Bagian 6 : -Eidetik-

4K 676 191
                                    


Salah satu kemewahan bagi Mila adalah ketika tertidur tanpa mimpi, lalu terbangun secara alami keesokan harinya tanpa gangguan panggilan dari klinik.

Karenanya Mila merasa aneh ketika melihat jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul enam lebih. Padahal biasanya ia akan mendapatkan telepon rutin dari Pedro atau staf klinik yang mengalirkan keadaan para pasien semalam. Bahkan alarm yang disetel pada pukul lima pun sepertinya tidak berbunyi.

Merasa ada yang salah, Mila terduduk dan memandangi bagian atas nakas dengan heran manakala benda pipih persegi itu tidak ada di sana.

Sekelebat bayangan kejadian beberapa jam lalu, ketika Gelar merebut dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket, melintas di benak Mila.

"Ah." Mila tersenyum senang dan dengan semangat bangkit dari tempat tidur. Perlahan ia membuka pintu kamar tanpa menimbulkan suara, melirik kanan kiri untuk mengawasi keadaan, lalu berjinjit menuju kamar tamu.

Ini pasti hari keberuntunganku! pikir Mila spontan begitu melihat pintu kamar tamu yang sedikit terbuka. Tak terkunci.

Sayangnya Mila harus kecewa ketika tidak menemukan sosok Gelar terbaring pasrah tanpa pakaian di atas ranjang seperti bayangannya semula. Ranjang itu bahkan masih rapi seperti belum pernah ditiduri. Hanya ada selembar jaket windbreaker hitam yang tersampir di salah satu sisi ranjang.

Mila meraih jaket itu lalu memeriksa semua saku sampai menemukan ponselnya. Patung kristal beruang yang semalam ia berikan kepada Gelar tampak mengintip dari salah satu saku.

"Jadi papa kamu nggak tidur?" tanya Mila saat patung itu sudah berada dalam genggamannya. "Ke mana?" tanyanya lagi, lalu terdiam menunggu, seolah benda mati itu bisa menjawab pertanyaannya.

"Ahhh. Kamu benar. Mungkin dia sedang mandi!" Mila tersenyum penuh arti sebelum mengembalikan patung kecil itu ke dalam saku, lalu mengendap-endap menuju kamar mandi.

Sayangnya ruangan itu gelap dan kosong. "Baiklah. Mungkin ini bukan hari keberuntunganku," ujarnya acuh tak acuh lalu bergegas keluar kamar.

Saat tiba di depan pintu kamar, Mila sengaja berbalik untuk memeriksa keadaan ruang tengah. Ia berdecak takjub melihat keadaan ruangan yang sudah rapi seolah tidak pernah terjadi adegan perkelahian.

Mila tersenyum puas, lalu berjalan pelan sambil memeriksa perabotannya satu persatu.

Sebelumnya ia tidak pernah bertemu dengan orang yang repot-repot mengingat bagaimana cara seseorang menyimpan barang-barang, tetapi melihat bagaimana Gelar menata ulang ruang tengahnya membuat Mila yakin kalau lelaki itu adalah tipe orang yang peduli pada hal-hal kecil.

Bahkan untuk hal sesepele seperti susunan majalah dalam rak. Gelar meletakkannya sama persis seperti yang Mila lakukan. Bukan berdasarkan edisi maupun ukuran, tetapi berdasarkan majalah yang paling sering Mila baca.

"Sempurna," seru Mila puas melihat koleksi patung beruang kristal di dalam pajangan kaca yang menempel ke dinding, berada dalam posisi yang benar. Sepertinya Gelar memiliki ingatan eidetik atau ingatan fotografis, yaitu kemampuan untuk mengingat suatu peristiwa atau objek secara akurat dalam waktu beberapa menit saja. Jika benar begitu, maka tidak heran mengapa lelaki itu terpilih menjadi anggota Cryptic.

Terdapat dua puluh kotak untuk menyimpan patung kristal, tapi yang terisi hanya separuhnya saja. Mila tidak asal membeli patung kristal sekadar untuk memenuhi lemari pajangannya, ia hanya membeli patung yang bisa membuatnya merasakan sesuatu begitu melihatnya.

"Apa kabar, Anak-anak? Sepertinya papa tidak kesulitan menemukan tempat kalian masing-masing."

Entah berapa lama Mila berdiri di depan koleksi kristalnya dan mengagumi pendaran cahayanya yang indah, ketika tiba-tiba geraman rendah seseorang terdengar dari arah sofa.

Kemilau RevolusiWhere stories live. Discover now