PROLOG

1.8K 111 51
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, selamat datang di cerita Ayana dan Dhaffi ❤️

Semoga kalian suka dan dapat mengobati rasa penasaran kalian semuanya 🙌

Serius gua deg-degan banget up cerita ini, semoga kalian gak kecewa yaa

*****

Pernahkah kalian jatuh cinta tanpa adanya kata permisi untuk memasuki hati kalian? Tanpa adanya kata gombal yang membuat wajah bersemu merah? Tanpa adanya sentuhan yang menggetarkan hati? Atau tanpa adanya tatapan mata yang saling menginginkan?

Ya, semua itu lah yang dirasakan oleh gadis berusia sembilan belas tahun itu. Berbeda dengan orang-orang yang pertama kali jatuh cinta, setidaknya pernah merasakan satu pertanyaan itu dalam dirinya. Tetapi gadis itu jatuh cinta, yang hanya dengan sebuah kalimat sederhana terucap dari bibir lelaki kutub itu. "Setidaknya memilih untuk sendiri hingga halal adalah cara yang terbaik untuk tidak menyakiti diri sendiri dan itu salah satu cara Allah SWT menyayangi kita."

Gadis itu hanya diam seribu bahasa, keberaniannya lenyap seketika untuk melawan setiap ucapan yang keluar dari lelaki di depannya itu. Ucapan lelaki itu benar-benar menyadarkan dirinya, bahwa hal yang telah dilakukannya ini hanya sebuah tindakan bodoh yang semakin membodohi dirinya sendiri.

*****

Hari ini ia menghentikan harapannya untuk tidak mengharapkan berjodoh dengan lelaki seperti itu, semuanya akan sia-sia sebab ia tidak pantas lagi mendapatkan segala kesempurnaan dari lelaki itu. Lelaki itu berhak mendapatkan seseorang yang lebih pantas mendampinginya. Kalau ia tetap memaksakan, sama saja ia mempermalukan dirinya sendiri. Biarlah semua yang terjadi itu menjadi kenangan, ia harus tetap melanjutkan kehidupannya dengan cahaya yang baru.

Ia kembali mengingat-ingat apa yang ia lakukan dan ia cari selama ini dengan pasangannya. Selama ini ia mengagumi pasangannya hanya dengan melihat fisik, serta kenyamanan yang hanya menimbulkan dosa. Tetapi saat ini ia sadar, bahwa semua itu hanya sebuah pisau yang semakin di asah semakin melukai dirinya sendiri. Seperti itu lah ibarat cinta, menyayat hal-hal yang tidak bersalah, dan menimbulkan rasa sakit yang membuat diri sendiri menderita.

Ia tidak ingin menyalahkan takdir, semua ini adalah kesalahannya. Maka hari ini keputusan seberat apapun akan ia lakukan untuk kebaikan mereka semua ke depannya. Walaupun tanpa adanya sosok yang mendampingi dirinya menghadapi semua ini, tapi ia telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan memberikan harapan yang baik untuk kehidupan baru ini.

Ia melihat kesekeliling ruangan itu, ia kembali teringat kejadian satu bulan yang lalu dan mengharuskannya mengambil keputusan ini. Air matanya luruh begitu saja di pipi putihnya yang terlihat semakin tirus. Kemudian ia berjalan menuju ruangan tengah kontrakan itu kembali.

"Lo pulang sana! Nggak enak sama tetangga yang lain," mendengar hal itu lelaki di depannya hanya diam tanpa menghiraukan ucapan dari wanita itu.

"Lo denger nggak sih gue bilang apa, itu di luar juga mau hujan. Nanti kemalaman lo sampai ke Jakarta," ucap wanita itu kembali sambil menyenderkan tubuhnya.

"Lo bawel banget sih, udah kayak mama gue aja," ucap lelaki itu sambil mendudukkan tubuhnya yang sebelumnya tidur di atas tikar.

"Emang udah mau jadi calon mami juga kan?" Ucap wanita itu dengan tersenyum miris.

"Lo habis nangis lagi, ya?" Tanya lelaki itu.

"Nggak, cuma kelilipan saja," ucap wanita itu dan menghampiri lelaki itu.

Notes With Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن