"Heh Sikha, apa kau tuli? Cepat masuk sebelum aku berubah pikiran" Suara Diaz dari dalam mobil menyadarkan Sikha.

"Pak Diaz yakin?" Tanya Sikha tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.

"Astaga, ayo cepat" Jawab Diaz sedikit kesal.

        Secepat kilat, Sikha masuk kedalam mobil milik atasannya itu. Diaz kembali melajukan mobilnya. Sikha melirik kearah Diaz takut. Pria itu tidak mengatakan apa-apa. Hanya fokus kejalanan didepannya.

        Tanpa sadar, Sikha melihat ada warna hitam kebiruan ditangan kiri Diaz. Sikha makin merasa bersalah. Pasti itu karna ulahnya.

"Pak"

"Hem"

"Ma'af ya pak"

"Untuk?"

"Untuk kelakuan saya yang sudah memukul anda, pasti badan anda sakit semua"

"Harusnya sebelum bertindak, kau dengarkan dulu penjelasanku, seenaknya saja memukul orang"

"Iya pak, saya tidak tau kalau saat itu anda sedang berusaha mendekati nona El, hihihihi" Kata Sikha yang tertawa geli membayangkan Diaz berusaha keras mendekati El.

"Siapa yang memberitahumu?"

"Pak Sharga" Jawab Sikha keceplosan.

"Ck dasar tidak bisa dipercaya" Kata Diaz kesal.

"Tapi apa mungkin seorang pria seperti pak Diaz bisa menakhlukkan wanita seperti nona El? Ya dilihat darimanapun juga nona El sangat berbeda dengan anda"

"Apa maksudmu?"

"Nona El itu orang yang mudah akrab dengan siapa saja, dia juga ceria walaupun sedikit aneh, sementara anda...."

"Ada apa denganku?"

"Apa anda tidak sadar, jika anda sedikit menakutkan. Kalau dengan orang yang sudah mengenal anda cukup lama mungkin akan mengerti bagaimana diri anda sebenarnya. Tapi orang-orang seperti nona El, pasti menganggap anda orang yang sedikit kejam, mungkin"

"Berlebihan sekali"

"Apanya yang berlebihan? Memang begitu adanya. Jika anda ingin mendekati seorang wanita, cobalah untuk mengurangi sikap datar anda"

"Tidak akan, jika dia benar-benar menyukaiku, menerimaku, dia akan menerima semua sikap yang ada pada diriku. Ini aku, tidak ada kata berubah hanya untuk menakhlukkan hati seorang wanita. Jika memang berjodoh, akan Tuhan lancarkan semua. Jika tidak, anggap saja hanya sebatas kenangan"

"Waaaaaaaah menakjubkan, baru kali ini saya dibuat terpukau dengan kata-kata anda" Kata Sikha sambil bertepuk tangan dengan heboh.

       Diaz memutar matanya malas. Belum tau saja, Diaz pandai menasehati tapi tidak pandai menjalani.

"Oya, bagaimana tugas dari Sharga? Kenapa kau berjalan kaki?" Tanya Diaz saat teringat sekretaris Sharga itu berjalan seorang diri ditrotoar.

"Huh, tadinya saya sudah lupa, pak Diaz malah mengingatkan lagi" Kata Sikha cemberut.

         Lalu mengalirlah cerita Sikha yang diminta Sharga untuk menemui salah satu CEO sebuah perusahaan majalah. Gara-gara telepon yang tidak mendapat tanggapan, Sikha berinisiatif sendiri mendatangi perusahaan itu. Meminta CEO itu untuk menghentikan pemberitaan yang berhubungan dengan Sharga dan Ahra.

Love For EleanorWhere stories live. Discover now