu mengangguk lalu meniup bunga itu, membiarkan nya terbang.

"Gw kok merinding ya?" Batin Atsumu sembari fokus melihat ke depan.

"Tsum,"

"Ha?"

"Merinding.." ternyata Osamu juga merasakan nya, tangan kiri Osamu melingkar di leher Atsumu lebih kuat, "Napa?"

"Belakang.." ucap Osamu membuat bulu kuduk Atsumu berdiri, "Gausa nakutin dah.." perlahan Atsumu menoleh dan terlihat diujung lorong yang mereka lewati tadi terdapat sebuah kain putih bergelantungan.

"H-haha.. positif thinking.. itu pasti..SETAAAANNNN!!" Atsumu mengambil infus Osamu dan menggigit ujung nya.

"LARI TSUM!! DIA NGEJAAARR!!" Osamu terus menepuk pundak Atsumu sementara Atsumu mempertahankan agar infus itu tidak jatuh.

"Tsumu—"

Blam—

Suna yang baru datang malah terkunci dari dalam, "Gw baru aja datang.." gumam Suna.

"Hahh— itu..setan.." Atsumu menidurkan Osamu, menggantungkan infusnya lalu duduk di pinggir ranjang tanpa menyadari jika Suna berdiri menunggu didepan pintu.

"Perasaan ada yang kelewat.." batin Osamu.

-chatting-

Suna📱
P
P
Gw didepan
Bukain
Miya conel, bukain.

DandelionsWhere stories live. Discover now