CHAPTER 2 | DAMN

24 8 2
                                    

Halo gaise!
Nice to meet you,

Sebelumnya, jangan lupa untuk follow dulu akun wattpad aku ya. Supaya nanti, kalau ada chapter or cerita terbaru, kalian gak ketinggalan :D

spill dikit. Btw aku semangat banget nulis cerita ini, because ada sesuatu di dalamnya haha

selamat membaca 🤍

.
.
.

Sebenarnya Hana tidak terlalu mengenal Jeongguk, ia sekedar tahu pria itu dari iklan dan majalah yang menampilkan wajahnya, juga dari isu-isu yang ada. Ya, mungkin pernah bertemu di beberapa acara besar, itu pun hanya kebetulan, tanpa rencana apapun.

Jeongguk dikenal sebagai seseorang yang menawan dan cukup sombong, namun meski begitu vibes tentang Jeongguk dikalangan masyarakat tetap positif, ia juga selalu gigih dalam meraih sesuatu.

Sama seperti Hana, Jeongguk merupakan seseorang yang berambisi besar, ia bisa memutar balikkan otak dan keadaan demi mencapai hasil yang memuaskan.

Pengembangan usahanya pun tidak tanggung-tanggung, mungkin hampir di setiap negara ia memiliki cabang perusahaan dengan nama Kim Group.

Dan, alasan kegelisahan Hana sekarang adalah semua yang terlalu mendadak. Hana khawatir tujuan, ide dan kemampuan yang dimilkinya tidak bisa mendominasi atau pun menyamai perusahaan Kim karena kurangnya persiapan. Ia sungguh tidak ingin perusahaannya dipandang buruk oleh mereka, bahkan orang lain termasuk awak media yang mungkin akan mengetahui ini.

"Akan aku persiapkan semuanya dengan benar,"

Ujar Yura tiba-tiba, ia mengerti perasaan Hana sekarang. Ia berusaha menenangkannya agar tidak terlalu memikirkan, khawatir kondisi kesehatannya akan terganggu.

"Aku ragu," ujar Hana singkat.

"Kau bisa." Yura meyakinkan.

Yura yang tetap berada di samping Hana lagi-lagi menjadi kekuatan untuk Hana, Yura selalu meyakinkan Hana dengan kalimat-kalimat penenangnya, hingga Hana benar-benar sadar dan kembali yakin dengan dirinya sendiri.

Hana berfikir sekali lagi, ia bertanya-tanya pada dirinya di dalam hati. Ia sadar dirinya tidak pernah seperti ini, dirinya yang sebenarnya selalu yakin dalam menjalankan setiap keputusan.

"Jangan khawatir aku akan membantumu," ujar Yura sekali lagi.

Hana menggenggam tangan Yura. "Terima kasih. Aku akan mempercayaimu lagi, dan selalu."

Hana merasa lega, kini ia yakin bisa mengatasi semua ini, tentu dengan dukungan dan bantuan dari Yura, juga orang kantor, mungkin.

Yura tersenyum lalu mengangguk. Ia tahu berada diposisi Hana bukanlah hal yang mudah, mungkin memang sangat membanggakan, tapi tanggungjawab yang dipikul tentu lebih besar lagi.

Memastikan kebahagiaan untuk banyak orang merupakan tanggungjawab yang besar dan itulah yang dipikul Hana sekarang. Ia harus berani mengambil keputusan yang juga berarti siap dengan resikonya jika terjadi sesuatu. Hana harus selalu memastikan kesejahteraan para karyawannya agar tidak kekurangan apapun.

Ditambah lagi harus berhadapan dengan publik dan pesaing lain yang mungkin lebih baik dan hebat, sungguh membayangkannya saja sudah membuat stress. Namun dibalik semua itu, balasannya juga tentu setimpal, berupa kepuasan hati dan kebahagiaan yang begitu besar disertai rasa bangga.

"Kalau begitu bagaimana jika kita persiapkan dari sekarang?"

Usul Yura barusan mendapat sambutan baik dari Hana, ia langsung menyetujui ide dari sekretarisnya itu.

LATHOS [REVISI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant