Chapter 3

2.1K 359 58
                                    

"Bunda?" Panggil Osamu sembari ikut membantu menyiapkan makan malam.

"Iya? Ada apa?"

"Kenapa ada surat— lupakan saja.. tidak penting hehe.." Bunda menggeleng kepala lalu meletakkan beberapa makanan yang sudah jadi ke meja sementara Osamu memutuskan untuk pergi dan memanggil kembarannya yang malah tiduran.

"WOY! MAKAN GA LU?!" Teriak nya sontak membuat Atsumu terbangun dengan rambut acak-acakan dan seragam yang masih di pakainya menjadi kusut. "Ha? Apa?" Atsumu yang masih setengah sadar hanya mengangguk asal dan melepaskan tas nya lalu kembali tidur.

"MIYA ATSUMU!!!! LO MAU GW GUYUR AIR SEEMBER HA?!" Osamu berjalan ke arah Atsumu dan menarik paksa Atsumu keluar kamar.

Iya, mungkin lebih tepatnya menyeret.

"Heh! Lepas!!" Atsumu yang sadar setelah tubuhnya terbanting dari kasur ke lantai kaget dan memberontak dari seretan Osamu.

"Jangan lah kau kasar-kasar pada saudara sama rahim beda kecebong mu ini.." Osamu langsung melepaskan dan lagi-lagi membuat kembaran nya terbanting.

Dan ditinggal begitu saja.

"Aduh— rip punggung gw.." rintih Atsumu.

*-*-*-*-*

"Osamu?" Lagi-lagi Osamu melamun ditengah makan malam membuat nya menjadi pusat perhatian. "Maaf.. lagi ngerasain makanan bunda.. terlalu enak..hehe.." elak Osamu dengan mengalihkan perhatian dan tertawa canggung.

"Kek ga pernah makan masakan nya bunda.." sahut Atsumu.

"Cuma komentar doang...salah?" Ketus Osamu sembari melanjutkan makan.

"Ya engga.."

*-*-*-*-*

"Malam.." ucap Atsumu kemudian langsung meluncur ke alam mimpinya. Osamu yang hendak meluncur ke alam mimpinya, justru disambut oleh sesuatu yang harusnya tidak kembali lagi, rasa sakit kepala yang sebelumnya sudah mereda dan membuatnya baik-baik saja selama hampir 5 tahun kembali lagi menyerang nya.

"A-akh..s-sakiit.." rintih Osamu tertahan karena tidak ingin mengganggu Atsumu. Ia mencengkram kuat kedua telinga nya, menutup telinga nya kuat-kuat dan menahannya.

"S-sakit.. agh.." Osamu berbalik dan menutup telinganya dengan tambahan bantal. Rasa sakit itu serasa membuat kepala nya pecah, tidak bisa ditulis dengan kata-kata.

"Hiks..sakit.." bahkan Osamu menangis menahan rasa sakit itu yang hinggap pada dirinya sejak kecil, walaupun sudah terbiasa namun ketika sakit itu muncul, itu akan cukup menyiksanya.

"H-hah..hah.." setelah hampir 1 menit, rasa sakit itu berhenti. Osamu perlahan membuka cengkraman tangannya dan memindahkan bantal nya ke posisi semula.

Jantung nya berdenyut lebih cepat, keringat membasahi lehernya dan membuatnya tidak bisa tidur.

"K-kambuh lagi..." Osamu duduk dan menekuk lutut nya, mengusap air matanya dan berusaha menenangkan dirinya. Ia lalu beranjak dari tempat tidur nya, melihat ke atas, tempat Atsumu tidur dan memastikan jika dirinya masih damai dengan tidurnya.

"Bulan nya indah.." gumam Osamu sembari membuka jendela, membiarkan angin malam yang tidak terlalu dingin masuk dan menenangkan nya. Ia menarik kursi didekat nya lalu duduk di samping jendela, memandangi sang dandelion diterpa angin

Osamu menarik napas dan tersirat sebuah lagu di benak nya,

And I've heard of a love that comes once in a lifetime
And I'm pretty sure that you are that love of mine

'Cause I'm in a field of dandelions
Wishing on every one that you'll be mine, mine

And I see forever in your eyes..

Osamu sesaat mematung mendengar adanya suara lain menyahut nyanyian nya,

I feel okay when I see you smile, smile
Wishing on dandelions all of the time
Praying to God that one day you'll be mine
Wishing on dandelions all of the time, all of the time..

"Kebangun?" Tanya Atsumu menyenderkan kepalanya ke tembok. "Ah.. iya, gw ga bisa tidur hehe," ucap Osamu tertawa renyah.

"Yauda gw temenin.. atau lu pindah tidur diatas? Gw dibawah?" Tawar Atsumu namun ditolak oleh Osamu. "Ga seru tidur diatas, pasti basah gara-gara lu ngompol!" Ucap Osamu asal.

"Heh! Ga ya! Gw udah SMA! Bukan bocah ingusan lagi!!" Bantah Atsumu tak terima. "Bocah ingusan? Yeuu berarti ngaku nih lu lebih banyak nangis daripada gw, jatoh dikit nangis!" Atsumu semakin tak terima, ia menggigit selimutnya dan menariknya.

"Eh lu laper ga?" Tanya Osamu tiba-tiba. Atsumu dengan raut ngambek hanya mengangguk sok tsundere. "Bikin makanan kuy?" Atsumu mengangguk dengan semangat lalu beranjak dari tempat tidur.

Osamu lalu menutup jendela dan keluar kamar menuju dapur diikuti Atsumu dibelakang.

******

Osamu membuka kulkas dan mengambil puding untuk camilan nya namun ada sedikit kejanggalan, "Kok segel nya kebuka?" Osamu yang penasaran lalu membuka semua segel nya dan, "KOK TINGGAL SETENGAH?!!" Osamu langsung menoleh ke arah Atsumu yang ternyata menghilang.

Ceklek

"Huff huff huff.." Atsumu terengah-engah, jantungnya berdetak kencang, ia bersembunyi di kamar mandi sementara Osamu celingak-celinguk mencari dalang dari hilangnya setengah puding miliknya.

"Anjing anjing anjing anjing lupaaa, harusnya gw makan sampe abiss..biar ga ketahuan!!" batin Atsumu panik, menutup mulutnya dan berusaha tidak mengeluarkan sedikitpun suara.

DandelionsWhere stories live. Discover now